Hak-hak tersebut dimaksudkan agar konsumen atau pengguna jasa angkutan darat sendiri dapat memperoleh hasil yang optimum atas perlindungan
danatau kepastian hukum bagi dirinya.
2. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha Angkutan Darat
Kewajiban pengangkut adalah menyelenggarakan pengangkutan barang danatau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan dengan selamat. Istilah
“menyelenggarakan pengangkutan” berarti pengangkutan dapat dilaksanakan sendiri oleh pengangkut atau dilakukan oleh orang lain, atas perintah pengangkut.
Istilah “dengan selamat” berarti pengangkutan yang tidak selamat akan menjadi tanggung jawab pengangkut, sehingga pengangkut harus membayar ganti rugi
atau membayar santunan terhadap penumpang.
81
a. Hanya keadaan memaksa yang tidak dapat dielakkan atau diluar
kemampuan pengemudi, Pengemudi, pemilik kendaraan bermotor, danatau perusahaan angkutan
bertanggung jawab atas kerugian yang di derita oleh penumpang danatau pemilik barang danatau pihak ketiga karena kelalaian pengemudi.
Setiap pengemudi, pemilik kendaraan bermotor danatau perusahaan angkutan umum bertanggung jawab atas kerusakan jalan danatau perlengkapan
jalan karena kelalaian atau kesalahan pengemudi. Ketentuan tersebut tidak berlaku apabila :
b. Disebabkan oleh perilaku korban sendiri atau pihak ketiga, danatau
c. Disebabkan gerakan orang danatau hewan walaupun telah diambil
tindakan pencegahan.
81
Djafar Al bram, Pengantar Hukum Pengangkutan Laut Buku I: Pengertian Asas- Asas, Hak Dan Kewajiban Para Pihak, Jakarta: Pusat Kajian Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Pancasila, 2011, hal. 40
Universitas Sumatera Utara
Untuk menciptakan kenyamanan berusaha bagi pelaku usaha dan sebagai keseimbangan atas hak-hak yang diberikan kepada konsumen atau pengguna jasa,
kepada para pelaku usaha diberikan hak sebagaimana diatur pada pasal 6 UUPK.
Hak pelaku usaha adalah:
82
a. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan
mengenai kondisi dan nilai tukar barang danatau jasa yang di perdagangkan
b. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan konsumen
yang beritikat tidak baik. c.
Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya didalam penyelesaian hukum sengketa konsumen.
d. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila tidak terbukti secara hukum
bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang danatau jasa yang di perdagangkan
e. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya.
83
Dari Pasal 6 Undang-Undang Perlindungan Konsumen terdapat beberapa bagian yang berhubungan dengan hak pelaku usaha jasa angkutan darat yaitu:
a. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan
mengenai kondisi dan nilai tukar barang danatau jasa yang di perdagangkan. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku usaha tidak dapat
menuntut lebih banyak jika kondisi barang danatau jasa yang diberikan kepada konsumen tidak atau kurang memadai menurut harga yang berlaku
pada umumnya atas barang danatau jasa yang sama. Dalam praktik yang biasa terjadi, suatu barang danatau jasa yang kualitasnya lebih rendah
daripada barang yang sempurna, maka para pihak menyepakati harga yang lebih murah. Dengan demikian yang dipentingkan dalam hal ini adalah
harga yang wajar.
84
b. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan konsumen
yang beritikat tidak baik, misalnya dengan pengawasan dan pembinaan terhadap masyarakat yang berpotensi menimbulkan gangguan terhadap
perjalanan angkutan bus.
82
Abdul Halim Barkatullah ,Op, cit, hal. 39
83
M. Sadar, MOH. Taufik Makarao, dan Habloel Mawadi, Hukum Perlindungan Konsumen Di Indonesia, jakarta: Akademia, 2012, hal. 33
84
Abdul Halim Barkatullah ,Op, cit, hal. 37
Universitas Sumatera Utara
Menurut Undang-Undang No. 22 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan terdapat beberapa kewajiban yang harus dipenihi oleh perusahaan angkutan umum
yaitu: a.
Menyerahkan tiket penumpang Pasal 167 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
b. Menyerahkan tanda bukti pembayaran pengangkutan untuk angkutan tidak
dalam tratek Pasal 167 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
c. Menyerahkan tanda pengenal bagasi kepada penumpang Pasal 167
Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
d. Menyerahkan manifes kepada pengemudi penumpang Pasal 167 Undang-
Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan e.
