2.2 Kepuasan Kerja
Di dalam kepuasan kerja terdapat faktor-faktor yang sangat penting di dalam peningkatan kinerja seorang karyawan. Dengan tingkat kepuasan kerja
yang tinggi diharapkan tingkat kinerja karyawan akan meningkat dan tujuan akan tercapai. Menurut Hasibuan 2006:202, kepuasan kerja adalah sikap emosional
yang menyenangkan dan mencintai pekerjannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja di nikmati dalam
pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi antara keduanya. Sedangkan menurut Efendi 2002:290, kepuasan kerja di definisikan
dengan hingga sejauh mana individu merasakan secara positif atau negatif berbagai macam faktor atau dimensi dari tugas-tugas dalam pekerjaannya. Dari
definisi tersebut dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja seseorang tergantung dari berbagai faktor-faktor yang berhubungan dengan karakteristik karyawan tersebut
ditempat dia bekerja. Para ahli mengklasifikasikan faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja yang berkaitan dengan beberapa aspek, yaitu: 1. Gaji, yaitu jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari
pelaksanaan kerja apakah sesuai dengan kebutuhan dan dirasakan adil. 2. Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi pekerjaan yang dilakukan seseorang
apakah memiliki elemen yang memuaskan. 3. Rekan sekerja, yaitu teman – teman kepada siapa seseorang senantiasa
berinteraksi dalam melaksanakan pekerjaan. Seseorang dapat
Universitas Sumatera Utara
merasakan rekan kerjanya sangat menyenangkan atau tidak menyenangkan.
4. Atasan, yaitu seseorang yang senantiasa memberi perintah atau petunjuk dalam pelaksanaan kerja. Cara – cara atasan dapat tidak
menyenangkan atau menyenangkan dan hal ini mempengaruhi kepuasan kerja.
5. Promosi, yaitu kemungkinan seseorang dapat berkembang melalui kenaikan jabatan. Seseorang dapat merasakan besar atau kecilnya
kemungkinan dia memperoleh kenaikan kejabatan. Ini juga dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja seseorang.
6. Lingkungan kerja, yaitu lingkungan fisik dan psikologis. Dari aspek – aspek yang disebutkan diatas, dapat dipastikan apabila enam
aspek tersebut sudah terpenuhi semuanya, pasti berdampak positif terhadap kepuasan kerja karyawan tersebut. Kepuasan kerja yang tinggi dari seorang
karyawan akan sangat menguntungkan bagi perusahaan, karena dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi, kinerja karyawan akan lebih maksimal. Tingkat
absensi pada karyawan juga akan rendah yang akan berpengaruh pada tingkat penyelesaian dan efektifitas pekerjaan, serta loyalitas dan komitmen karyawan
diperusahaan tersebut akan tinggi. Dalam suatu perusahaan yang dimana sebagian besar karyawannya
memperoleh kepuasan kerja, tidak tertutup kemungkinan sebagian kecil diantaranya ada yang tidak memperoleh kepuasan kerja. Ketidakpuasan kerja
dapat ditunjukkan dalam berbagai cara atau perilaku. Robbins dan Judge
Universitas Sumatera Utara
2008:112 menunjukkan empat respon yang berbeda satu sama lain bersama dengan dua dimensi: konstruktifdestruktif dan aktifpasif. Respon – respon
tersebut didefinisikan sebagai berikut: 1. Keluar exit: Perilaku yang ditujukan untuk meninggalkan organisasi,
termasuk mencari posisi baru dan mengundurkan diri. 2. Aspirasi voice: Secara aktif dan konstruktif berusaha memperbaiki
kondisi, termasuk menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasan dan beberapa bentuk aktivitas serikat kerja.
3. Kesetiaanloyalty: Secara pasif tetapi optimistis menunggu membaiknya kondisi, termasuk membela organisasi ketika berhadapan
dengan kecaman eksternal dan mempercayai organisasi dan manajemennya untuk “melakukan hal yang benar”.
4. Pengabaian neglect: Secara pasif membiarkan kondisi menjadi lebih buruk, termasuk ketidakhadiran atau keterlambatan yang terus –
menerus, kurangnya usaha, dan meningkatnya kesalahan.
2.3 Kinerja Karyawan