murtad, maka anak-anaknya atau ahli warisnyayang laintidak dapat menjaadi ahli waris dari harta orang yang telah murtad.
47
Jadi, tidak dapat dilakukan pembagian warisan karena perbedaan agama. Dasarnya adalah hadis Nabi SAW :
ص ا نا ﺪ ﺰ ﺔ ﺎ ا .
م :
ا ثﺮ ا ﺮ ﺎﻜ ا ثﺮ و ﺮ ﺎﻜ ا
Artinya: “Dari Usamah bin Yazid katanya, Rasulullah saw bersabda :
“Tidak mewarisi orang muslim terhadap orang-orang kafir, dan tidak mewarisi oaring-orang kafir terhadap orang
muslim.”
48
Dengan demikian, apabila suami yang murtad itu mengajukan permohonan ke Pengadilan Agama untuk diadakan pembagian warisan
terhadap harta mereka, maka Pengadilan Agama menolak pengajuan tersebut, dengan alasan bahwa Pengadilan Agama tidak berhak dalam hal
ini, karena mereka berbeda agama. Perbedaan agama inilah yang menjadi penghalang dalam hal waris-mewarisi.
B. Tinjauan Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan dalam Menetapkan
Akibat Hukum Dari Perceraian Dengan Alasan Suami Murtad
Menurut para ulama Fiqh, jika seseorang suami atau isteri keluar dari agama Islam murtad, maka dengan sendirinya perkawinannya menjadi fasakh
terputus tanpa perlu melalui talak atau perceraian. Di Indonesia putusnya ikatan perkawinan karena riddahnya seseorang dari suami isteri termasuk fasakh dan
47
ash-Shiddiqy, Fiqhul Mawaris, Hukum Waris dalam Syari’at Islam, h. 62
48
Imam Muslim, Shahih Muslim, h. 273
harus dilakukan di depan Pengadilan Agama. Pengadilan Agama hanya dapat menerima riddahnya seseorang jika orang itu menyatakan sendiri dengan tegas
atau berdasarkan saksi-saksi yang memberikan kesaksian di Pengadilan Agama bahwa ia telah keluar dari agama Islam. Karena itu, “riddah” seseorang yang
dilakukan bukan didepan Pengadilan Agama tidak boleh dianggap sah.
49
Dalam penelitian penulis terhadap putusan perkara perceraian yang disebabkan apabila salah seorang dari suami isteri tidak lagi memeluk agama
Islam karena keyakinan batinnya murtad. Dalam hal ini salah satu pihak dapat meminta hukum tentang status pernikahannya, menurut hukum agama Islam
Pengadilan Agama dapat menyatakan dalam keputusannya bahwa perkawinan mereka telah terfasakh disebabkan salah seorang dari pada suami isteri itu tidak
lagi memeluk agama Islam. 1.
Pokok Perkara Dalam putusan perkara no. 1154Pdt. G 2007 PA. JS di
sebutkan bahwa: Ersy Vinnilia Syarif binti S. Syarif, umur 30 tahun, agama Islam, pekerjaan swasta, tempat tinggal Jl. Pondok Jaya VI No. 15, Rt. 006,
Rw. 006, Kelurahan Pela Mampang, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan sebagai “Penggugat” melawan Devi Sammy Andrean Tumengkot bin
Estefanus Tumengkot, umur 31 tahun, agama Kristen Protestan, pekerjaan swasta, tempat tinggal Jl. Radar Auri No. 3 Rt. 001, Rw. 007, Kelurahan
49
Drs. H. Muh. Abduh Sulaiman, Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Wawancara Pribadi
, Jakarta,
Cimanggis, Kecamatan Cisalak, Kota Depok, Jawa Barat, selanjutnya deisebut “Tergugat”.
Berdasarkan surat gugatan yang diajukan oleh penggugat yaitu tertanggal 21 Agustus 2007 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Agama Jakarta Selatan dengan Nomor 1154Pdt. G2007PA.JS tertanggal 21 Agustus mengemukakan hal-hal sebagai berikut:
a. Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan pernikahan pada tanggal 29
Juli 1999 di hadapan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, sebagaimana akta nikah
No. 34886VII1999. b.
Sejak menikah sampai dengan November 2006 kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat masih rukun sebagaimana layaknya suami isteri
meskipun pernah timbul perselisihan namun masih bisa diatasi. Pada waktu rukun berumah tangga Penggugat dan Tergugat berkediaman di Jl.
