lvi
3. Pendidikan Vokasional
Pendidikan vokasional menurut Keiser 2004 merupakan “… the quality of technical education curricular materials. Three research strands were combined
into a theoretical framework which underlies the education of effective technicians”. Pendidikan yang mengantarkan kepada siswa didiknya berdasarkan
kebutuhan industri di daerah atau wilayahnya. Pendidikan ini memang mempersiapkan peserta didik untuk siap kerja, setelah lulus. Hal ini senada
dengan pendapat Keiser 2004 seperti kutipan berikut ini. “Vocational education or Vocational Education and Training VET, also
called Career and Technical Education CTE, prepares learners for jobs that are based in manual or practical activities, traditionally non-academic
and totally related to a specific trade, occupation or vocation, hence the term, in which the learner participates. It is sometimes referred to as
technical education, as the learner directly develops expertise in a particular group of techniques or technology.”
Menurut Finch dan Crunkilton dalam Keiser 2004 kurikulum pendidikan vokasional atau pendidikan kejuruan harus memperhatikan beberapa faktor. Hal
ini perlu diperhatikan agar peserta didik sukses dalam dunia kerja. Faktor itu meliputi berikut ini.
a Data-Based: decisions regarding content need to be grounded in school
and community data. b
Dynamic: curriculum is responsive to changes in the workplace and modifications should be tangible improvements.
c Explicit Outcomes: curricular goals should be measurable; the more
explicit the outcomes, the easier it is to determine if students achieve them.
d Fully Articulated: the scope and sequence of curricular concepts should
be logical and efficient. Linkages between grades and across courses should be thoughtful.
lvii e
Realistic: student experiences should be practical and fully contextualized.
f Student-Oriented: instructional approach should assist students to
prepare for the world of work. g
Evaluation Conscious: continuous effort should be made to evaluate the effectiveness of the curriculum.
h Future-Oriented: extent to which curriculum will be effective in the
future should be determined. i
World Class Focused: formal effort to benchmark world-class standards and focus on total quality.
Penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan SMK dan Madrasah Aliyah Kejuruan MAK dimaksudkan untuk memberikan kemampuan bekerja sesuai
dengan keahlian tertentu. Dalam penyusunan kurikulum SMK atau MAK mata pelajaran dibagi dalam tiga kelompok, yaitu kelompok normatif, adaptif, dan
produktif. Periode belajar dilakukan selama 3 tahun kelas X, XI, XII atau 4 tahun kelas X, XI, XII, XIII, Wina Sanjaya, 2005: 66.
Kelompok normatif adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok ini berisi kompetensi yang bertujuan agar peserta didik menjadi warga masyarakat
dan warga negara yang berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA,
IPS, Keterampilan
Komputer dan
Pengelolaan Informasi,
dan Kewirausahaan. Kelompok ini berisi kompetensi yang bertujuan agar peserta
didik mampu beradaptasi dan mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan
lviii kehidupan bermasyarakat dan bernegara, budaya, dan seni, ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta tuntutan perkembangan dunia kerja sesuai keahlian. Kelompok produktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang
dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan. Kelompok ini berisi kompetensi yang bertujuan agar peserta didik mampu
melaksanakan tugas di dunia kerja sesuai dengan program keahlian. Kompetensi dalam komponen produktif merupakan standar kompetensi yang berlaku di bidang
keahlian yang ditetapkan asosiasi profesi, hasil inventarisasi dan konsensus dunia kerja, serta pihak terkait. Ide KTSP SMK atau MAK harus mampu
menggambarkan suatu sumbangan sekolah untuk masyarakat. SMK dan MAK menerapkan Pendidikan Sistem Ganda PSG,
pembelajaran dirancang dan dilaksanakan bersama di sekolah dan dunia kerja berdasarkan pada kesiapan dan ketersediaan kegiatan yang sesuai dengan
kompetensi dalam kurikulum. Pengalokasian waktu pada setiap kompetensi atau mata pendidikan dan pelatihan diklat dicantumkan secara akumulatif.
Berdasarkan Permen Nomor 22 tahun 2006 dinyatakan beberapa prinsip pengembangan kurikulum, yaitu a berpusat pada potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, b beragam dan terpadu, c tanggapan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni, d relevan dengan kebutuhan kehidupan, e menyeluruh dan berkesinambungan, f belajar sepanjang hayat, dan g seimbang antara
kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
lix Dalam Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 ditetapkan Standar Kompetensi
Lulusan SKL SP dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran SKL MP. Berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan ini, maka SKL SP SMKMAK
ditetapkan sebagai berikut. 1
Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut. 2
Sesuai dengan perkembangan remaja. 3
Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya.
4 Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku,
perbuatan, dan pekerjaannya. 5
Berpartisipasi dalam penekanan aturan-aturan sosial. 6
Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global.
7 Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis,
kreatif, dan inovatif. 8
Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan.
9 Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk
pemberdayaan diri. 10
Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
11 Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks.
12 Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial.
lx 13
Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab. 14
Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
15 Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya.
16 Mengapresiasi karya seni dan budaya.
17 Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok.
18 Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan
lingkungan. 19
Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun. 20
Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat.
21 Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain.
22 Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis
dan estetis. 23
Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
24 Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan, baik untuk
memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya.
Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia meliputi; tingkat semenjana, tingkat, madya, dan tingkat unggul. Tiap tingkat memiliki
standar yang berbeda. 1.
Tingkat semenjana
lxi a.
Mendengarkan: memahami wacana lisan dalam berbagai kegiatan penyampaian dan penerimaan informasi yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. b.
Berbicara: menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari. c.
Membaca: menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis berupa teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. d.
Menulis: menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi dalam
bentuk teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan kehidupan sehari- hari.
2. Tingkat madya
a. Mendengarkan: memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian
dan penerimaan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan. b.
Berbicara: menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi yang berkaitan dengan pekerjaan.
c. Membaca: menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami
wacana tulis berupa teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan pekerjaan.
lxii d.
Menulis: menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi dalam
bentuk teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan pekerjaan. 3.
Tingkat unggul a.
Mendengarkan: memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian dan penerimaan informasi yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah
sederhana. b.
Berbicara: menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi yang berkaitan dengan kegiatan
ilmiah sederhana. c.
Membaca: menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis berupa teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan
kegiatan ilmiah sederhana. d.
Menulis: menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi dalam
bentuk teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah sederhana.
4. Kurikulum