15 8 Model Nakamura Smallwood
Model ini menggambarkan keterkaitan antara pembentukan kebijakan dalam implementasi kebijakan secara praktikal dan detail,
sehingga model ini relatif relevan diimplementasikan pada semua bentuk kebijakan.
9 Model Jaringan Model ini memahami bahwa proses implementasi kebijakan
adalah sebuah complex of interaction di antara sejumlah besar aktor yang berada dalam suatu jaringan network aktor-aktor yang
independen. Interaksi di antara para aktor dalam jaringan tersebutlah yang akan menentukan bagaimana implementasi harus dilaksanakan,
permasalahan-permasalahan yang harus dikedepankan, dan diskresi- diskresi yang diharapakan menjadi bagian penting di dalamnya.
Dari berbagai model atau teori implementasi kebijakan di atas dapat disimpulkan bahwa model atau teori yang telah ada dapat
membantu para
pengambil kebijakan
untuk dapat
mengimplementasikan kebijakan yang sesuai dengan kondisi atau permasalah yang terjadi, sehingga dapat menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang ada dengan kebijakan yang tepat.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi
Proses implementasi kebijakan merupakan proses yang menentukan, karena akhir dari semua kebijakan yang sudah diambil
selalu pada tahap implementasi. Menurut Arif Rohman 2012: 115-
16 117 ada tiga faktor yang biasanya menjadi sumber kegagalan dan
keberhasilan, yaitu: a Rumusan Kebijakan
Menurut Oberlin Silalahi, pembuat kebijakan atau decision maker harus terlebih dahulu mencapai beberapa konsensus diantara
mereka mengenai tujuan-tujuan, serta informasi yang cukup mencapai tujuan. Dalam perumusan kebijakan harus jelas, tepat, dan
mudah dipahami. b Personil Pelaksana
Faktor ini menyangkut tentang tingkat pendidikan, pengalaman, motivasi, komitmen, kesetiaan, kinerja, kepercayaan diri, kebiasaan-
kebiasaan, serta kemampuan kerjasama dari para pelaku pelaksana kebijakan tersebut. Termasuk dalam faktor personil pelaksana adalah
latar belakang budaya, bahasa, serta ideologi kepartaian dari masing- masing. Kesemuanya itu akan sangat mempengaruhi cara kerja
mereka secara kolektif dalam menjalankan misi implementasi kebijakan. Karena personil pelaksana memiliki peran dalam
implementasi kebijakan. c Organisasi Pelaksana
Faktor ini menyangkut jaringan sistem, hirarki kewenangan masing-masing peran, model distribusi pekerjaan, gaya
kepemimpinan dari pemimpin organisasinya, aturan main organisasi, target masing-masing tahap yang ditetapkan, model monitoring yang
17 biasa dipakai, serta evaluasi nyang dipilih. Organisasi pelaksana
dalam implementasi kebijakan pendidikan adalah birokrat pendidikan.
Maka, dengan adanya hubungan rumusan kebijakan, personil pelaksana, dan organisasi pelaksana merupakan sumber faktor
kegagalan sekaligus keberhasilan dalam mengimplementasikan kebijakan pendidikan sehingga diperlukan persiapan yang matang
ketika akan mengimplementasikan kebijakan.
3. Implementasi Kebijakan Pendidikan a. Pengertian Kebijakan Pendidikan