2.9 HIPOGLIKEMIA
Hipoglikemia adalah komplikasi yang paling lazim terjadi pada terapi dengan insulin dan disebabkan oleh turunnya kadar gula darah terlalu
drastis. Hal ini lebih jarang terjadi dengan antidiabetik oral. Keadaan berbahaya ini dapat disebabkan oleh overdose obat, kurang atau tidak
makan sesudah injeksi atau karena absorpsi insulin yang lebih lancar
berhubung lokasi injeksi berlainan ataupun karena kerja fisik berat atau olah raga
. Lokasi injeksi juga turut menentukan kecepatan resorpsi, misalnya penyuntikan di perut dan lengan atas masing-masing 2 dan 2.5 x
lebih cepat dari pada injeksi di paha Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, 2000.
Gejala hipoglikemia. Bila kadar glukosa menurun dibawah ca 3.3 mmoll timbul gejala otonom akibat dari stimulasi susunan saraf adrenerg.
Misalnya berkeringat, gemetar, muka pucat dan jantung berdebar-debar, rasa lapar dan kesemutan sekitar mulut dan lidah. Bila kadar gula turun lebih
lanjut dibawah 2.8 mmoll akan terjadi gejala khas akibat kekurangan glukosa diotak yang mengakibatkan gangguan konsentrasi dan penglihatan,
pusing, termangu-mangu dan mengantuk, bahkan koma Tan Hoan Tjay dan
Kirana Rahardja, 2000. “Hipo” ringan,sebaiknya diatasi dengan segera memberikan gula
seperti perasan jeruk, sirup kental atau makanan apapun. “Hipo” hebat dengan berkurangnya kesadaran atau pingsan adalah keadaan yang sangat
berbahaya, karena bisa mengakibatkan kerusakan otak.
31
Oleh karena itu harus segera diobati dengan injeksi iv larutan glukosa 40- 50
atau im glukagon 1 mg,penderita akan pulih kesadarannya sesudah 10- 15 menit Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, 2000.
2.10 METODE PENGUJIAN 2.10.1 Metode Uji Efek Antidiabetes
A. Metode uji toleransi glukosa oral
Toleransi glukosa adalah kemampuan tubuh untuk menggunakan glukosa dalam tubuh. Kadar glukosa darah akan
naik dengan pemberian glukosa 1 gkgBB secara oral, tetapi tetap dalam keadaan normal tidak pernah melebihi 10 sampai 170
mg100 ml. Puncak kadar glukosa dalam ½ atau 1 jam dan kembali normal setelah 2-3 jam Depkes RI, 2000.
Prinsip toleransi glukosa ialah hewan uji yang telah dipuasakan selama + 16 jam, kemudian diambil darahnya melalui
vena ekor dari masing-masing tikus sebanyak 0.5 ml sebagai kadar glukosa awal lalu diberikan bahan uji obat antidiabetes dan
larutan glukosa peroral. Pengambilan darah vena ekor diulangi setelah interval waktu yang ditentukan Depkes RI, 2000.
Evaluasi
32
Rumus untuk perhitungan kadar glukosa darah adalah sebagai berikut :
A
t
Kadar glukosa darah = ------ x 100 mgdl A
s
Di mana : A = serapan pada panjang gelombang maksimum
A
t
= serapan larutan uji A
s
= serapan larutan baku larutan glukosa standar
Dengan rumus diatas dapat diketahui penurunan kadar glukosa
darah pada kelompok uji diketahui
dengan membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil dari
kelompok kontrol positif. Semua data dimuat dalam tabel dan dievaluasi secara statistik dengan menggunakan ANOVA dan uji
t. Dapat dibuat kurva dosis respons kadar gula darah sebagai fungsi dosis dan waktu penentuan kadar gula darah Depkes RI,
2000.
B. Metode uji aloksan diabetes
Keadaan diabetes dapat diinduksi pada hewan percobaan dengan cara pankreatektomi dan juga secara kimia. Zat-zat kimia
sebagai induktor = diabetogen dapat digunakan zat-zat kimia seperti aloksan yang pada umumnya diberikan secara parenteral.
33
Aloksan mampu menginduksi diabetes secara permanen dimana terjadi gejala hiperglikemia dan sebagai diabetogen yang lazim
digunakan, karena obat ini cepat menimbulkan hiperglikemia yang permanen dalam waktu 2-3 hari Depkes RI, 2000.
Prinsip uji aloksan diabetes ialah induksi diabetes dilakukan pada hewan uji yang diberi suntikan aloksan secara
intravena pada ekor dengan dosis 100 mgkgBB. Dan hewan uji yang berbeda lainnya dengan kondisi yang berbeda akan
menghasilkan dosis yang berbeda pula. Pemberian obat antidiabetik secara oral dapat menurunkan kadar glukosa darah
dibandingkan terhadap hewan uji normal Depkes RI, 2000.
2.10.2 Metode Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
Pemeriksaan kadar glukosa darah dapat dilakukan dengan empat macam metode, yaitu : metode enzimatik, metoda glukosa
test, metode kondensasi, metode oksidasi reduksi Lucie, dkk. 1997.
a. Metode Enzimatik
Glukosa dapat ditentukan secara enzimatik, misalnya dengan penambahan enzim glukosa oksidase GOD. Dengan
adanya oksigen atau udara, glukosa dioksidasi oleh enzim menjadi asam glukuronat disertai pembentukan H
2
O
2
.
34
Dengan adanya enzim peroksidase POD, H
2
O
2
akan membebaskan O
2
yang mengoksidasi aseptor kromogen yang sesuai serta memberikan warna yang sesuai pula. Kadar
glukosa darah ditentukan berdasarkan intensitas warna yang terjadi, diukur secara spektrofotometri Lucie, dkk. 1997.
b. Metode Kondensasi Gugus Amin