Pondok Jaya VI No. 15 Rt. 006 Rw. 006, Kelurahan Pela Mampang , Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
c. Dari pernikahan tersebut telah dikaruniai seorang anak yang bernama Sata
Dennise Virgilia. d.
Sejak November 2006 kehidupan Penggugat dan Tergugat sering terjadi perselisihanpertengkaran secara terus menerus yang sulit diatasi, sehingga
membawa akibat buruk bagi kelangsungan hidup berumah tangga yang telah dibina mereka bersama.
e. Bahwa, sebab-sebab terjadinya perselisihanpertengkaran tersebut karena
Tergugat sebagai suami telah kembali keagama semula Kristen Protestan sejak tahun 2004.
f. Bahwa, akibat dari perselisihan tersebut akhirnya sejak November 2006
hingga sekarang ini + 10 bulan Penggugat dan Tergugat telah berpisah tempat tinggal, yang mana dalam pisah tersebut Penggugat dengan
Tergugat bertempat tinggal di alamat masing-masing sebagaimana tersebut di atas.
g. Bahwa, sejak berpisahnya Penggugat dengan Tergugat selama + 10 bulan
tersebut, maka sejak itu Tergugat tidak pernah lagi memberikan nafkah lahir batin terhadap Penggugat.
h. Bahwa, dengan sebab-sebab tersebut diatas Penggugat merasa rumah
tangganya tidak bisa dipertahankan lagi, mengingat perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus yang berkepanjangan, maka Penggugat
bertambah yakin bahwa tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam berumah tangga dengan Tergugat. Oleh karena itu, mohon kiranya kepada
Bapak Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan untuk memutuskan perkawinan Penggugat dan Tergugat.
i. Bahwa, mengingat anak Penggugat dan Tergugat masih dibawah umur,
maka anak tersebut haruslah dibawah asuhan Penggugat demi kelangsungan kasih sayang dan pendidikannya, maka anak tersebut
haruslah dibawah pengasuhan dan pemeliharaan Penggugat, adapun
mengenai nafkah anak tersebut hendaknya dibebankan kepada Tergugat untuk setiap bulannya sebesar Rp. 1.500.000,-satu juta lima ratus ribu
rupiah. 2.
Bukti-bukti dalam Persidangan Dalam persidangan Pengugat dan Tergugat membawa bukti-bukti
untuk memperkuat pendapatnya yang berupa alat bukti surat dan beberapa saksi dari masing-masing pihak.
Adapun alat bukti berupa surat yang diajukan Penggugat yang telah dicocokan dengan aslinya dan bermaterai yang cukup adalah sebagai
berikut; a.
Foto copy Kutipan Akta Nikah dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Mampang Prapatan Nomor: 34886VII1999, tanggal 29 Juli 1999 yang
telah ditetapkan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Mampang Prapatan P-1.
b. Foto copy akta kelahiran atas nama Dennise Virgilia yang dikeluarkan
catatan sipil Jakarta Selatan P-2. Selain bukti tertulis Pengggugat telah mengajukan saksi keluarga
sebagai berikut: Eli Nafadan binti Taib, yang dibawah sumpah menerangkan sebagai berikut:
a. Hubungan saksi sebagai ibu kandung Penggugat.
b. Benar antara Penggugat dan Tergugat menikah tanggal 29 Juli 1999 dan
telah dikarunia seorang anak.
c. Setelah menikah, mereka tinggal serumah dengan saksi.
d. Pada saat itu hubungan Penggugat dan Tergugat tidak rukun dan mereka
sering berselisih dan bertengkar, dan saksi sering melihat mereka bertengkar.
e. Penyebab adanya sering terjadinya pertengkaran itu disebabkan Tergugat
kembali keagama asalnya Kristen Protestan tahun 2004. f.
Sejak November 2006 Tergugat meninggalkan kediaman bersama dan kembali ke orangtuanya.
g. Upaya keluarga untuk mendamaikan Penggugat dan Tergugat sudah ada
tapi tidak berhasil. Selanjutnya Tergugat juga mengajukan saksi keluarga yang
bernama Estefanus Tumengkol bin Tumengkol, yang dibawah sumpahnya menerangkan sebagai berikut:
a. Hubungan saksi sebagai ayah Tergugat.
b. Benar Penggugat dan Tergugat telah menikah tanggal 29 Juli 1999 dan
telah dikaruniai seorang anak. c.