Perusahaan angkutan umum wajib mengangkut oran danatau barang setelah disepakati perjanjian angkutan danatau dilakukan pembayaran
biaya angkutan oleh penumpang danatau pengirim barang Pasal 186 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan
f. Perusahaan angkutan umum wajib mengembalikan biaya angkutan yang
telah dibayar oleh penumpang danatau pengirim barang jika terjadi pembatalan pemberangkatan Pasal 187 Undang-Undang No. 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
g. Perusahaan angkutan umum wajib mengganti kerugian yang diderita oleh
penumpang atau pengirim barang karena lalai dalam melaksanakan pelayanan angkutan Pasal 188 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
h. Perusahaan angkutan umum wajib mengasuransikan tanggung jawabnya
Pasal 189 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Sedangkan menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, perusahaan pengangkutan umum berhak untuk menahan barang yang diangkut jika pengirim atau penerima tidak memnuhi
kewajiban dalam batas waktu yang di tetapkan sesuai dengan perjanjian pengangkutan. Perusahaan pengangkutan umum berhak memungut biaya
tambahan atas barang yang disimpan dan tidak diambil sesuai dengan ketentuan
Universitas Sumatera Utara
peraturan perundang-undangan jika pengirim atau penerima tidak memenuhi kewajiban sesuai dengan persepakatan sebagaimana dimaksud di atas Pasal 195.
Jika barang yang sudah diangkut tidak diambil oleh pengirim atau penerima sesuai dengan batas waktu yang telah disepakati, perusahaan pengangkutan umum
berhak memusnahkan barang yang sifatnya berbahaya atau mengganggu dalam penyimpanannya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pasal 196.Perusahaan pengangkutan umum berhak memperoleh kembali dokumen
pengangkutan dari penumpang danatau pengirim barang sebagai bukti bahwa biaya pengangkutan memang sudah dibayar lunas sebelumnya dan sudah
dikembalikan kepada penumpang atau pengirim.
85
Menurut Pasal 7 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah kewajiban-kewajiban yang harus di penuhi, yaitu:
Disamping itu, dapat diperjanjikan pula bahwa perusahaan pengangkutan umum berhak menolak mengangkut barang yang dilarang Undang-Undang atau
membahayakan ketertiban dan kepentingan umum.Barang yang dilarang itu, misalnya, barang selundupan, petasan, berbagai jenis narkotika, minuman keras
ataupun hewan yang dilindungi.
86
a. Beritikad baik dalam melakukan usahanya
b. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang danatau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan.
c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta
tidak diskriminatif d.
Menjamin mutu barang danatau jasa yang di produksi danatau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang danatau jasa
yang berlaku
85
Abdulkadir Muhammad, Op, cit, hal. 154
86
Janus Sidabalok, Op, cit, hal. 73
Universitas Sumatera Utara
e. Memberikan kesempatan kepada konsumen untuk menguji danatau
mencoba barang danatau jasa tertentu serta memberi jaminan danatau garansi atas barang yang dibuat danatau yang di perdagangkan
f. Memberi kompensasi, ganti rugi, danatau penggantian atas kerugian
akibat penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang danatau jasa yang di perdagangkan.
g. Memberikan kompensasi, ganti rugi, danatau penggantian kerugian apa
bila barang danatau barang yang diterima atau dimanfaatkan konsumen tidak sesuai dengan perjanjian.
Dalam setiap kegiatan pengangkutan darat, pelaku usaha jasa agkutan darat juga memiliki kewajiban-kewajiban dalam melaksanakan kegiatan
usahanya, yaitu: a.
Setiap pelaku usaha angkutan darat harus beritikad baik dalam melakukan usahanya
b. Pelaku usaha angkutan darat diwajibkan memberikan informasi yang
benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan.
c. Setiap pelaku usaha harus menjamin mutu kendaraan angkutan daratnya
berdasarkan ketentuan standar mutu barang danatau jasa yang berlaku d.
