2.8.1  Jenis-jenis Diabetes
Ada   dua   jenis   diabetes   berdasarkan   waktu   dimulainya penyakit,   yakni   tipe-1   dan   tipe-2   Tan   Hoan   Tjay   dan   Kirana
Rahardja, 2000 : a.   Tipe-1, IDDM atau jenis remaja juvenile.
Pada  tipe-1  terdapat  destruksi  dari  sel-sel  beta  pankreas, sehingga  tidak  memproduksi  insulin  lagi  akibatnya  sel-sel  tidak
bisa  menyerap  glukosa  dari  darah.  Karena  itu  kadar  glukosa darah  meningkat  diatas  10  mmoll  yakni  nilai  ambang  ginjal,
sehingga   glukosa   berlebihan   dikeluarkan   lewat   urin   bersama banyak air glycosuria. Dibawah kadar tersebut, glukosa ditahan
oleh  tubuli  ginjal.  Tipe  ini  menghinggapi  orang-orang  dibawah usia 30 tahun dan paling sering dimulai pada usia 10-13 tahun.
Penderita   senantiasa   membutuhkan   insulin   maka   tipe-1   juga disebut  IDDM  Insulin  Dependent  Diabete  Mellitus.  Penyebab
diabetes   tipe-1   ini  disebabkan  oleh  suatu   infeksi   virus   yang menimbulkan reaksi auto-imun berlebihan untuk menanggulangi
virus. Akibatnya sel-sel pertahanan tubuh tidak hanya membasmi virus,  melainkan  juga  turut  merusak  atau  memusnahkan  sel-sel
langerhans Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, 2000. Dalam   waktu   satu   tahun   sesudah   diagnosa,   80-90
penderita   tipe-1   memperlihatkan   antibodies   sel   beta   didalam darahnya.  Faktor  keturunan  juga  memegang  peranan,  virus  yang
23
dicurigai   adalah   virus   Coxsackie-B,  Epstein-Barr,  morbilli measless
dan  virus   parotitis   bof.   Pengobatan   satu-satunya untuk   tipe-1    ini   adalah   pemberian   insulin    seumur    hidup.
Berhubungan   IDDM   merupakan   penyakit   auto-imun,   maka imunosupresiva,   seperti   azatioprin   dan   siklosporin
,   berdaya menghambat  jalannya  penyakit,  tetapi  hanya  untuk  sementara
Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, 2000. b.   Tipe-2, jenis dewasa maturity onset atau tipe NIDDM.
Lazimnya  tipe-2  ini menyerang  orang-orang  mulai diatas 40   tahun   dengan   insidensi   lebih   besar   pada   orang   gemuk
overweight,  dengan  Q.I.27 dan  pada  usia  lebih  lanjut.  Orang-
orang  yang  hidupnya  makmur,  culas  dan  kurang  gerak  badan lebih besar  lagi resikonya.  Menurut  perkiraan 5-10 orang-orang
diatas  60  tahun  mengidap  diabetes  tipe-2.  Mulainya  berangsur- angsur   dengan   keluhan   ringan   yang   sering   kali   tidak   tidak
dikenali Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, 2000. Tipe-2  bersifat  menyesatkan  karena  dalam  kebanyakan
hal   baru   menjadi   manifes   dengan   tampilnya   gejala   stadium lanjut
.  Bahkan  bila  sudah  terjadi  komplikasi,  misalnya  infark jantung  atau  gangguan  penglihatan.  Penyebabnya  akibat  proses
menua banyak pasien jenis ini mengalami penyusutan sel-sel beta yang  progresif serta penumpukan amiloid  sekitar  sel-sel beta.  Sel
beta   yang   tersisa   pada   umumnya   masih   aktif,   tetapi  sekresi
24
insulinnya  semakin berkurang.  Selain  itu  kepekaan  reseptornya
menurun .  Hipofungsi  sel-sel  beta  ini  bersama  resistensi  insulin
yang meningkat
mengakibatkan gula
darah meningkat
hiperglikemia.  Mungkin  juga  sebabnya  berkaitan  dengan  suatu infeksi   virus   pada   masa   muda.   Diperkirakan   bahwa   pada
penderita  tanpa  overweight  tidak  kegemukan  resistensi  insulin tidak  berperan.  Tipe  NIDDM  Non-Insulin  Dependent  Diabetes
Mellitus yang  artinya  tidak  bergantung  pada  insulin  dan  dapat
diobati  dengan  antidiabetik  oral.  Faktor  keturunan  memegang peranan besar Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, 2000.
Adapun    jenis    Diabetes    Melitus    Gestasional    GDM adalah  keadaan  diabetes  atau  intoleransi  glukosa  yang  timbul
selama  masa  kehamilan  dan  biasanya  berlangsung  hanya sementara  atau  temporer.  Sekitar  4-5  wanita  hamil  diketahui
menderita   GDM   dan   umumnya   terdeteksi   pada   atau   setelah trisemester  kedua.  Diabetes  dalam  masa  kehamilan,  umumnya
akan pulih beberapa saat setelah melahirkan Depkes RI, 2006. Wanita  yang  pernah  menderita  GDM  akan  lebih  besar
resikonya   untuk   menderita   diabetes   lagi   di   masa   depan   dan kontrol metabolisme yang ketat dapat mengurangi resiko tersebut
Depkes RI, 2006.
25
2.8.2   Obat-obat Antidiabetes