Pada saat menikah Tergugat masuk agama Islam dan sebelumnya beragama Kristen Protestan.
d. Benar Tergugat telah kembali keagamanya semula tahun 2004, karena
tidak ada bimbingan dari Penggugat.
e. Sejak November 2006 rumah tangga tidak harmonis, sering terjadi
perselisihan dan pertengkaran antara mereka dan sekarang mereka telah berpisah rumah.
f. Sulit untuk rukun kembali antara Penggugat dan Tergugat karena
Tergugat tetap pada keyakinannya agama Kristen Protestan. Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat telah diberikan
kesempatan yang cukup untuk mengajukan bukti-bukti, namun tidak mengajukan bukti lainnya lagi kecuali bukti-bukti tersebut diatas.
Menimbang, bahwa selanjutnya Penggugat dan Tergugat menyatakan tidak akan mengajukan apa-apa lagi kecuali mohon putusan yang
seadil-adilnya.
3. Pertimbangan Hakim
Majelis Hakim menimbang bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana tersebut diatas.
Bahwa yang menjadi permasalahan Penggugat mengajukan gugatannya adalah karena rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak
harmonis lagi dan antar Penggugat dan Tergugat sering terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus, sebab Tergugat kembali keagama semula
yaitu Kristen Protestan yang kemudian diakhiri denagn perpisahan rumah sejak bulan November 2006.
Berdasarkan bukti P-1 telah terbukti bahwa antara Penggugat dan Tergugat masih terikat dalam pernikahan yang sah dan antara Penggugat dan
Tergugat telah dikaruniai seorang anak sesuai bukti P-2. Majelis Hakim telah berusaha menasehati Penggugat agar rukun
kembali, akan tetapi tidak berhasil, karena Penggugat didalam persidangan tetap bersiteguh terhadap dalili-dalilnya, dalam pada itu Tergugat didalam
jawabannya telah mengakui semua dalil Penggugat dan tidak keberatan bercerai dengan Penggugat dan setuju jika anak diasuh oleh Penggugat dan
Tergugat sanggup memberi nafkah anak sebesar Rp 800.000,-delapan ratus rubu rupiah.
Terhadap dalil-dalil Penggugat yang telah dibenarkan oleh Tergugat dianggap sebagai pengakuan Tergugat sehingga oleh karenanya
dalil-dalil Penggugat tersebut telah menjadi dalil yang tetap, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 174 HIR, pengakuan tersebut dipandang telah
mempunyai kekuatan pembuktian. Walaupun Tergugat telah mengakui semua dalil Penggugat, namun
karena perkara ini bidang perceraian dan juga menghindari adanya rekayasa, kesepakatan dan kebohongan besar dalam alasan perceraian oleh para pihak,
maka Tergugat masih dibebani beban pembuktian. Dalam perkara ini Penggugat dan Tergugat telah mengajukan saksi
keluarga masing-masing yaitu 1, Eli Nafidan binti M Taib, 2, Estefanus Tumengkol bin Tumengkol yang telah memberi kesaksian dibawah sumpah.
Pertimbangan hakim juga dalam hal keterangan para saksi tersebut secara formil dapat diterima karena telah memenuhi unsure Pasal 76 ayat 1
Undang-undang Nomor 7 tahun 1989, dan secara materil dapat dipertimbangkan karena satu sama lain saling bersesuaian sebagaimana
dimaksud oleh Pasal 170 dan Pasal 172 HIR. Berdasarkan keterangan para saksi yang saling bersesuaian
tersebut Majelis Hakim menemuka fakta-fakta didalam persidangan sebagai berikut :
Bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak harmonis dan antara mereka sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang sulit dirukunkan,
yang disebabkan Tergugat sejak tahun 2004 telah kembali keagamanya semula Kristen Protestan yang akibatnya sejak bulan November 2006
Penggugat dan Tergugat telah berpisah rumah dan sampai sekarang tidak pernah berkumpul lagi.
