2.1.3 Deskripsi
Habitus : Ketinggian tanaman gambir bisa mencapai 10 meter
Tumbuhan : Perdu
merambat dengan percabangan memanjang Daun
: Oval, memanjang, ujung meruncing, tangkai pendek Bunga
: Putih tunggal tumbuh diujung tangkai dan berbuah Buah
: Berupa kapsula
dengan dua ruang Balittro, 2004.
2.1.4 Khasiat
Khasiat gambir sebagai komponen menyirih, yang telah dikenal masyarakat kepulauan
Nusantara sejak + 2500 tahun yang
lalu. Diketahui, gambir merangsang keluarnya getah empedu
sehingga membantu kelancaran proses di perut dan usus. Fungsi lain adalah sebagai obat luka bakar, sakit kepala, disentri, kumur-kumur,
sariawan, serta sakit kulit untuk dibalurkan Balittro, 2004.
2.1.5 Kandungan Kimia
Kandungan yang utama
adalah flavonoid
terutama gambiriin,
catekin polifenolsuatu bahan alami bersifat
antioksidan ,
zat penyamak 22-50, serta sejumlah alkaloid
gambirtannin dan
turunan dihidro- dan okso-nya. Kandungan gambir lain adalah asam catechutannat, guersetin, catechu merah, gambir fluoresein, abu,
asam lemak, lilin, alkaloid tanin Balittro, 2004.
2.2 HEWAN UJI
6
Hewan uji adalah tikus putih jantan galur Sparague Dawley sebanyak 42 ekor tikus dengan berat sekitar 150-200 gram dan brumur + 2-3 bulan yang
diperoleh dari Parasitologi IPB Bogor.
2.3 ALOKSAN
Aloksan 2,4,5,6-tetraoksipirimidin; 5,6-dioksiurasil merupakan senyawa hidrofilik dan tidak stabil Gambar 1. Waktu paruh pada suhu
37°C dan pH netral. Sebagai diabetogenik, aloksan dapat menyebabkan kerusakan sel
pankreas dan dapat digunakan secara intravena, intraperitoneal dan subkutan. Dosis intravena yang digunakan biasanya 65
mgkg BB, sedangkan intraperitoneal dan subkutan adalah 2-3 kalinya Agung Endo Nugroho, 2006.
Gambar 1. Struktur kimia aloksan Aloksan secara cepat dapat mencapai pankreas, aksinya diawali oleh
pengambilan yang cepat oleh sel Langerhans. Pembentukan oksigen reaktif merupakan faktor utama pada kerusakan sel tersebut. Pembentukan
oksigen reaktif diawali dengan proses reduksi aloksan dalam sel Langerhans.
7
Aloksan dapat meningkatkan konsentrasi ion kalsium bebas sitosolik pada sel Langerhans pankreas. Aloksan juga diduga berperan dalam
penghambatan glukokinase dalam proses metabolisme energi. Mekanisme kerja aloksan agen sitotoksiknya dengan cepat terikat sekaligus merusak sel
pankreas dalam memproduksi insulin atau efek diabetogen Agung Endo Nugroho, 2006.
2.4 GLIBENKLAMID
Derivat-klormetoksi ini adalah obat pertama dari antidiabetika oral generasi ke-2
dengan khasiat hipoglikeminya yang kira-kira 100 kali lebih kuat dari pada tolbutamid. Risiko ‘hipo’ lebih besar dan lebih sering terjadi.
Pola kerjanya berlainan dengan sulfonilurea lain, yaitu dengan single-dose pagi hari mampu menstimulasi sekresi insulin pada setiap pemasukan
glukosa selama makan. Dengan demikian selama 24 jam tercapai regulasi darah optimal yang mirip pola normal Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja,
2000. Mekanisme kerja glibenklamid mengurangi gula darah dengan
menstimulasi pelepasan insulin dari pankreas, mengurangi produksi glukosa hati dan meningkatkan respon insulin. Secara umum glibenklamid
menstimulasi sel-sel beta dari pulau langerhans, sehingga sekresi insulin ditingkatkan Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, 2000.
8
Resorpsinya dari usus praktis lengkap, kerjanya dapat bertahan sampai 24 jam. Dalam hati zat ini dirombak menjadi metabolit kurang aktif,
yang disekresikan sama rata lewat kemih dan tinja Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, 2000.
2.5 AKARBOSE