Subjek dan objek hukum pengangkutan

Sebab atau causa yang dimaksudkan Undang-Undang adalah isi perjanjian itu sendiri, jadi sebab atau causa tidak berarti sesuatu yang menyebabkan sesorang membuat perjanjian yang dimaksud. Menurut Pasal 1337 KUHPerdata, “suatu sebab adalah terlarang, apabila dilarang oleh Undang-Undang, atau apabila berlawanan dengan kesusilaan atau ketertiban umum”.Akibat hukum dari perjanjian yang berisi causa yang tidak halal, mengakibatkan perjanjian itu batal demi hukum.Dengan demikian tidak ada dasar untuk membuat pemenuhan perjanjian dimuka hakim. 62

3. Subjek dan objek hukum pengangkutan

a. Subjek hukum pengangkutan Menurut Abdulkadir Muhammad, subjek hukum pengangkutan adalah: “pendukung kewajiban dan hak dalam hubungan hukum pengangkutan, yaitupihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam proses perjanjian sebagai pihak dalam perjanjian pengangkutan.Mereka itu adalah pengangkut, pengirim, penumpang, penerima, ekspeditur, agen perjalanan, pengusaha muat bongkar, dan pengusaha pergudangan.Subjek hukum pengangkutan dapat berstatus badan hukum, persekutuan bukan badan hukum, dan perseorangan”. 63 1 Pengangkutan Dalam perjanjian pengangkutan barang, pihak pengangkut yakni pihak yang berkewajiban memberikan pelayanan jasa angkut an, barang dan berhak atas penerimaan pembayaran tarif angkutan sesuai yang telah di janjikan. Dalam perjanjian pengangkutan penumpang, pihak pengangkut yakni pihak yang 62 Herlien, Op, cit, hal. 175 63 Zainal Asikin, Hukum Dagang,PT Raja Grafindo Persada:Jakarta, 2014, hal. 163 Universitas Sumatera Utara berkewajiban memberikan pelayanan jasa angkutan penumpang dan berhak atas penerimaan pembayaran tarif ongkos angkutan sesuai yang telah di tetapkan.. KUHD tidak ada mengatur definisi pengangkutan secara umum, kecuali dalam pengangkutan laut.Tetapi dilihat dari pihak dalam perjanjian pengngkutan, pengangkut adalah pihak yang mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan atau penumpang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat.Singkatnya, pengangkut adalah pihak penyelenggara pengangkutan. 2 Pengirim consinger Sama halnya dengan pengangkut, pengirim adalah pihak dalam perjanjian pengangkutan.Dalam KUHD juga diatur definisi pengirim secara umum.Tetapi dilihat dari pihak perjanjian pengangkutan, pengirim adalah pihak yang mengikatkan diri untuk membayar biaya pengangkutan.Pengirim dalam bahasa Inggris disebut “consinger”. Menurut H. M. N Purwosutjipto, pengirim adalah “ pihak yang mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan serta yang memberikan muatan”. 64 Pengirim adalah pemilik barang, atau penjual eksportir, atau majikan penumpang dalam perjanjian pengangkutan serombongan penumpang.Pemilik barang dapat berupa manusia pribadi, atau perusahaan perseroan, atau perusahaan persekutuan badan hukum, dan bukan badan hukum, atau perusahaan umum Perum.Sedangkan penjual eksportir selalu berupa perusahaan persekutuan 64 H. M. N Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang, jilid III, Jakarta: Djambatan, 1991, hal. 4 Universitas Sumatera Utara badan hukum atau badan hukum.Majikan penumpang adalah kepala rombongan atau ketua organisasi tertentu. 3 Penumpang Passanger Penumpang adalah pihak dalam perjanjian pengangkutan penumpang. Penumpang mempunyai dua kedudukan, yaitu sebagai subjek karena ia adalah pihak dalam perjanjian, sebagai objek karena ia adalah muatan yang diangkut. Sebagai pihak dalam perjanjian pengangkutan, penumpang harus sudah dewasa atau mampu melakukan perubahan hukum atau mampu membuat perjanjian Pasal 1320 KUHPerdata. 65 4 Ekspeditur Ekspeditur dalam bahasa Inggris disebut “cargo forwader”, dinyatakan sebagai subjek perjanjian pengangkutan karena mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pengirim, atau pengangkut, atau penerima, walaupun ia bukan pihak dalam perjanjian pengangkutan. Ekspeditur berfungsi sebagai “perantara”, dalam perjanjian pengangkutan, diatur dalam Buku I Bab V bagian 2 Pasal 86 sd 90 KUHD. 66 Menurut ketentuan Pasal 86 ayat 1 KUHD, ekspeditur adalah “orang yang pekerjaannya mencarikan pengangkut barang di darat atau di perairan bagi pengirim, ekspeditur adalah pihak yang mengikatkan diri untuk membayar provisi kepada ekspeditur”. Ekspeditur adalah pengusaha yang menjalankan