xxvii 2.
Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh para guru, penulis
buku, dan praktisi pendidikan dalam pembuatan buku teks pelajaran. Temuan-temuan yang ada dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi buku
teks pelajaran yang telah disusun dan dipergunakan.
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori
1. Buku Teks Pelajaran
a. Pengertian Buku Teks Pelajaran
Pada penelitian ini penggunaan istilah buku teks pelajaran mengacu pada Pusbuk sebagai institusi negara yang berwenang menetapkan segala hal yang
berhubungan dengan buku. Hal ini senada dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2008 tentang penetapan 195 buku
teks pelajaran pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam beberapa buku digunakan kata textbook,
tetapi ada juga yang menggunakan coursebook. Pada dasarnya makna kedua istilah ini sama. Oleh karena itu, untuk selanjutnya baik textbook maupun
coursebook akan dimaknai dengan buku teks pelajaran.
xxviii Dalam Oxford Learner’s Pocket Dictionary, “textbook: n c book giving
instruction in a subject”. Buku teks pelajaran adalah buku yang memberi instruksi atau perintah pada sebuah subjek. Bacon dalam Henry Guntur Tarigan dan Djago
Tarigan, 1986: 11 menyatakan bahwa buku teks pelajaran adalah buku yang dirancang, dipersiapkan, dan disusun oleh para pakar dalam bidangnya serta
dilengkapi dengan sarana pengajaran yang sesuai untuk digunakan di dalam kelas. Sementara dalam bukunya, Cunningsworth 1993: preface menuliskan“…it will
meet the need encountered by many teachers, course directors, teacher trainers and trainees for an up-tu-date book on this important subject, which is both
accessible and practical, and addresses the main issues.” Ini menunjukkan bahwa buku pelajaran sangat penting bagi guru dan para pelatih. Seirama dengan itu,
Syamsul Arifin 2008: 58 mengemukakan, buku ajar adalah buku pegangan untuk suatu mata kuliah yang ditulis dan disusun oleh pakar bidang terkait dan
memenuhi kaidah buku teks pelajaran serta diterbitkan secara resmi dan disebarluaskan.
Hall-Quest dalam Elmaghfirah 2009 mengatakan bahwa “buku teks pelajaran adalah rekaman pikiran rasial yang disusun untuk maksud-maksud dan
tujuan-tujuan intruksional”. Lebih terperinci lagi, Bacon dalam Elmaghfirah 2009 mengemukakan bahwa “buku teks pelajaran adalah buku yang dirancang
buat penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau ahli dalam bidang itu dan diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran
yang sesuai dan serasi”. Sedangkan Buckingham dalam Elmaghfirah 2009 mengutarakan bahwa “buku teks pelajaran adalah sarana belajar yang biasa
xxix digunakan di sekolah-sekolah dan diperguruan tinggi untuk menunjang suatu
program pengajaran dalam pengertian modern dan yang umum dipahami”. Obrazovni 2009 menyatakan bahwa buku teks pelajaran merupakan alat
dalam mengajar yang disusun berdasarkan kurikulum. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut “Textbook is a teaching tool material which presents the subject
matter defined by the curriculum”. Sementara menurut Herminarto Sofyan 1997 “bahan ajar merupakan seperangkat materi atau substansi pelajaran teaching
material yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran”.
Berikut ini tentang buku teks pelajaran berdasarkan Permendiknas Nomor 2 Tahun 2008.
1. Pasal 1: ” buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan
di satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan,
ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis,
peningkatan kemampuan kinestetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.
2. Pasal 4 ayat 1: ” Buku teks pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah dinilai kelayakan-pakainya terlebih dahulu oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebelum digunakan oleh pendidik danatau peserta
didik sebagai sumber belajar di satuan pendidikan”.
3. Pasal 10 ayat 1: ”satuan pendidikan dasar dan menengah menetapkan
masa pakai buku teks pelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 sesingkat-singkatnya 5 tahun”.
Hal ini seperti yang ditulis Cunningsworth 1993: 1 yang menyatakan bahwa keberadaan buku teks pelajaran supaya mempermudah dalam belajar,
seperti kutipan berikut “they also expect textbooks to make learning easier and more enjoyable…”. Hal senada juga dikemukakan Grant dalam Kayapinar 2008
xxx yang menyebutkan tentang fungsi buku pelajaran “mentions that coursebooks try
to solve the problem by creating opportunities for learners to use the target language in the classroom, …”. Ini menunjukkan bahwa buku teks pelajaran
dibuat untuk membantu siswa dalam belajar di kelas. Arnold dalam Tomlinson 2006 menyatakan bahwa buku pelajaran adalah
untuk membantu pembelajar. Lebih jelasnya seperti yang termuat dalam kutipan berikut ini “for a course book to help a learner to acquire a language …”.
Demikian juga dengan pendapat Kuzu, Yavuz Akbulut, dan Mehmet Can Şahin
2007 yang menyatakan bahwa “Course-books serve as an important segment of the teaching-learning process”. Buku pelajaran sangat penting keberadaannya.
Senada dengan hal tersebut, Toms 2004 menganggap penting makna sebuah buku teks pelajaran. Hal ini nampak pada kutipan berikut “… It may feature
periodic recycling units designed to have students reflect upon their learning”. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa sebuah buku teks pelajaran dapat
membantu siswa dalam merefleksikan pembelajaran yang telah dilakukan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa buku teks
pelajaran merupakan buku teks yang berisi materi pelajaran, sesuai dengan kurikulum yang berlaku, dan dapat membantu siswa dalam pembelajaran.
b. Ciri-Ciri Buku Teks Pelajaran