Perilaku Konsumen Penelitian Terdahulu

maupun objeknya bukan merupakan objek kunjungan wisata pada umumnya. c. Cruise Tour , yaitu perjalanan wisata dengan menggunakan kapal pesiar mengunjungi objek-objek wisata bahari dan objek wisata didarat tetappi menggunakan kapal pesiar sebagai basis pemberangkatannya. d. Youth Tour wisata remaja, yaitu kunjungan wisata yang penyelenggaraannya khusus diperuntukan bagi para remaja menurut golongan umur yang ditetapkan oleh hukum negara masing-masing. e. Marine Tour wisata bahari, yaitu suatu kunjungan ke objek wisata, khususnya untuk menyaksikan keindahan lautan, wreck-diving menyelam dengan perlengkapan selam lengkap.

2.2 Perilaku Konsumen

Konsumen adalah pemakai produk atau barang-barang hasil produksi baik barang maupun jasa Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2009:481. Perilaku konsumen consumer behavior didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian buying units dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide Mowen dan Minor, 2002:6. Menurut Umar 2000:50, perilaku konsumen didefinisikan sebagai suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi, serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan penyusuli tindakan tersebut. Perilaku konsumen terbagi menjadi 2 bagian yaitu perilaku yang tampak dan Universitas Sumatera Utara yang tak tampak, variabel-variabel perilaku yang tampak antara lain jumlah pembelian, waktu pembelian, karena siapa, dengan siapa, dan bagaimana konsumen melakukan pembelian. Sedangkan perilaku konsemen yang tak tampak adalah ingatan terhadap informasi, perasaan kepemilikan konsumen dan presepsi. Perilaku konsumen menunjuk kepada perbedaan perilaku individu dalam bagaimana mereka mendapatkan, mengolah, dan menggunakan informasi dari berbagai sumber dan situasi pembelian, mengkonsumsi dan berkomunikasi tentang merek, produk dan kelompok produk. Definisi perilaku konsumen dapat disimpulkan sebagai kegiatan yang secara langsung ditujukan untuk mendapatkan, mengkonsumsi suatu produk atau jasa dimana keputusan yang mengawali dan mengikuti kegiatan tersebut berbeda untuk setiap individuanya dan dapat berubah karena pengaruh dari berbagai pihak seperti lingkungan, individu dan sebagainya.