perusahaan persekutuan badan hukum dalam bidang usaha ekspedisi muatan barang, seperti 65 Abdulkadir Muhammad, Op, cit,hal. 65 66 Ibid, hal. 71 Universitas Sumatera Utara Ekspedisi Muatan Kereta Api EMKA, Ekspedisi Muatan Kapal lautEMKL, Ekspedisi Muatan Kapal udara EMKU. Ekspeditur berfungsi sebagai pengantara dalam perjanjian pengangkutan yang bertindak atas nama pengirim. Pengusaha transpor seperti ekspeditur bekerja dalam lapangan pengangkutan barang-barang namun dalam hal ini ia sendirilah yang bertindak sebagai pihak pengangkut. Hal ini tampak sekali dalam perincian tentang besarnya biaya angkutan yang di tetapkan.Seorang ekspeditur memperhitungkan atas biaya muatan dari pihak pengangkut jumlah biaya dan provisi sebagai upah untuk pihaknya sendiri, yang tidak dilakukan oleh pengusaha transpor, berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui kriteria ekspeditur menurut ketentuan Undang-Undang yaitu 67 a Perusahaan pengantara pencari pengangkut barang : b Bertindak untuk dan atas nama pengirim, c Menerima provisi dari pengirim. 5 Biro perjalanan Dalam perjanjian pengangkutan penumpang, pihak yang encarikan pengangkut bagi penumpang adalah biro perjalanan travel agent, ia bertindak atas nama penumpang, yang menjadi pihak adalah penumpang. Seperti halnya ekspeditur, pengusaha biro perjalanan juga menjalankan perusahaan persekutuan, ada yang badan hukum dan ada yang bukan badan hukum, dalam bidang muatan penumpang. Perusahaan biro perjalanan dalam bahasa Inggrisnya disebut “travel agency”.Damardjati menjelaskan biro perjalanan adalah “perusahaan yang khusus 67 Komariah, Hukum Perdata,Malang : UMM Press, 2013, hal. 169 Universitas Sumatera Utara mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang-orang termasuk kelengkapan perjalanannya, dari suatu tempat ke tempat lain, baik di dalam negri, dari dalam negri, keluar negeri atau dalam negri itu sendiri”. 68 6 Pengatur muat bongkar stevedoring Travel agency sangat besar peranannya dalam memajukan parawisata.Pada umumnya turis manca negara berhubungan dengan travel agency untuk memperoleh tiket penumpang. Pengatur muatan adalah orang yang menjalankan usaha dalam bidang pemuatan barang ke kapal dan pembongkaran dari kapal.Pengatur muatan adalah orang-orang yang ahli dan pandai menempatkan barang-barang dalam ruangan kapal yang terbatas itu sesuai dengan sifat barang, ventilasi yang dibutuhkan, dan barang-barang tidak mudah bergerak.Demikian juga membongkar barang-barang dari kapal diperlukan keahlian, sehingga dapat ditangani secara mudah, efisien dan tidak merugikan atau menimbulkan kerusakan. Pengatur muatan adalah perusahaan yang berdir sendiri, atau dapat juga merupakan bagian dari perusahaan pelayaran pengangkut.Perusahaan pengatur muatan sering juga bergabung dengan perusahaan pengangkutan pelabuhan, yang menyelanggarakan pengngkutan dengan tongkang dan kapal tunda, muatan kapal yang dimuat kemudian dibongkar dari kapal yang terlambat atau berlabuh diluar dermaga.Berlabuhnya kapal diluar dermaga pelabuhan tidak selalu karena 68 Siti Aisyah Sucihati, Peningkatan Kualitas Pelayanan Pada Biro Perjalanan Wisata Ermi Tour Di Padang, Sumatera Barat, Denpasar: Journal Universitas Udayana Denpasar, 2011, hal. 11 Universitas Sumatera Utara menunggu giliran terlambat, melainkan karena biaya yang sangat mahal jika bertambat di dermaga dan melakukan kergiatan muat bongkar disitu. 69 7 Perusahaan Pergudangan werehousing Menurut Pasal 1 alinea kedua Peraturan pemerintah Nomor 2 Tahun 1969, perusahaan pergudangan adalah “perusahaan yang bergerak di bidang usaha penyimpanan barang-barang di dalam gudang pelabuhan selama barang yang bersangkutan menunggu muatan kapal, atau menunggu pengeluarannya dari gudang yang berada dibawah pengawasan Dinas Bea cukai”. Dalam sebuah pelabuhan terdapat tiga macam gudang, yaitu gudang bebas, gudang enterpot bounded warehouse, dan gudang pabean. Dalam rangka pengapalan, gudang pabean ini adalah yang terpenting karena barang barang yang baru saja diturunkan dari kapal atau barang-barang yang segera akan dimuat ke kapal dismpan dalam gudang pabean ini. 8 Penerima consignee Dalam perjanjian pengangkutan, penerima mungkin penerima sendiri mungkin juga pihak ketiga yang berkepentingan.Dalam hal penerima adalah pengirim, maka peneirima adalah