Aspek Psikologis Program Akselerasi

berbakat dengan jangka waktu pendidikan yang lebih cepat dari program kelas regular, guna memenuhi kebutuhan anak didik yang disesuaikan dengan kecerdasan, minat, bakat dan motivasi, yang didukung oleh kecepatan mengajar guru dan lingkungan belajar yang mendukung siswa belajar secara cepat.

b. Aspek Psikologis Program Akselerasi

Secara psikologis anak berbakat diidentikan dengan istilah anak yang memiliki kecerdasan dan kemampuan luar biasa. Berkenaan dengan hal itu maka teori-teori program percepatan belajar yang digunakan disini adalah mengacu pada teori tentang anak berbakat. Penelitian yang dilakukan oleh Terman tentang anak berbakat dengan menggunakan kriteria IQ yang tinggi untuk menentukan keberbakatan, telah membuat keberbakatan cenderung diasosiasikan dengan nilai IQ yang tinggi dan identifikasi anak berbakat pada umumnya didasarkan pada tes intelegensia Uni Dimensional 16 . Penilaian ini kemudian dikembangakan oleh Renzulli yang menentang konsep uni-dimensional tersebut dan mengajukan konsep multiple talent. Ia menyatakan bahwa sejauh mana seseorang termasuk berbakat memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa tidak hanya ditentukan oleh tes intelegensia saja, melainkan juga kreatifitas dan tanggung jawab terhadap tugas. Karena intelegensia yang tinggi belum cukup menentukan kemampuan dan kecerdasan luar biasa, demikian pula kreatifitas tanpa mengikat diri dengan tugas belum menjamin prestasi unggul. Oleh karena itu, ketiga ciri tersebut merupakan unsur yang esensial dan penting dalam menentukan keberbakatan seseorang. 17 Sebagaimana yang terlihat pada gambar di bawah ini: 16 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta: PT Gransindo, 1999, Cet. Ke-3, h. 20-21. 17 Joseph S. Renzulli and Sally M. Reis, Enriching Curriculum for All Students, Calitornia: Corwin Press, 2008, Second Edition, h. 15. Gambar 2. The three-ringed conception of giftedness 18 . Dari gambar di atas terlihat bahwa anak yang berbakat tidak cukup hanya mempunyai kecerdasan intelektual saja, tetapi juga harus memiliki kreatifitas, komitmen terhadap tugas, dan kemampuan diatas rata-rata secara bersamaan. Kemudian, anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan yang luar biasa tidak selamanya melakukan hal-hal yang selalu bersifat positif, tetapi mereka juga seperti layaknya anak pada umumnya yang membutuhkan pengertian, perhatian, aktualisasi diri dan penghargaan. Apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka ada kemungkinan timbul masalah-masalah psikologis tertentu , misalnya: 1. Kemampuan berfikir kritis dapat mengarah ke arah sikap meragukan skeptis, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain; 2. Kemampuan kreatif dan minat untuk melakukan hal-hal yang baru, bisa menyebabkan mereka tidak menyukai atau lekas bosan terhadap tugas-tugas rutin; 3. Perilaku yang ulet dan terarah pada tujuan, dapat menjurus keinginan untuk memaksa atau mempertahankan pendapat; 4. Kepekaan yang tinggi, dapat membuat mereka menjadi mudah tersinggung atau peka terhadap kritik; 5. Semangat, kesiagaan mental, dan inisiatifnya yang tinggi, dapat membuat kurang sabar dan kurang tenggang rasa jika tidak ada 18 Gambar diambil dari Joseph S. Renzulli and Sally M. Reis, Enriching Curriculum for All Students, Calitornia: Corwin Press, 2008, Second Edition h. 18. kegiatan atau jika kurang tampak kemajuan dalam kegiatan yang sedang berlangsung; 6. Dengan kemampuan dan minatnya yang beraneka ragam, mereka membutuhkan keluwesan serta dukungan untuk dapat menjajaki dan mengembangkan minatnya; 7. Keinginan mereka untuk mandiri dalam belajar dan bekerja, serta kebutuhannya akan kebebasan, dapat menimbulkan konflik karena tidak mudah menyesuaikan diri atau tunduk terhadap tekanan dari orang tua, sekolah, atau teman-temannya. Ia juga bisa merasa ditolak atau kurang dimengerti oleh lingkungannya; 8. Sikap acuh dan tak acuh dan malas, dapat timbul karena pengajaran yang diberikan di sekolah kurang mengundang tantangan baginya. 19 Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut di atas, sekolah perlu mengadakan bimbingan dan konseling. Selain mengadakan bimbingan dan konseling, perlu diupayakan pula untuk memberikan kepuasan rohani yang bermanfaat dengan memberikan pelayanan pendidikan yang disesuaikan dengan bakat, minat kemampuan dan kecerdasan anak didiknya.

c. Aspek Yuridis Program Akselerasi