2.3 Kepuasan Pelanggan

Pelanggan merupakan seseorang yang secara kontinu dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan jasa dan membayar produk dan jasa tersebut. Pelanggan merupakan orang yang berinteraksi dengan perusahaan setelah proses menghasilkan produk Tjiptono dan Diana, 2003:100 Kepuasan satisfaction adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk terhadap ekspektasi mereka Kotler dan Keller, 2009:138. Kepuasan dibagi dua macam, yaitu Universitas Sumatera Utara kepuasan fungsional dan kepuasan psikologika. Kepuasan fungsional merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu produk yang dimanfaatkan sedangkan kepuasan psikologika merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud dari produknya Umar, 2000:51. Menurut Sheth Mittal dalam Tjiptono 2005:56, mengelompokkan pelanggan kedalam 3 kategori, yaitu: 1. User adalah orang yang secara aktual mengonsumsi atau menggunakan produk atau menerima manfaat dari jasa yang dibeli. 2. Buyer adalah orang yang berpartisipasi dalam pengadaan produk. 3. Payer adalah orang yang mendanai atau membiayai pembelian produk. Tipe nilai pelanggan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Performance value adalah kualitas hasil fisik dari penggunaan suatu produk atau jasa. Dengan kata lain, tipe nilai ini mencerminkan kemampuan produkjasa melaksanakan fungsi fisik utamanya secara konsisten. 2. Social value adalah manfaat produkjasa yang bertujuan untuk memuaskan keinginan seseorang dalam mendapatkan pengakuan atau kebanggaan sosial. 3. Emotional value adalah kesenangan dan kepuasan emosional yang didapatkan user dari produkjasa. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan Universitas Sumatera Utara lebih efektif. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien. Hal ini terutama sangat penting bagi pelayanan publik. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan merupakan faktor yang penting dalam mengembangkan suatu sistem penyediaan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan pelanggan, meminimalkan biaya dan waktu serta memaksimalkan dampak pelayanan terhadap populasi sasaran. Terdapat beberapa cara untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu: 1 Tingkat kepentingan pelayanan yang diberikan, dan 2 Kinerja pemberi pelayanan didalam memberikan pelayanannya. Menurut Kotler dan Amstrong 2004:41, ada empat metode yang bisa digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu: 1. Sistem keluhan dan saran Perusahaan yang memberikan kesempatan penuh bagi pelanggannya untuk menyampaikan pendapat atau bahkan keluhan merupakan perusahaan yang berorientasi pada konsumen costumer oriented. 2. Survei kepuasan pelanggan Sesekali perusahaan perlu melakukan survei kepuasan pelanggan terhadap kualitas jasa atau produk perusahaan tersebut.Survei ini dapat dilakukan dengan penyebaran kuesioner oleh karyawan perusahaan kepada para pelanggan. Melalui survei tersebut, perusahaan dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan produk Universitas Sumatera Utara atau jasa perusahaan tersebut, sehingga perusahaan dapat melakukan perbaikan pada hal yang dianggap kurang oleh pelanggan. 3. Ghost Shopping Metode ini dilaksanakan dengan mempekerjakan beberapa orang perusahaan ghost shopper untuk bersikap sebagai pelanggan di perusahaan pesaing, dengan tujuan para ghost shopper tersebut dapat mengetahui kualitas pelayanan perusahaan pesaing sehingga dapat dijadikan sebagai koreksi terhadap kualitas pelayanan perusahaan itu sendiri. 4. Analisa pelanggan yang hilang Metode ini dilakukan perusahaan dengan cara menghubungi kembali pelanggannya yang telah lama tidak berkunjung atau melakukan pembelian lagi di perusahaan tersebut karena telah berpindah ke perusahaan pesaing. Selain itu, perusahaan dapat menanyakan sebab-sebab berpindahnya pelanggan ke perusahaan pesaing. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah hubungan antara perusahaan dan pelanggan jadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan bagi perusahaan, reputasi perusahaan menjadi baik dimata pelanggan, dan laba yang diperoleh menjadi meningkat. Universitas Sumatera Utara

2.3.1 Faktor Faktor Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen ditentukan oleh persepsi konsumen atas performance produk atau jasa dalam memenuhi harapan konsumen. Salah satu faktor yang menentukan kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan mengenai kualitas jasa yang berfokus pada lima dimensi jasa yaitu: 1. Tangibles Berwujud Dimensi ini mencakup kondisi fisik, peralatan serta penampilan pekerja. Jasa tidak dapat diamati secara langsung, maka pelanggan sering kali berpedoman pada kondisi yang terlihat mengenai jasa dalam melakukan evaluasi seperti karpet, tempat duduk, penampilan pekerja, keramahan pekerja, dan lain-lain. 2. Reliability Keandalan Dimensi ini menunjukkan perusahan untuk memberikan pelayanan secara akurat dan handal, dapat dipercaya, bertanggung jawab atas apa yang dijanjikan, tidak pernah memberikan janji yang berlebihan dan selalu memenuhi janjinya. 3. Responsivenes Daya Tanggap Dimensi ini mencakup keinginan untuk membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat, selalu memperoleh definisi yang tepat dan segera mengenai pelanggan.Dimensi ini merefleksikan komitmen perusahaan untuk memberikan pelayanannya tepat pada waktunya. 4. Assurance Jaminan Dimensi ini mencakup Competency, yaitu kepemilikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan, Courtesy merupakan kesopanan, rasa hormat, perhatian Universitas Sumatera Utara dan keramahan pelayanan, Credibility merupakan kepercayaan terhadap dan kejujuran dari pembeli jasa dan Security hal ini mencakup kebebasan dari bahaya, resiko atau keragu raguan. Dimensi assurance mencakup pengetahuan dan kesopanan pekerja serta kemampuannya untuk memberikan kepercayaan kepada pelanggan, dimensi ini merefleksikan kompetensi perusahaan, keramahan kepada pelanggan dan keamanan operasinya. 5. Empathy Dimensi ini terdiri dari 3 hal yaitu: a Accessibility mencakup kemudahan untuk mendekati dan menghubungi. b Communication Skills hal ini mencakup pemberian informasi kepada pelanggan dengan bahasa yang dapat dimengerti dan mendengarkan tanggapan dan pertanyaan pelanggan. c Understanding the costumer hal ini mencakup perlunya usaha untuk mengetahui pelanggan dan kebutuhan khususnya.