pihak dalam perjanjian pengangkutan.Dalam hal penerima adalah pihak ketiga yang berkepentingan, penerima bukan pihak dalam perjanjian pengangkutan, tetapi tergolong juga sebagai subjek hukum pengangkutan.Kenyataannya, penerima adalah pengirim yang dapat diketahui dari dokumen pengangkutan.Selain itu, juga dari dokumen pengangkutan dapat diketahui bahwa penerima adalah pembeli importir, jadi sebagai pihak ketiga 69 Zainal Asikin, Op, cit, hal. 166 Universitas Sumatera Utara yang berkepentingan.Penerima adalah pihak yang memperoleh kuasa untuk menerima barang yang dikirimkannya kepadanya. Jadi, penerima berposisi atas nama pengirim. Pengirim yang berposisi sebagai importir selalu pengusaha yang menjalankan perusahaan badan hukum atau bukan badan hukum. 70 b. Objek hukum pengangkutan Objek hukum pengangkutan, yang diartikan sebagai “objek hukum” segala sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan hukum, yang diartikan dengan objek hukum pengangkutan adalah segala sesuatu yang digunakan mencapai tujuan hukum pengangkutan. Tujuan hukum pengangkutan adalah terpenuhinya kewajiban dan hak pihak-pihak dalam pengangkutan, maka yang menjadi objek hukum pengangkutan adalah sebagi berikut: 1 Muatan barang Muatan barang lazim disebut dengan barang saja.Barang yang dimaksud adalah yang sah menurut Undang-Undang.Dalam pengertian barang termasuk juga hewan.Barang diangkut dari satu tempat ketempat tujuan dengan menggunakan alat pengangkutan. Barang terdiri dari berbagai jenis menurut keperluan atau kegunaannya: 71 a Barang sandang, misalnya tekstil, sarung, baju: b Barang pangan, misalnya beras, gula, buah-buahan c Barang perlengkapan rumah tangga, misalnya mebel d Barang perlengkapan buku, misalnya buku-buka e Barang cair, misalnya minyak, gas alam f Barang insdustri, misalnya zat kimia, carbide, semen g Hewan, misalnya sapi potong, sapi ternak, ikan hias. 70 Ibid, hal. 168 71 Zainal Asikin, Op, cit, hal. 169 Universitas Sumatera Utara Pengangkutan barang yang memiliki sifat berbahaya mengandung resiko besar karena besar akan terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian. Karena itu pengangkut perlu mendapat keterangan lengkap mengenai sifat bahaya dari itu, sehingga pengangkut sedapat mungkin berusaha menghindari terjadinya peristiwa yang merugikan. 2 Muatan penumpang Muatan penumpang lazim disebut penumpang saja. Sama halnya dengan barang, penumpang juga tidak ad definisinya dalam undang-undang.Tetapi dilihat dari perjanjian pengangkutan selaku objek perjanjian, penumpang adalah setiap orang yang berada dalam alat pengangkutan yang memiliki tiket penumpang, yang diangkut dari satu tempat ke tempat tujuan. Setiap penumpang yang diangkut memperoleh pelayanan yang wajar dari pengangkut, bergantung dari jenis pengangkutan, jarak pengangkutan, jumlah biaya pengangkutan.Pelayanan trutama terdiri dari hiburan dan bacaan selama dalam perjalanan. 3 Alat pengangkutan Sebagai pengusaha pengangkutan, pengangkut memiliki alat pengangkutan sendiri, atau menggunakan alat pengangkutan orang lain dengan perjanjian sewa. Alat pengangkutan darat adalah kendaraan bermotor adalah kendaraan yang di jalankan oleh pengemudi sopir.Alat pengangkutan yang menggunakan rel adalah kereta api yang dijalankan oleh masinis, alat pengangkutan laut atau kapal di kemudikan oleh nahkoda, alat pengangkutan udara adalah pesawat udara yang di jalankan oleh pilot. Universitas Sumatera Utara 4 Biaya pengangkutan Dalam KUHD tidak diatur secara umum mengenai biaya pengangkutan. Tetapi dilihat dari perjanjian pengangkutan, biaya pengangkutan adalah kontra prestasi terhadap penyelenggaraan pengangkutan yang di bayar oleh pengrim atau penerima atau penumpang kepada pengangkut. Dalam pengangkutan barang, biaya pengangkutan dapat di bayar lebih dahulu oleh pengririm, atau dibayar kemudian oleh penerima. Dalam pengangkutan penumpang Pasal 533 KUHD menentukan bahwa biaya pemeliharaan penumpang selama peengangkutan termasuk dalam biaya pengangkutan, dengan demikian, biaya pengangkutan trdiri dari dua unsur, yaitu: a kontra prestasi penyelenggaraan pengangkutan b biaya pemeliharaan yang meliputi makan dan minum selama pengangkutan. Menurut Pasal 533 KUHD biaya pengangkutan penumpang harus dibayar terlebih dahulu.

4. Berahirnya suatu perjanjian pengangkutan