Pengertian Pengangkutan Pengertian Pengangkutan, Konsep Pengangkutan Dan Asas Hukum Pengangkutan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN DARAT SERTA

KEDUDUKAN HUKUM MENGENAI PENGGUNA ANGKUTAN DARAT MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 22 TAHUN 2009

A. Pengertian Pengangkutan, Konsep Pengangkutan Dan Asas Hukum Pengangkutan

1. Pengertian Pengangkutan

Pengangkutan yaitu perpindahan tempat, baik mengenai benda-benda maupun orang, karena perpindahan itu mutlak diperlukan untuk mencapai dan meninggikan manfaat secara efisien. 15 Pengangkutan adalah perjanjian timbal balik antara pengangkut dengan pengirim, dimana pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan atau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar angkutan. 16 Pengangkutan menurut Muchtaruddin Siregar adalah “segala kegiatan- kegiatan yang dilakukan untuk memindahkan orang atau pemegang dan barang atau muatan dari suatu tempat ke tempat tujuan, apabila rumusan tersebut diteliti, maka, pengangkutan itu menghasilkan jasa-jasa angkutan sebagai produksinya, yaitu merupakan jasa dalam proses pemindahan barang atau orang”. 17 15 Sinta Uli, Pengangkutan, Suatu Tinjauan Hukum Multimoda Transport, Angkutan Laut, Angkutan Darat, Angkutan Udara, Medan: USU Press, 2006, hal. 20 16 H. Zainal Asikin, Hukum Dagang, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2013, hal. 153 17 Andi Sri Rezky Wulandari, Buku Ajar Hukum Dagang, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014, hal. 118 Universitas Sumatera Utara Pengangkutan sebagai suatu proses mengandung makna sebagai serangkaian perbuatan mulai dari pemuatan ke dalam alat angkut, kemudian dibawa menuju tempat yang telah ditentukan, dan pembongkaran atau penurunan di tempat tujuan, sedangkan pendapat lain menyatakan pengangkutan niaga adalah rangkaian kegiatan atau peristiwa pemindahan penumpang danatau barang dari suatu tempat tujuan sebagai tempat penurunan penumpang atau tempat pembongkaran barang. 18 a. Memuat penumpang atau barang ke dalam alat pengangkut Rangkaian peristiwa atu kegiatan dalam pemindahan tersebut meliputi : b. Membawa penumpang atau barang ke tempat tujuan, c. Menurunkan penumpang atau membongkar barang di tempat tujuan. 19 Fungsi dari pengangkutan ialah memindahkan barang atau orang dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan maksud untuk meningkatkan daya guna dan nilai. Disini jelas meningkatnya daya guna dan nilai merupakan tujuan dari pengangkutan, yang berarti bila daya guna dan nilai di tempat baru itu tidak naik, maka pengangkutan tidak perlu diadakan, sebab merupakan suatu perbuatan yang merugikan bagi si pedagang. Fungsi pengangkutan yang demikian itu tidak hanya berlaku didunia perdagangan saja, tetapi juga berlaku dibidang pemerintahan, politik, sosial, pendidikan dan lain-lain. 20 18 Lestari Ningrum, Usaha Perjalanan Wisata Dalam Perspektif Hukum Bisnis, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2004, hal. 134 19 Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2013, hal. 43 20 H. M. N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia Jakarta: Djambatan, 2008, hal. 2 Universitas Sumatera Utara Secara umum, dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD Indonesia tidak dijumpai definisi pengangkut, kecuali dalam pengangkutan laut, akan tetapi dilihat dari pihak dalam perjanjian pengangkutan, pengangkutan adalah pihak yang mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan orang penumpang danatau barang. Singkatnya, pengangkut adalah penyelenggara pengangkutan. Dilihat dari sisi kepemilikan badan usaha, pengangkut dapat dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu: 21 a. Badan Usaha Milik Negara BUMN Ada yang berbentuk perusahaan perseroan persero, contohnya PT kereta Api Indonesia persero, PT Garuda Indonesia Airlines Persero dan PT Pelayaran Nusantara Indonesia Persero. Ada juga yang berbentuk perusahaan umum Perum, contohnya Perum DAMRI. b. Badan Usaha Milik Swasta BUMS Umumnya berbentuk badan hukum perseroan terbatas, contohnya PT Lintas Sumatra, PT Samudra Indonesia, PT Sriwijaya Airlines, dan PT Lion Airlines, sedangkan yang berbentuk badan hukum koperasi, contohnya Taksi Kopti Jaya. Akan tetapi ada juga yang berbentuk persekutuan bukan badan hukum CV, contohnya CV. INTRA. c. Badan Usaha Milik Perseorangan Contohnya PO Putra Remaja

2. Konsep Pengangkutan