Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
25
pekerjaan utama pada Kolom 12. 8. Selanjutnya pengawas memeriksa Daftar SKP14-P Blok V banyaknya
usaha ke dalam baris jumlah dari halaman 1 s.d. halaman terakhir. 9. Mengisi rekapitulasi jumlah
usaha konstruksi peroranganper desakelurahan SKP14-RD dari SKP14-P Blok II Rincian 1 populasi
usaha konstruksi perorangandan mengisi Blok II Rincian 2 jumlah sampel per bidang pekerjaan utama setelah mendapat target sampel
dari BPS KabupatenKota. 10. Berdasarkan target sampel usaha dari BPS KabupatenKota,
selanjutnya pengawas bertugas untuk melakukan pemilihan sampel dengan menggunakan Daftar SKP14-P Blok VI Keterangan Penarikan
Sampel menurut bidang pekerjaan utama. 11. Pengawas harus segera menyalin sampel usaha dari hasil pemutakhiran
ke dalamDaftar SKP14-DS di setiap desakelurahan terpilih. 12. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran dan
konsistensi isian Daftar SKP14-S.
d. Tugas Pencacah
1. Mengamati wilayah kerjanya sebelum melakukan pencacahan dengan acuan Peta SP2010-WA terpilih. Hal ini dimaksudkan agar tidak
terjadi lewat cacah atau ganda cacah. 2. Memberitahukan dan minta pengesahan aparat desalurah atau yang
setara sebelum dan sesudah melakukan pencacahan pada wilayah tersebut.
3. Melakukan pemuktahiran dan pendataan dengan Daftar SKP14-P 4. Melakukan pencacahan usaha terpilih dengan Daftar SKP14-S yang
berpedoman pada Daftar SKP14-DS Daftar Sampel. 5. Mengikuti pertemuan dengan pengawas untuk membahas berbagai
26
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
temuanmasalah yang ditemukan di lapangan, dan cara mengatasinya. 6. Melakukan pencacahan ulang responden yang bermasalah dengan
disertai pengawas. 7. Menyerahkan dokumen yang telah selesai kepada pengawas.
8. Menepati jadwal pelaksanaan lapangan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
27
BAB IV
TATA CARA PENYUSUNAN PENGIRIMAN DOKUMEN
Untuk memudahkan pelaksanaan pelatihan petugas dan pelaksanaan pencacahan di BPS ProvKabKota, maka perlu diatur mekanisme pengiriman
dokumen baik dari BPS ke BPS Provinsi, BPS Provinsi ke BPS KabKota. Begitu sebaliknya BPS KabKota ke BPS Provinsikemudian dari BPS Provinsi
ke BPS. Adapun mekanismenya adalah sebagai berikut:
4.1. Pengiriman Dokumen dari BPS ke BPS Provinsi
a. Seluruh dokumen Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2014 SKP14 akan dikirim melalui ekspedisi.
b. Surat pengantar dilampiri daftar isi dari setiap boxkoli yang dikirim secara rinci.
c. Surat pengantar pengiriman dokumen dikirim pada boxkoli pertama pada setiap pengiriman.
d. Pada salah satu sisi boxkoli dibagian kanan atas dicantumkan nomor boxkoli dan banyaknya boxkoli, contoh:Bila pengiriman ada sebanyak
3 tiga boxkoli dokumen yang dikirimkan ke daerah, maka cara penomoran untuk masing-masing boxkoli adalah:
Box pertama : [1] [3]
Box kedua : [2] [3]
Boxketiga : [3] [3]
4.2. Pengiriman Dokumen dari BPS Provinsi
a. Seluruh dokumen Survei Usaha Konstruksi Perorangandikirim ke BPS KabupatenKota terpilih melalui ekspedisi.
b. Seluruh dokumen hasil Survei Usaha Konstruksi Perorangan dikirim ke
28
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
BPS melalui ekspedisi. c. Surat pengantar dilampiri daftar isi dari setiap boxkoli yang dikirim
secara rinci. d. Surat pengantar pengiriman dokumen dikirim pada boxkoli pertama
pada setiap pengiriman. f.
Pada salah satu sisi boxkoli dan banyaknya boxkoli dibagian kanan atas dicantumkan nomor boxkoli dan banyaknya boxkoli. Contoh: Bila
pengiriman 3 tiga boxkoli dokumen yang dikirimkan ke BPS, maka cara penomoran untuk masing-masingboxkoli adalah:
Box pertama : [1] [3]
Box kedua : [2] [3]
Boxketiga : [3] [3]
g. Pengiriman dokumen hasil pencacahan ke BPS ditujukan ke alamat berikut:
dan diinformasikan melalui alamat email: konstruksibps.go.id
4.3. Pengiriman Dokumen dari BPS KabKota ke BPS Provinsi