38 Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa dalam melakukan
pekerjaannya guru harus memiliki kompetensi-kompetensi yang telah ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen BAB IV mengenai Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi Pasal 10 Ayat 1 menyatakan, kompetensi guru sebagaimana dalam
Pasal 8 meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi. Keempat kompetensi tersebut berkenaan terhadap seluruh proses dalam pendidikan seperti penguasaan teori, keahlian
dalam mengajar, keteladanan, dan interaksi, sehingga diharapkan tercapainya keempat kompetensi tersebut dapat meningkatkan kualitas
pendidikan. Jika kompetensi gurunya baik, maka akan mempengaruhi kualitas anak didik.
c. Profesionalisme Guru
Profesionalisme berasal dari kata Bahasa Inggris professionalism yang secara leksikal berarti sifat profesional. Orang yang profesional
memiliki sikap yang berbeda-beda dengan orang yang tidak profesional meskipun dalam pekerjaan yang sama. Sumiatun, 2011:
31. Menurut Suyanto dan Asep Jihad 2013: 21, seorang guru yang
memiliki profesionalisme tinggi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas
profesional melalui berbagai cara dan strategi.
39 Guru yang profesional adalah guru yang benar-benar ahli dalam
bidangnya dan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik sekaligus memiliki kompetensi dan komitmen yang tinggi dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya. Ali Muhson, 2004: 8. Isjoni dalam Sumiatun 2011: 33 menjelaskan bahwa dalam
rangka melaksanakan tugas-tugasnya, guru profesional haruslah memiliki berbagai kompetensi antara lain: kemampuan untuk
mengembangkan prestasi peserta didik, khususnya kemampuan intelektual. Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, guru
profesional harus menguasai falsafah pendidikan nasional, menguasai pengetahuan yang luas khususnya bahan pelajaran yang akan
disampaikan kepada peserta didik, serta memiliki kemampuan teknis dalam penyususnan program pengajaran dan melaksanakannya. Guru
profesional adalah komunikator yang dapat berkomunikasi dengan peserta didiknya dalam upaya mengembangkan kepribadian peserta
didiknya. Sebagai profesi yang selalu berkembang, guru profesional hendaknya mampu mengadakan penelitian-penelitian yang berkaitan
dengan peningkatan profesional seorang pendidik. Guru profesional menurut Hamzah B. Uno 2007: 16 adalah
guru yang dapat menerapkan beberapa prinsip. Sebagai berikut: 1 Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik
pada materi pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai madia dan sumber belajar yang
bervariasi.
40 2 Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk
aktif dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
3 Guru harus dapat membuat urutan sequence dalam pemberian pelajaran dan penyesuaiannya dengan usia dan
tahapan tugas perkembangan peserta didik. 4 Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik kegiatan apersepsi, agar peserta didik menjadi mudah dalam
memahami pelajaran yang diterimanya. 5 Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran,
diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.
6 Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata pelajaran danatau praktik nyata dalam
kehidupan sehari-hari. 7 Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta
didik dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamatimeneliti, dan
menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya. 8 Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam
membina hubungan sosial, baik dalam kelas maupun di luar kelas.
9 Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan
perbedaannya tersebut.
Tri Muwarningsih Sumiatin, 2012: 34-35 menyatakan bahwa guru profesional pada masa sekarang dituntut oleh masyarakat harus
mempunyai sifat-sifat: 1 Memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan memiliki
kebanggaan terhadap profesi guru, 2 mempunyai komitmen dan tanggungjawab yang tinggi terhadap peningkatan kualitas
pendidikan, 3 mampu membuat murid belajar dan sadar akan tugasnya sebagai siswa yang mempunyai kewajiban untuk terus
menerus belajar, 4 memberikan inspirasi dan motivasi kepada siswa, sehingga dapat dijadikan panutan dalam segala hal seperti
tingkah laku, cara bicara, cara berpikir, 5 bisa megembangkan potensi yang ada pada anak didik, bukan membentuk yang seperti
kita kehendaki, dan tidak berusaha memaksakan kehendak, 6 mampu melakukan pembaharuan-pembaharuan pembelajaran
sesuai dengan tuntutan zaman dan selalu berpikir ke masa depan
41 tanpa melupakan yang telah lewat dan saat sekarang, 7 aktif
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan pembelajaran para siswa, 8 antisipatif dan inisiatif,
9 selalu mencari terobosan baru, 10 medengar dan memperhatikan siswa yang dilayani, dan 11 terbuka untuk
masukan saran dan kritik. Mujtahid 2009: 36 mengatakan profesionalisme guru dapat
dilihat juga dari kesesuaian fitness atau relevansi keluaran pendidikan dengan profesi yang disandangnya.
Jadi, dapat dipahami bahwa profesionalisme guru merupakan kemampuan guru dalam menerapkan dan konsisten terhadap
kompetensi-kompetensinya ketika melaksanakan tugas, seperti kemampuan guru untuk dapat mengembangkan potensi dan
membangkitkan minat peserta didik, memiliki rasa percaya diri, dapat memberikan motivasi dan inspirasi kepada peserta didik, visioner,
inovatif terhadap pembelajaran, mampu mengendalikan diri, komitmen, serta tanggung jawab.
d. Profesionalisme Guru Sekolah Dasar