24 implementasi kebijakan. Pendekatan politik dalam proses
implementasi kebijakan, memungkinkan digunakannya paksaan dari kelompok dominan. Proses implementasi kebijakan tidak bisa hanya
digunakan dengan komunikasi interpersonal saja sebagaimana disyaratkan oleh pendekatan prilaku, bila problem konflik dalam
organisasi tadi bersifat endemik. Maka hadirnya kelompok dominan dalam organisasi akan sangat
membantu, apalagi kelompok yang berkuasadominan tadi dalam kondisi tertentu mau melakukan pemaksaan, tentu akan sangat
diperlukan. Apabila tidak ada kelompok dominan, mungkin implementasi kebijakan akan berjalan secara lambat dan bersifat
inkremental.
4. Macam-macam Isu Kebijakan Pendidikan
Berikut ini adalah beberapa isu dan menjadi program Depdiknas dalam Nanang Fattah 2013: 80-83 untuk meningkatkan pendidikan
dasar: 1 pemerataan dan perluasan akses, 2 peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, 3 penguatan tata kelola, akuntabilitas dan
pencitraan publik.
1 Pemerataan dan Perluasan Akses. Pemerataan dan perluasan akses akan dilakukan dengan
mengupayakan menarik semua anak usia sekolah yang sama sekali belum pernah sekolah, menarik kembali siswa putus sekolah, dan lulusan yang
yang tidak pernah melanjutkan pendidikan.
25 Berbagai kegiatan akan dilaksanakan dalam rangka melaksanakan
program pemerataan dan perluasan, antara lain: pemberian bantuan biaya operasional, penyediaan perpustakaan, rehabilitasi ruang kelas yang
rusak, unit sekolah baru dan ruang kelas baru, perintisan pendidikan dasar 9 tahun satu atap, penyelenggaraan kelas layanan khusus di sekolah
dasar. 2 Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing.
Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing dikdas akan dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan berikut: sebagai bagian dati
kegiatan yang mendasar dan sistematis adalah pengembangan kurikulum, metode pembelajaran, dan sistem penilaian. Selain itu, kapasitas profesi
pendidik juga akan dikembangkan agar mereka mampu membawakan proses pembelajaran efektif sesuai dengan standar kompetensi pendidik
yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran efektif diselenggarakan secara interkatif, inspiratif, memotivasi, menyenangkan, dan
mengasyikan untuk mendorong peserta didik berpartisipasi aktif, berinisiatif, kreatif, dan mandiri, sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik dan kematangan psikologis. 3 Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan
Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan berupa pengembangan kapasitas Dewan Pendidikan DP dan Komite Sekolah
KS serta Komite PLS merupakan kegiatan yang terus dilakukan dalam rangka pemberdayaan partisipasi masyarakat untuk ikut bertanggung
26 jawab mengelola dikdas, dan pengembangan EMIS Education
Management Information System. Pendapat dari Ace Suryadi dan H.A.R Tilaar 1993: 111 sedikit
berbeda, tantangan yang dihadapi dalam pendidikan dasar yang berkaitan dengan mutu pendidikan dasar di Indonesia adalah faktor guru, buku
pelajaran, proses pendidikan, alat-alat pelajaran, manajemen sekolah, besarnya kelas-sekolah, dan faktor keluarga.
Sedangkan menurut Djam’an Satori dalam Nanang Fattah 2013: 30-31 empat masalah pokok dalam kebijakan pendidikan dapat
diuraikan sebagai berikut: 1 Peningkatan Mutu, menyangkut komponen-komponen:
a Rata-rata NEM UN siswa baru kelas I dan lulusan, untuk SD yaitu asal siswa;
b Angka mengulang, putus sekolah, dan lulusan; c Kualifikasi guru yang layak, semilayak, dan tidak layak
mengajar; d Guru menurut lulusanijazah dan bidang studi yang
diajarkan; e Aktivitas guru dalam kegiatan MGMP;
f Kondisi ruang kelas; g Persentase sekolah yang memiliki perpustakaan, lapangan
olahraga, UKS, Laboraturium, ruang keterampilan, ruang BP, dan ruang serbaguna;
h Frekuensi pendayagunaan sarana per minggu; i Partisipasi orang tua siswa;
j Satuan biaya pendidikan. 2 Perluasan dan Pemerataan layanan pendidikan, menyangkut
komponen-komponen: a APK Angka Partisipasi Kasar;
b APM Angka Partisipasi Murni; c Penduduk usia 7-12, 13-15, 15-18 tahun;
d Jumah siswa; e Siswa 7-12, 13-15, 16-18 tahun;
f Peserta didik Kejar Paket A setara SD; g Peserta didik Kejar Paket B setara SLTP;
h APK gender;
27 i Siswa laki-lakiperempuan;
j Rasio gurusiswa, kelassiswa; k Jumlah guru;
l Angka melanjutkan; m Tingkat pelayanan sekolah;
n Jumlah desa dan desa tertinggal; o Hubungan antara Angka Penyerapan AP dan keadaan
sekolah; p Hubungan antara AP dan keadaan daerah.
3 Relevansi Pendidikan, mencakup; a Kurikuum muatan lokal pada SD;
b Jumlah siswa SMU menurut rumpun jurusan; c Persentase SMK yang melaksanakan PSG serta siswa yang
mengikuti PSG; d Jumlah lulusan SMK yang terserap di sektor dunia kerja dan
jumlah lulusan SMK yang menganggur; e Beberapa pasar kerja unggulan.
4 Efektivitas dan Efisiensi Pengelolaan mencakup: a Efisiensi sekolah, meliputi angka mengulang, putus sekolah,
lulusan, lama belajar, tahun siswa terbuang, tahun siswa per keluaran, rasio kelasruang kelas, dan rasio siswa kelas.
b Efisiensi pengelolaan, meliputi frekuensi pendayagunaan saran dan frekuensi supervisepengawas. Biaya pendidikan
yang meliputi satuan biaya dan tingkat pemborosan. Maka, dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa isu-
isu kebijakan dalam pendidikan selalu berkaitan dengan peningkatan mutu atau kualitas pendidikan antara pemerataan pendidikan, kualitas
pendidikan, efisiensi dan efektivitas pendidikan, dan relevansi pendidikan. Adanya isu-isu kebijakan pendidikan merupakan suatu
tantangan yang harus dibuat serta diambil keputusan kebijakannya.
5. Kualitas Pendidikan a. Konsep Kualitas Pendidikan