Memberikan kompensasi atau memberi ganti kerugian. Perusahaan pengangkutan umum wajib mengangkut orang danatau barang
setelah disepakati perjanjian pengangkutan danatau dilakukan pembayaran biaya pengangkutan oleh orang danatau pengirim barang Pasal 186. Karcis
penumpang atau surat pengangkutan barang merupakan bukti telah terjadi perjanjian pengangkutan dan pembayaran biaya pengangkutan.
Kewajiban utama pengangkut adalah mengangkut penumpang atau barang serta menerbitkan dokumen pengangkutan dan sebagai imbalan haknya
memperoleh biaya pengangkutan dari penumpang atau pengirim barang. Pihak- pihak dapat memperjanjikan bahwa disamping kewajiban utama, pengangkut
mempunyai kewajiban pelengkap, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Menjaga serta merawat penumpang dan memelihara barang yang diangkut
dengan sebaik-baiknya. b.
Melepaskan dan menurunkan penumpang di tempat pemberhentian atau ditempat tujuan dengan aman dan selamat.
c. Menyerahkan barang yang diangkut kepada penerima dengan utuh,
lengkap, tidak rusak, atau tidak terlambat.
87
Perusahaan pengangkutan wajib mengembalikan biaya pengangkutan yang telah dibayar oleh penumpang danatau pengirim barang jika terjadi pembatalan
pemberangkatan Pasal 187Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang lalu Lintas dan Angkutan Jalan.Perusahaan pengangkutan umum wajib mengganti
kerugian yang di derita penumpang atau pengirim barang karena lalai dalam melaksanakan pelayanan pengangkutan Pasal 188Undang-Undang No. 22 Tahun
2009 tentang lalu Lintas dan Angkutan Jalan.Untuk itu, perusahaan pengangkutan umum wajib mengasuransikan tanggung jawabnya guna mencegah
kemungkinan timbul kerugian dalam hal terjadi musibah. Perusahaan pengangkutan umum bertanggung jawab atas kerugian yang
diakibatkan oleh segala perbuatan orang yang dipkerjakan dalam kegiatan penyelenggaraan pengangkutan Pasal 191 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009
tentang lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Perusahaan pengangkutan umum bertanggung jawab atas kerugian yang
diderita oleh penumpang yang meninggal dunia atau luka akibat penyelenggaraan pengangkutan, kecuali disebabkan oleh suatu kejadian yang tidak dapat dicegah
atau dihindari atau karena kesalahan penumpang.Kerugian yang dimaksud dihitung berdasarkan kerugian yang nyata dialami atau bagian biaya
pelayanan.Tanggung jawab tersebut dimulai sejak penumpang diangkut dan
87
Ibid, hal. 152
Universitas Sumatera Utara
berakhir di tempat tujuan yang disepakati. Pengangkut tidak bertanggung jawab atas kerugian barang bawaan penumpang, kecuali jika penumpang dapat
membuktikan bahwa kerugian tersebut disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian pengangkut Pasal 192 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang lalu Lintas
dan Angkutan Jalan. Perusahaan pengangkutan umum bertanggung jawab atas kerugian yang di
derita oleh pengirim barang karena barang musnah, hilang atau rusak akibat suatu kejadian yang tidak dapat dicegah atau dihindari atau kesalahan
pengirim.Kerugian sebagaimana dimaksud tersebut di hitung berdasarkan pada kerugian yang nyata di alami.
88
Perusahaan pengangkutan umum tidak bertanggung jawab atas kerugian yang di derita oleh pihak ketiga, kecuali pihak ketiga dapat membuktikan bahwa
kerugian tersebut disebabkan oleh kesalahan perusahaan pengangkutan umum.Hak untuk mengajukan keberatan dan permintaan ganti kerugian pihak
ketiga kepada perusahaan pengangkutan umum seperti dimaksud diatas Tanggung jawab yang dimaksud dimulai sejak barang diangkut dimulai
sejak barang diangkut sampai barang diserahkan di tempat tujuan yang disepakati, perusahaan pengangkutan umum tidak bertanggung jawab jika disebabkan oleh
pencantuman keterangan yang tidak sesuai dengan surat muatan pengangkutan barang Pasal 193Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
88
Ibid, hal. 153
Universitas Sumatera Utara
disampaikan selambat-lambatnya tiga puluh hari terhitung mulai tanggal terjadinya kerugian Pasal 194.
89
C. Tanggung Jawab Pihak Pengangkut Bagi Pengguna Jasa Angkutan Darat