2.3.2 Alat Analisis dan Teknik Mengukur Kepuasan Konsumen

Ada beberapa teknik mengukur kepuasan konsumen yaitu indeks kepuasan, analisis kesenjangan, importance performence analysis, benchmarking, analisis diskriminan , analisis Cluster, structural equation modeling dan lain-lain. Pengukuran sangat penting dilakukan oleh perusahan untuk keberlangsungan usaha yang dijalankan. Kegunaan pengukuran kepuasan antara lain untuk mengevaluasi posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan pesaing dan pengguna akhir, serta Universitas Sumatera Utara menemukan bagian atau atribut apa yang membutuhkan peningkatan. Kemampuan untuk memahami kepuasan dan memenuhi harapan pelanggan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Judul Penelitian Nama Penulis Tahun Pembuatan Tujuan dan Hasil Penelitian “Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor PTPN VIII” Oleh : Frans Thomas Manurung 2011 Tujuan dari penelitiaan tersebut adalah: 1. Menganalisis tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor 2. Mengidentifikasi proses pengambilan keputusan pembelian jasa dan tingkat loyalitas pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. 3. Menganalisis atribut yang harus diperbaiki dan ditambahkan oleh Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Hasil dari penelitian tersebut adalah: 1. Berdasarkan analisis mengenai karakteristik pengunjung wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor di dominasi oleh pengunjung dengan jenis kelamin laki-laki dengan umur sekitar 21 sampai 25 tahun dengan status sosial belum menikah atau masih lajang, tingkat pendidikan yang dienyam adalah Sarjana S1 dengan pekerjaan Pegawai Swasta dengan pengeluaran rata-rata Rp. 1.000.000 sampai dengan Rp. 1.500.000 dengan asal kedatangan yaitu berasal dari Kawasan Bogor. 2. Dalam perilaku pengambilan keputusan sebagian besar pengunjung menyatakan bahwa motivasi utama berkunjung ke wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor adalah untuk berwisata dan menikmati keindahan alam dengan proses kedatangan bersama sama dengan keluarga, dengan jenis wisata yang lebih disukai oleh pengunjung adalah wisata alam, dan jenis Universitas Sumatera Utara wisata yang lebih digemari adalah wisata dengan konsep yang mengandung nila pendidikan dengan alasan kedatangan untuk mencari kenyamanan dan mendapatkan kesenangan hati dan manfaat yang diharapkan datang ke objek wisata Agro Gunung Mas ini adalah untuk refreshing. Informasi yang didapat oleh pengunjung kebanyakan berasal dari teman dimana sumber informasi itu kebanyakan pengujung lebih banyak mempertimbangkan untuk berkunjung ke objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor dengan yang mempegaruhi berkunjung yaitu kebanyakan berasal dari teman-teman. Yang menjadi alasan terbesar para pengunjung memilih tempat ke objek Agro Gunung Mas Cisarua Bogor ini adalah dikarenakan dekat dengan tempat tinggal para pengunjung dengan diterapkan pengunjung tetap akan datang kembali ke objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor dikarenakan pengunjung merasa puas dengan tingkat kinerja pihak pengelola. 3. Hasil dari analisis tingkat kepuasan pengunjung dengan metode IPA dibagi menjadi empat kuadran. Pada kuadran 1 dianggap paling penting dalam meningkatkan atributnya. Berdasarkan perhitungan nilai CSI sebanyak 94 persen pengunjung merasa puas terhadap objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Wisatawan Asing Berlibur di Kota Semarang” Oleh : Yulia Endah Sukma Purnamasari 2011 Tujuan dari penelitiaan tersebut adalah: 1. Menganalisis pengaruh produk terhadap keputusan wisatawan asing berlibur di Kota Semarang. 2. Menganalisis pengaruh tempat terhadap keputusan wisatawan asing berlibur di Kota Semarang. 3. Menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan wisatawan asing berlibur di Kota Semarang. 