Kerangka Konseptual Hipotesis TINJAUAN PUSTAKA

Sinar Galesong Pratama Makassar”. Sampel yang digunakan sebanyak 70 orang diambil menggunakan rumus Slovin. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi kerja dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Hakim 2012 dengan judul “Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Jaya Gas Indonesia Jakarta”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja dapat digunakan sebagai indikator peningkatan kinerja individu karyawan adalah dapat di terima. Maka kepuasan kerja dapat meningkatkan kinerja karyawan.

2.6 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan penjelasan secara teoritis hubungan antara variabel yang akan diteliti. Hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalu proses wawancara, observasi, dan survei literatur. Pada umumnya, mengharapkan keuntungan atau profit yang maksimal dari usaha yang dijalankannya dengan cara lebih meningkatkan kinerja karyawannya. Apabila tidak mampu memberikan motivasi yang baik serta tidak mampu memberikan kepuasan kerja yang cukup kepada karyawannya, maka jelas akan berdampak negatif terhadap kinerja karyawan mereka. Oleh karena itu, pimpinan harus mampu memberikan motivasi kerja yang baik kepada karyawannya serta berusaha meningatkan tingkat kepuasan kerja Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 karyawan mereka, sehingga kinerja para karyawan dalam mengerjakan pekerjaannya juga menjadi lebih baik dan maksimal. Dengan begitu, visi dan misi pasti akan tercapai. Secara skematis, kerangka konseptual dalam penelitian dapat dilihat pada: H1 H2 H3 Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis

Nawawi 1997:351, menyebutkan bahwa kata motivasi motivation kata dasarnya adalah motif motive yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi sangat penting diberikan kepada karyawan karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan mengeluarkan segala kemampuan terbaiknya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Wibowo 2010:389 Motivasi Kerja X1 Kinerja Karyawan Y Kepuasan Kerja X2 Universitas Sumatera Utara motivasi dapat dipastikan mempengaruhi kinerja, walaupun bukan satu – satunya faktor yang membentuk kinerja. Faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi kerja antara lain seperti lingkungan pekerjaan, rasa aman, penghargaan reward, gaji dan lain – lain. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yulia 2009 dan Rahmatullah 2012, membuktikan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu, harus bisa memberikan motivasi kerja yang baik dan secara terus menerus kepada karyawannya, agar para karyawan terpacu untuk bekerja lebih keras dan giat untuk mencapai tujuan perusahaan serta mencapai prestasi kerja yang lebih baik lagi. Dari pembahasan ini dapat diambil hipotesis: H1: Motivasi kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan Kantor Akuntan Publik Syamsul Bahri TRB Rekan. Kepuasan kerja juga merupakan salah satu faktor yang penting dalam peningkatan kinerja seorang karyawan. Robbins dan Judge 2008:99, mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. Hariandja 2002:290, mengatakan bahwa kepuasan kerja dapat mempengaruhi perilaku kerja seperti malas, rajin, produktif dan lain – lain, atau mempunyai hubungan dengan beberapa jenis perilaku yang sangat penting. Gibson dalam Wibowo 2010:508 secara jelas menggambarkan adanya hubungan timbal balik antara kinerja dan kepuasan kerja. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yulia 2009 dan Rahmatullah 2012, membuktikan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu, harus mampu menjaga tingkat kepuasan kerja karyawan agar selalu tinggi. Hal ini sangat Universitas Sumatera Utara berguna, karena apabila seorang karyawan memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi, maka karyawan tersebut akan mampu untuk bekerja lebih fokus dan giat dalam upaya untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Dari pembahasan ini dapat diambil hipotesis: H2: Kepuasan kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan Kantor Akuntan Publik Syamsul Bahri TRB Rekan Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, motivasi kerja dan kepuasan kerja masing – masing memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi kerja dan kepuasan kerja seseorang juga ada beberapa yang sama seperti lingkungan pekerjaan dan gaji. Wibowo 2010:506 juga mengatakan, penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi dengan kepuasan kerja. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yulia 2009 dan Rahmatullah 2012, menunjukkan bahwa motivasi kerja dan kepuasan kerja secara serentak berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu, harus mampu memberikan motivasi kerja yang lebih baik lagi serta menjaga tingkat kepuasan kerja untuk selalu tinggi kepada para karyawannya agar para karyawan dapat bekerja lebih keras dan giat demi tercapainya tujuan. Hal ini juga dapat memicu karyawan untuk semakin meningkatkan kinerjanya untuk mencapai prestasi kerja yang lebih baik lagi. Dari pembahasan ini dapat diambil hipotesis: Universitas Sumatera Utara H3: Motivasi kerja dan kepuasan kerja secara serentak memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan Kantor Akuntan Publik Syamsul Bahri TRB Rekan Motivasi kerja dan Kepuasan Kerja masing-masing memiliki faktor yang penting dalam peningkatan kinerja seorang karyawan. Dan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi kerja dan kepuasan kerja seseorang adalah lingkungan pekerjaan dan gaji. Ini membuktikan bahwa motivasi kerja dan kepuasan kinerja karyawan berpengaruh positif terhadap lingkungan karyawan tersebut bekerja. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif berjenis statistik dan asosiatif. Dikatakan penelitian kualitatif sebab pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori gagasan para ahli ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan – permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran verifikasi dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan atau lebih sering disebut penelitian survei field research. Dimana penelitian ini dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel dan hasilnya digeneralisasikan. Penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan kepastian data numerik. Penelitian kualitatif banyak digunakan untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik untuk menunjukkan hubungan antar variabel. Penelitian ini merupakan penelitian statistik karena menggunakan analisis statistik regresi linier berganda. Penelitian ini dikatakan penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih Sugiyono,2007:11. Universitas Sumatera Utara