8
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Alur pendistribusian
dokumen Survei
Usaha Konstruksi
Perorangan2014SKP14 seperti pada gambar di bawah ini:
1.8. Arus Dokumen Pelaksanaan SKP14
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
9
BAB II
METODOLOGI
2.1. Cakupan Wilayah
Survei Usaha
Konstruksi Perorangandilaksanakan
di 1.200
DesaKelurahan pada 160 KabupatenKotayang tersebar di 33 Provinsi di Indonesia.
2.2. Pembentukan Kerangka Sampel
Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari 2 jenis, yaitu kerangka sampel untuk pemilihan desakelurahan dan kerangka sampel untuk pemilihan
usaha. •
Kerangka sampel
pemilihan desakelurahanadalah
daftar nama
desakelurahankondisi Juli 2013yang dilengkapi dengan informasi
banyaknya usaha konstruksi hasil Sensus Ekonomi SE2006. •
Kerangka sampel pemilihan usaha konstruksi adalah daftar usaha konstruksi hasil pencacahan SE2006 dengan Daftar SE2006-L2,yaitu isian pada Daftar
SE2006-L2 Rincian 11 yang berkode 9 usaha dan Rincian 14.dberkategori NK Non Kualifikasi.Kerangka sampel ini dimutakhirkan dengan Daftar
SKP13-P pada tahun lalu dan dilengkapi dengan daftar usaha hasil pemutakhiran berdasarkan Daftar SKP14-P.
2.3. Metode Pemilihan Sampel
Survei dirancang menggunakan desain sampel 2 dua tahap two-stage sampling design, dengan prosedur pemilihan sampel sebagai berikut:
Tahap pertama,
pada setiap
kabupatenkota dipilih
desakelurahansecaraprobality proportional to size PPS dengan size jumlah usaha konstruksi perorangan hasil SE2006.
10
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Tahap kedua, dari setiap desakelurahan terpilih, dipilih sejumlah usaha konstruksi perorangan dari hasil pendaftaran usaha konstruksi
perorangan didesakelurahan terpilih secara linear systematic sampling.
Pemilihan sampel desa dilakukan di BPS, sedangkan pemilihan sampel usaha dilakukan di BPS KabupatenKota.
Jumlah sampeldesakelurahan dan usaha
Banyaknya sampel desakelurahanSKP14 adalah 1.200 desakelurahan, dan 12.000 usaha konstruksi perorangan. Alokasi jumlah sampel desakelurahan
per kabupatenkota dilakukan secara proporsional berdasarkan banyaknya desakelurahan yang terdapat usaha konstruksi perorangan per kabupatenkota
terhadap total usaha konstruksi perorangan di kabupatenkota terpilih.
2.4. Metode Identifikasi Responden