4. Menganalisis pengaruh promosi terhadap keputusan wisatawan asing berlibur di Kota Semarang. Hasil dari penelitian tersebut adalah variabel produk, harga, tempat, dan promosi marketing mix memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan wisatawan asing untuk berlibur ke Kota Semarang. Universitas Sumatera Utara “Kepuasan Wisatawan Terhadap Kualitas Pelayanan Tourist Information Counters di Jalan Padma Utara Legian, Kuta” Oleh : I Gusti Ayu Eka Suwintari 2012 Tujuan dari penelitian adalah Mengetahui tingkat kepuasan wisatawan dengan menganalisis tingkat kesesuaian antara kepentingan faktor-faktor pelayanan menurut wisatawan dengan kualitas pelayanan yang diberikan TICs di Jalan Padma Utara, Legian, Kuta menganalisis tingkat kepuasan wisatawan terhadap kualitas pelayanan TICs di Jalan Padma Utara, Legian, Kuta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan wisatawan terhadap kualitas pelayanan TICs di Jalan Padma Utara, Legian, Kuta. Hasil dari penelitian tersebut adalah : Tingkat kepuasan wisatawan terhadap kualitas pelayanan TICs di Jalan PadmaUtara, Legian, Kuta berada pada kategori cukup puas dengan nilai rata-rata 2,6. Sebanyak tiga variabel penampilan petugas TICs, menghindari kesalahan ketika memberikan pelayanan, dan sikap dalam melayani pada kategori tidak puas; empat variabel pelayanan yang tepat waktu, nampak profesional dalam memberikan pelayanan, pengetahuan petugas TICs yang luas, dan memberi perhatian terhadap permintaan wisatawan pada kategori kurang puas; sepuluh variabel bangunan konter, fasilitas komunikasi, kelengkapan kebersihan, petabrosur, menghargai wisatawan, membantu wisatawan dengan cekatan, menggunakan bahasa tubuh, bahasa yang digunakan mudahjelas dimengerti, jujur dan bersih dalam melayani, keamanan saat dilayani, dan mengetahui nama wisatawan pada kategori cukup puas; dan tiga variabel memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan, pelayanan yang cepat dan efisien, serta tersenyum dalam melayani berada pada kategori puas. “Membangun Loyalitas Wisatawan Melalui Peningkatan Kualitas Obyek Wisata, Promosi dan Kepuasan Wisatawan di Kawasan Wisata Tawangmangu Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui karakteristik wisatawan objek wisata, kualitas objek wisata, kepuasan, dan loyalitas wisatawan objek wisata Tawangmangu Karanganyar.Hasil dari penelitian tersebut adalah Wisatawan obyek wisata Tawangmangu berdasarkan jenis kelamin proporsinya sedikit lebih banyak wisatawan laki-laki yaitu 59, sedangkan Universitas Sumatera Utara Karanganyar”. Oleh : Endang Sulistiyani 2010 wisatawan perempuan 41.Wisatawan obyek wisata Tawangmangu berdasarkan tempat tinggal proporsinya hampir seimbang terdiri dari 47 wisatawan bertempat tinggal di Kabupaten Karanganyar dan 53 wisatawan bertempat tinggal di luar Kabupaten Karanganyar, Kualitas obyek Wisata Tawangmangu secara keseluruhan menurut para wisatawan adalah pada tingkat baik. Atribut obyek Wisata Tawangmangu yang pada tingkat sangat baik bagi wisatawan hanya satu atribut yaitu keindahan alam yang khas, kenyamanan perjalanan menuju obyek wisata serta gengsi dan citra yang dimiliki oleh obyek wisata, Tingkat pemanfaatan media promosi yang paling tinggi adalah informasi melalui teman, relasi, dan saudara. Loyalitas wisatawan obyek wisata Tawangmangu dapat dikategorikan cukup loyal. Atribut loyalitas wisatawan obyek wisata Tawangmangu yang tertinggi adalah atribut tingkat keyakinan mengunjungi lagi obyek Wisata Tawangmangu kemudian diikuti tingkat loyalitas wisatawan, bila bermunculan obyek wisata baru Tingkat loyalitas wisatawan, kesediaan untuk merekomendasikan obyek Wisata Tawangmangu kepada teman, saudara atau dan yang paling rendah tingkat loyalitas wisatawan, bila ada kenaikan biaya di obyek Wisata Tawangmangu. Sehingga dapat dikatakan kenaikan biaya obyek wisata tidak mempengaruhi wisatawan untuk selalu mengunjungi kawasan wisata karena keyakinan yang telah dimiliki dan kepuasan yang diperoleh. Universitas Sumatera Utara

