Teori Implementasi Kebijakan Pendidikan

18 Kebijakan pendidikan merupakan keputusan berupa pedoman bertindak baik yang bersifat sederhana maupun kompleks, baik umum maupun khusus, baik terperinci maupun longgar yang dirumuskan melalui proses politik untuk suatu arah tindakan, program, serta rencan- rencana tertentu dalam menyelenggarakan pendidikan. Arif Rohman, 2012: 101 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebijakan pendidikan adalah hasil dari perumusan melalui proses dengan mempertimbangkan kepentingan sasaran kebijakan yang dijadikan sebagai panduan atau acuan dalam pengambilan keputusan kebijakan pendidikan, yang kemudian diterapkan dalam bentuk program-program untuk mencapai tujuan.

b. Teori Implementasi Kebijakan Pendidikan

Implementasi kebijakan pendidikan menurut Arif Rohman 2012: 107 adalah: Proses yang tidak hanya menyangkut perilaku-perilaku badan administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan kepada kelompok sasaran target group, melainkan juga menyangkut faktor-faktor hukum, politik, ekonomi, sosial yang langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap prilaku dari berbagai pihak yang terlibat dalam program. Yang semuanya itu menunjukan secara spesifik dari proses implementasi yang sangat berbeda dengan proses formulasi kebijakan pendidikan. Menurut Arif Rohman 2012: 107-110 ada tiga teori dalam implementasi kebijakan pendidikan yang telah dikembangkan oleh: 19 1 Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gunn Dalam mengimplementasikan suatu kebijakan secara sempurna perfect implementation, maka di butuhkan beberapa syarat yaitu, kondisi eksternal yang dihadapi oleh badan atau instansi pelaksana tidak akan menimbulkan gangguan atau kendala yang serius. Untuk melaksanakan suatu program, harus tersedia waktu dan sumber-sumber yang cukup memadai. Perpaduan sumber-sumber yang diperlukan harus benar-benar ada atau tersedia. Kebijakan yang akan diimplementasikan didasari oleh suatu hubungan kausalitas yang handal. 2 Van Meter dan Van Horn Teori yang dikembangkan oleh Van Meter dan Van Horn. Model ini disebut sebagai Model Proses Implementasi Kebijakan A Model of the Policy Implementation Process. Tipologi kebijakan menurut Van Meter dan Van Horn dibedakan menjadi dua hal, yaitu: pertama, jumlah masing-masing perubahan yang akan dihasilkan. Kedua, jangkauan atau lingkup kesepakatan terhadap tujuan diantara pihak-pihak yang terlibat dalam proses implementasi. Berdasarkan dua indikator ini maka implementasi kebijakan akan berhasil manakala pada satu segi perubahan yang dikehendaki relatif sedikit serta pada segi lain adalah kesepakatan terhadap tujuan dari para pelaku atau pelaksana dalam mengoprasikan program relatif tinggi. 20 3 Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier Teori ini disebut sebagai „a frame work for implementation analiysis‟ atau Kerangka Analisis Implementasi KAI. Peran penting dari KAI dari suatu kebijakan khususnya kebijakan pendidikan adalah mengidentifikasi variabel-variabel yang dapat mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan formal pada keseluruhan proses implementasi. Variabel- variabel yang dapat mempengaruhi tercapainya tujuan formal dalam implementasi tersebut selanjutnya dapat diklarifikasikan menjadi tiga kategori besar yaitu: a mudah tidaknya masalah yang akan digarap untuk dikendalikan. b kemampuan dari keputusan kebijakan untuk menstrukturkan secara tepat proses implementasinya. c pengaruh langsung sebagai variabel politik terhadap keseimbangan dukungan bagi tujuan yang termuat dalam keputusan kebijakan tersebut. Dalam teori Grindle H. A. R. Tilaar dan Riant Nugroho, 2008: 220 menjelaskan bahwa teori ini ditentukan oleh isi kebijakan dan konteks imlpementasinya. Ide dasarnya adalah bahwa setelah kebijakan ditransformasikan, maka implementasi kebijakan dilakukan. Keberhasilannya ditentukan oleh derajat implementability dari kebijakan tersebut. Isi kebijakan mencakup: a. Kepentingan yang terpengaruhi oleh kebijakan b. Jenis manfaat yang akan dihasilkan c. Derajad perubahan yang diinginkan d. Kedudukan pembuat kebijakan 21 e. siapa pelaksana program f. Sumber daya yang dikerahkan Sementara itu konteks implementasinya adalah: a. Kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang terlibat b. Karakteristik lembaga dan penguasa c. Kepatuhan dan daya tanggap Charles O. Jones dalam Arif Rohman 2012: 106 berpendapat bahwa implementasi adalah suatu aktivitas yang dimaksudkan untuk mengoperasikan sebuah program. Tiga pilar aktivitas dalam mengoperasikan program tersebut yakni: a. Pengorganisasian, pembentukan atau penataan kembali sumberdaya, unit-unit serta metode untuk menjalankan program. Sehingga program bisa berjalan sesuai dengan yang diinginkan. b. Interpretasi, aktivitas menafsirkan agar suatu program menjadi rencana dan pengarahan yang tepat dan dapat diterima dengan baik serta dilaksanakan. c. Aplikasi, berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan yang disesuaikan dengan tujuan program. Jadi, dari beberapa teori implementasi di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mengimplementasikan kebijakan memerlukan aspek-aspek pendukung yang berpengaruh dalam upaya untuk mencapai tujuan dari kebijakan pendidikan tersebut, seperti waktu, sumber-sumber yang cukup 22 memadai, kesepakatan tujuan bersama, isi kebijakan serta konteks implementasinya. Aspek-aspek yang mendukung ketercapaian keberhasilan kebijakan pendidikan memiliki keterkaitan satu sama lain atau dengan kata lain bahwa aspek-aspek tersebut saling mempengaruhi sehingga jika salah satu aspek tidak berfungsi dengan baik maka tujuan pendidikan tidak dapat tercapai dengan maksimal.

c. Pendekatan dalam Implementasi Kebijakan Pendidikan