BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Ada beberapa pengaturan perlindungan hukum bagi konsumen pengguna
jasa angkutan antar kota yaitu: a.
Menurut Undang-Undang konsumen diatur mengenai tanggung jawab pelaku usaha yang bertanggung jawab penuh atas kelalaian
atau kesalahan dalam kegiatan pengangkutan angkutan darat bus yang mengakibatkan kecelakaan bagi penumpangnya, dan pelaku
usaha bertanggung jawab penuh atas tanggung jawab mengganti kerugian, ganti kerugian atas kerugian konsumen atau pengguna
jasa angkutan darat dan menurut Pasal 4 Undang-Undang Perlindungan Konsumen juga menyebutkan tentang bentuk
perlindungan hukum bagi konsumen yang berupa perlindungan advokasi serta penyelesaian masalah apabila terjadi kecelakaan dan
kosumen mendapatkan hak atas perlindungannya. b.
Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan disebutkan dalam Pasal 234 ayat 1
pengemudi atau pemilik jasa angkutan bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang yang diakibatkan oleh si
pengemudi. Dalam Undang-Undang ini jelas disebutkan apabila terjadinya suatu kecelakaan yang diakibatkan kelalaian pengemudi
maka yang bertanggung jawab penuh adalah penyedia jasa angkutan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
c. Perlindungan hukum bagi pengguna jasa angkutan darat menurut
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia, dalam Pasal 1 angka 1 dijelaskan mengenai keselamatan penumpang merupakan
yang nomor satu dalam kegiatan pengangkutan orang. Dalam kegiatan pengangkutan darat yang paling utama di perhatikan
adalah kelaikan kendaraan tersebut untuk beroperasi. Setiap kendaraan dilakukan tahap pengujian berkala untuk memenuhi
segala standarisasi kelaikan jalan dan ketentuan ini dijelaskan di dalam Peraturan Menteri PerhubunganRepublik Indonesia Nomor
133 Tahun 2015 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor. Tujuan dari uji kelaikan kendaraan tersebut untuk memenuhi syarat
teknis dalam salah satu upaya memberikan jaminan keselamatan kepada penumpang pengguna jasa angkutan tersebut.
2. Problematika yang dihadapi dalam upaya meminta pertanggung jawaban
dalam meminta ganti kerugian atas masalah kehilangan, kerusakan atau tertukarnya barang bawaan penumpang bus, kenyataannya setiap
penumpang bus CV. INTRA yang mengalami kehilangan, kerusakan dan tertukarnya barang bawaan dan meminta pertanggung jawaban kepada
pihak CV. INTRA selalu tidak di terima oleh pihak CV. INTRA, karena setiap barang yang hilang, rusak dan tertukar itu bukanlah tanggung jawab
dari CV. INTRA, sehingga dalam hal ini jika terjadi kerusakan atau kehilangan atas barang bawaan penumpang tidak dapat menuntut ganti
kerugian pada pihak bus, sehingga penumpang sendirilah yang menanggung kerugian itu. Selain itu juga mengenai hak kenyamanan
Universitas Sumatera Utara
dalam perjalanan. Dalam Standar pelayanan minimal yang berupa kenyamanan yang di berikan oleh bus CV. INTRA belum sepenuhnya di
berikan kepada penumpangnya apabila melihat ketentuan-ketentuan yang ada pada Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 98
Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Dalam Trayek, awak bus masih saja
menaikkan penumpang di jalan walaupun jumlah penumpang sudah memenuhi kapasitasnya sehingga penumpang lain menjadi tidak nyaman
dikarenakan situasinya menjadi berdesakan, penumpang yang meminta pertanggung jawaban atas masalah ketidak nyamanan pun di bantah pihak
bus CV. INTRA karena mereka tidak percaya akan hal situasi tersebut, karena pihak CV. INTRA melarang keras dan memberikan sanksi kepada
awak bus yang melanggar aturan terebut. Selain itu juga mengenai upaya meminta peranggung jawaban kepada bus CV. INTRA apabila bus
mengalami kecelakaan bagi penumpang. Pihak CV. INTRA tidak mempersulit korban yang mengalami kecelakaan, pihak bus CV. INTRA
bersedia bertanggung jawab dan mengganti kerugian kepada korban
kecelakaan.
3. Bentuk-bentuk perlindungan hukum yang diberikan kepada pengguna jasa
bus CV. INTRA, Pihak CV. INTRA sangat mementingkan keamanan dan keselamatan pada penumpangnya. Perlindungan hukum merupakan suatu
hal yang melindungi subyek-subyek hukum melalui peraturan perundang- undangan yang berlaku dan dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu
sanksi. Perlindungan hukum dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Perlindungan Hukum Prefentif
Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mencegah sebelum terjadinya pelanggaran. Hal ini terdapat dalam
peraturan perundang-undangan dengan maksud untuk mencegah suatu pelanggaran serta memberikan rambu-rambu atau batasan-
batasan dalam melakukan suatu kewajiban b.
Perlindungan Hukum Reprentif Perlindungan Hukum represif merupakan perlindungan akhir yang
berupa sanksi atau denda dan hukuman tambahan yang diberikan apabila sudah terjadi sengketa atau telah dilakukan suatu
pelanggaran.
B. SARAN