Keterkaitan Antaraspek Pembelajaran yang Ada dalam Buku MBI SMK Kesesuaian Buku MBI SMK dengan Kurikulum yang Diberlakukan

clxxxv dibandingkan dua aspek yang lain. Hal ini seperti terdapat dalam hasil wawancara dengan siswa berikut ini. Sementara keterampilan bahasa dan sastra relatif sedikit. Menurut siswa, kedua materi ini dianggap sulit, terutama dalam EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan. Mengikuti aturan dalam menggunakan huruf kapital juga masih mengalami kesulitan. Bahkan siswa cenderung tidak mengerti tentang makna imbuhan, penulisan tanda baca koma maupun titik, memenggal kata. Hal ini mereka rasakan ketika harus menulis sebuah paragraf. Mereka mengalami kesulitan menentukan tanda titik dan komanya. Sarwiji Suwandi 2006: 17 menyatakan bahwa pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Oleh karena itu, dalam buku mata pelajaran bahasa Indonesia hendaknya memenuhi aspek tersebut. Dalam hal ini buku haruslah bertujuan menjadikan siswa terampil berbahasa, yakni menyimak, menulis, membaca, dan berbicara. Buku ini belum seimbang menyajikan keempat keterampilan tersebut. Keterampilan membaca dan menyimak masih sangat dominan. Padahal dalam kehidupan sehari-hari, justru keterampilan berbicaralah yang sangat dominan, baru kemudian keterampilan menulis.

3. Keterkaitan Antaraspek Pembelajaran yang Ada dalam Buku MBI SMK

Kegiatan belajar yang berupa penyajian butir-butir pembelajaran keempat keterampilan berbahasa diintegrasikan dalam satu tema. Tema yang dipilih clxxxvi disesuaikan dengan program keahlian di SMK TI atau Teknik Industri, yakni teknik mesin, teknik elektro, dan teknik bangunan. Pada bagian lain dikemukakan bahwa penyajian bahan pelajaran dalam setiap pelajaran tidak didasarkan atas materi kebahasaan, melainkan didasarkan pada keterampilan berbahasa. Namun demikian, urutan keempat keterampilan berbahasa ini juga bervariasi di tiap bab pelajarannya. Hal ini seperti terekam dalam hasil wawancara dengan siswa berikut ini. Di awal sudah disampaikan bahwa setiap unit pelajaran selalu dimunculkan tema. Setiap pokok bahasan yang ada hampir seluruhnya dihubungkan dengan tema-tema yang telah dimunculkan. Hal ini berarti hampir seluruh pelajaran yang ada dalam setiap unit pelajaran terkesan menyatu dalam satu tema yang telah ditetapkan. Setiap materi yang disinggung memiliki kecenderungan terikat dengan tema yang telah ditetapkan. Dari hasil analisis yang telah dilakukan terlihat bahwa pada dasarnya buku ini telah mencakup aspek-aspek pembelajaran bahasa sebagaimana tuntutan kurikulum. Akan tetapi aspek-aspek pembelajaran yang dimunculkan tidak memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain, andai adapun hanya sebagian kecil. Satu-satunya pengikat yang ada adalah tema. Hal ini mempertegas bahwa keterkaitan antaraspek belum ada, sehingga antara aspek satu dengan yang lain bersifat longgar.

4. Kesesuaian Buku MBI SMK dengan Kurikulum yang Diberlakukan

Pemerintah Badan Standar Pendidikan Nasional BSNP menyatakan bahwa kurikulum yang digunakan saat ini adalah Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan clxxxvii Pendidikan KTSP. Buku ini ditulis untuk pembelajaran bahasa Indonesia dan sesuai dengan Kurikulum 2006 atau KTSP. Salah satu ciri KTSP adalah mengacu pada Standar Isi SI dan Standar Kompetensi Lulusan SKL. Standar Isi meliputi materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006. Adapun pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah pendekatan kontekstual. Andayani 2009: 3 menyatakan bahwa pendekatan kontekstual adalah suatu proses pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sendiri pengetahuannya melalui aktivitas pembelajaran. Aktivitas pembelajaran tersebut merupakan aktivitas yang memperhitungkan kemampuan awal, pengalaman, dan aplikasi pengetahuan yang diperolehnya dalam kehidupan nyata. Maka hendaknya potensi-potensi daerah dimunculkan, seperti yang terekam dalam hasil wawancara berikut ini. Menurut saya, sebaiknya buku bahasa Indonesia yang digunakan di SMK utamanya Kabupaten Sragen disesuaikan dengan keadaan Sragen itu sendiri. Misalnya bacaan tentang mebel, ukir, batik, bangunan, pertanian atau mungkin menggali potensi lain yang dimiliki daerah Sragen. Karena sebenarnya banyak potensi daerah yang bisa digali dan buku bahasa Indonesia utamanya mampu menjadi sarana untuk mensosialisasikan potensi-potensi itu. CL.12 clxxxviii Oleh karena itu, agar tujuan pembelajaran bahasa tercapai, buku harus memuat empat kompetensi dalam kompetensi komunikatif, yaitu kompetensi gramatikal, kompetensi sosiolinguistik, kompetensi bacaan, dan kompetensi strategi Henry Guntur Tarigan, 2009: 33-49. Hal ini menunjukkan bahwa target pencapaian pembelajaran bahasa Indonesia adalah terbentuknya kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan. Sebuah buku dikatakan baik apabila disusun sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Ditinjau dari sisi pendekatan yang digunakan, buku ini tidak sesuai dengan KTSP. Hal ini karena buku belum mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sendiri pengetahuannya melalui aktivitas pembelajaran. Buku ini masih bersifat menuntun siswa dan hal ini akan berakibat siswa tidak atau kurang mandiri.

5. Persepsi Guru Bahasa Indonesia terhadap Buku MBI SMK