6
BAB II DESKRIPSI TEORETIS DAN DESKRIPSI KONSEPTUAL
A. Deskripsi Teori 1. Hakekat Kurikulum
a. Pengertian Kurikulum
Banyak pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli. Pengertian satu dengan yang lainnya sangat beragam.
Pada Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab I pasal I bagian ketentuan umum No. 19
tertulis “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
”.
1
Ditinjau dari asal katanya, kurikulum berasal dari bahasa yunani yang mula-mula digunakan dalam bidang olah raga, yaitu kata currere,
yang artinya jarak tempuh lari. Dalam kegiatan berlari tentu saja ada jarak yang harus ditempuh mulai dari start hingga finish ini disebut
currere.
2
1
Undang-undang RI No 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS PP RI No 47 tahun 2008, h. 4.
2
Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993 h. 1.
Selain di bidang olah raga, istilah kurikulum kemudian juga digunakan dalam bidang pendidikan, yakni sejumlah mata kuliah atau
mata pelajaran yang diberikan dilembaga-lembaga pendidikan. Dalam kamus Webster, kurikulum diberi arti
“a. The Aggregate of course of study given in a school, collage. b. The regular or a
particular course of study in a school, collage ”.
3
Disini “kurikulum” khusus digunakan dalam pendidikan dan pengajaran, yakni sejumlah
mata pelajaran di sekolah atau mata kuliah yang harus ditempuh untuk mencapai suatu ijazah atau tingkat. Kurikulum juga berarti keseluruhan
pelajaran yang disajikan oleh suatu lembaga pendidikan. Kurikulum mengalami perkembangan dan tafsiran yang beragam,
hampir setiap ahli kurikulum mempunyai rumusan tersendiri, walaupun di antara berbagai rumusan tersebut terdapat aspek-aspek
persamaan. Diantaranya adalah: Hilda Taba dalam bukunya, Curriculum Development, Theory and
Practice 1962, seperti yang dikutip oleh Subandijah 1993 mendefinisikan kurikulum sebagai a plan for learning.
4
Di Indonesia istilah “kurikulum” boleh dikatakan baru menjadi populer sejak tahun lima puluhan, dipopulerkan oleh mereka yang
memperoleh pendidikan di Amerika Serikat. Kini istilah itu telah dikenal orang di luar pendidikan. Sebelumnya yang lazim digunakan
adalah “rencana pelajaran”. Pada hakikatnya kurikulum sama artinya dengan rencana pelajaran.
5
Beberapa tafsiran lainnya dikemukakan sebagai berikut: Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah
sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata ajaran subject matter
dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan logis. Mata
3
Webster’s College Dictionary, New York: Random House , 2001, Second Revised, h. 304.
4
Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum,... h. 2.
5
Nasution, Asas-Asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, 1994, h. 2.
ajaran tersebut mengisi materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa, sehingga memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang berguna
baginya. Kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah suatu
program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar,
sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain,
sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya, suatu kurikulum harus disusun
sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja, melainkan meliputi segala
sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti: bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, gambar-
gambar, halaman sekolah, dan lain-lain; yang pada gilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. Semua kesempatan
dan kegiatan yang akan dan perlu dilakukan oleh siswa direncanakan dalam suatu kurikulum.
Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Perumusanpengertian kurikulum lainnya yang agak berbeda dengan pengertian-pengertian
sebelumnya lebih menekankan bahwa kurikulum merupakan serangkaian pengalaman belajar. Salah satu pendukung dari
pengalaman ini menyatakan sebagai berikut: “Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses,
activities, and experiences which pupils have under direction of the school, whether in the classroom or not
”
6
. Pengertian itu menunjukan, bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum
tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan diluar kelas. Tidak ada pemisahan yang tegas antara
intra dan ekstra kurikulum. Semua kegiatan yang memberikan
6
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara , 2007 h. 17- 18.
pengalaman belajarpendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah kurikulum.
Dari berbagai macam pengertian kurikulum di atas, peneliti lebih cenderung menggunakan pengertian yang di rumuskan oleh depdiknas
bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
b. Komponen Kurikulum