Majelis Hakim menimbang, bahwa maksud dan tujuan perkawinan menurut ketentuan hukum perundang-undangan yang berlaku sebagaimana
telah ditentukan didalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 juga Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam adalah membentuk rumah tangga sakinah,
mawaddah dan rahmah, namun yang terjadi dalam rumah tangga Penggugat dengan Tergugat adalah sebaliknya yaitu suatu rumah tangga yang penuh
dengan perselisihan dan pertengkaran bahkan antara Penggugat dan Tergugat
sudah berpisah rumah selama 1 satu bulan sehingga kedua belah pihak sudah tidak dapat lagi menjalankan hak dan kewajibannya masing-masing.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas, maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat sudah
pecah dan sudah tidak harmonis lagi serta tidak sesuai dengan tujuan perkawinan sebagaimana tesebut diatas, maka mempertahankan rumah tangga
yang sudah sedemikian keadannya itu dikhawatirkan dapat menimbulkan hal- hal yang negative bagi keduanya, oleh karenanya Majelis berpendapat bahwa
alasan Penggugat telah sesuai dengan ketentuan Pasal 39 ayat 2 Undang- undang Nomor 1 Tahun 1974 jo Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah
Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam, maka gugatan Penggugat patut untuk dikabulkan.
Menimbang, bahwa selama perkawinan antar Penggugat dan Tergugat telah lahir 1 satu orang anak yang
bernama Safa Dennise Virgilia, lahir tanggal 2 September 2000. Sesuai dengan ketentuan pasal 105 a Kompilasi Hukum Islam
menentukan bahwa pemeliharaan anak yang belum mumayiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya, oleh karena anak Penggugat dan
Tergugat yang bernama Safa dennise Virgilia sesuai dengan bukti P-2 dan terbukti bahwa anak tersebut baru berumur 7 tahun sehingga oleh karenanya
sesuai dengan ketentuan pasal 195 huruf a Kompilasi Hukum Islam tersebut maka anak tersebut harus ditetapkan diasuh dan dipelihara oleh Penggugat.
Sesuai dengan ketentuan pasal 41 huruf a Undang-undang nomor 1 tahun 1974 bahwa akibat putusnya perkawinan baik ibu maupun bapak tetap
berkewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak, maka sesuai dengan pertimbangan hukum
tersebut diatas, meskipun secra fisik anak-anak dalam pemeliharaan Penggugat namun tidak berarti untuk memiliki, sebab pada hakekatnya anak-
anak tersebut adalah milik berdua sehingga Tergugat sebagai ayahnya tetap diperbolehkan sewaktu-waktu bertemu mengajak jalan-jalan untuk
mencurahkan rasa kasih sayangnya kepada anak-anak terssebut dengan cara- cara yang baik dan sesuai dengan kepatutan tanpa dihalang-halangi oleh
Penggugat. Mengenai nafkah anak telah disepakati oleh Penggugat dan
Tergugat sebesar Rp 800.000,- delapan ratus ribu rupiah. Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 84 Undang-
undang Nomor 7 Tahun 1989 jo Pasal 35 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta SEMA Nomor : 28TUADA-MAX2000 tanggal 22
Oktober 2002 maka Majelis memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agma Jakarta Selatan untuk mengirimkan salinan putusan ini kepada Pegawai
Pencacat Nikah pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Mampang Prapatan untuk mencatat perceraian tersebut.
Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 89 ayat 1 Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1989 biaya perkara ini dibebankan kepada Penggugat. 4.
Putusan Perkara Hakim telah memutuskan:
a. Menjatuhkan talak satu ba’in sughra Tergugat Devy sammy Andrean
Tumengkol bin Estefanus Tumengkol terhadap Penggugat Ersy Vinillia Sjarif binti S. Sjarif dan menyatakan perkawinan antara Penggugat dan
Tergugat putus karena talak tersebut. b.
Menetapkan anak Penggugat dan Tergugat yang bernama Safa Dennise Virgillia, lahir 2 November 2000, berada dibawah pengasuhan dan
pemeliharaan Penggugat. c.
Menghukum Tergugat untuk membayar nafkah anak tersebut melalui Penggugat untuk setiap bulannya Rp 800.000,-delapan ratus ribu rupiah
d. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Jakarta Selatan untuk
mengirimkan salinan putusan ini kepada Pegawai Pencatat Nikah pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Mampang Prapatan untuk mencatat
perceraian tersebut. e.
Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 206.000,-dua ratus enam ribu rupiah.
C. Analisis Kasus