2.5 Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Interaksi dan Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Gunung Leuser (Study Kasus : Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah V Bahorok

1 65 94

Pemetaan Potensi Wisata Alam Di Kawasan Ekowisata Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser BTN Wilayah III Langkat

22 129 98

ANALISIS KONDISI OBJEK WISATA PUSAT PENGAMATAN ORANGUTAN SUMATERA DI TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER BUKIT LAWANG KABUPATEN LANGKAT.

0 3 25

Analisis Tingkat Kepuasan Wisatawan Mancanegara Pengunjung Objek Wisata Alam Taman Nasional Gunung Leuser Di Bukit Lawang SPTN Wilayah V Bahorok BTPN Wilayah III Stabat

0 0 16

Analisis Tingkat Kepuasan Wisatawan Mancanegara Pengunjung Objek Wisata Alam Taman Nasional Gunung Leuser Di Bukit Lawang SPTN Wilayah V Bahorok BTPN Wilayah III Stabat

0 0 2

Analisis Tingkat Kepuasan Wisatawan Mancanegara Pengunjung Objek Wisata Alam Taman Nasional Gunung Leuser Di Bukit Lawang SPTN Wilayah V Bahorok BTPN Wilayah III Stabat

0 0 7

Analisis Tingkat Kepuasan Wisatawan Mancanegara Pengunjung Objek Wisata Alam Taman Nasional Gunung Leuser Di Bukit Lawang SPTN Wilayah V Bahorok BTPN Wilayah III Stabat

0 0 18

Analisis Tingkat Kepuasan Wisatawan Mancanegara Pengunjung Objek Wisata Alam Taman Nasional Gunung Leuser Di Bukit Lawang SPTN Wilayah V Bahorok BTPN Wilayah III Stabat

0 0 2

Analisis Tingkat Kepuasan Wisatawan Mancanegara Pengunjung Objek Wisata Alam Taman Nasional Gunung Leuser Di Bukit Lawang SPTN Wilayah V Bahorok BTPN Wilayah III Stabat

0 0 5

Interaksi dan Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Gunung Leuser (Study Kasus : Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah V Bahorok

1 2 14