cv Hasil tes ini diperkuat dengan pernyataan guru dalam catatan hasil
wawancara berikut ini. Apalagi beberapa kata yang digunakan terkesan asing. Hal ini tentu saja
akan membuat siswa kesulitan dalam memahami buku. CL.11
Hal ini diperkuat lagi oleh informan kedua dalam catatan lapangan berikut. Ya. Banyak sekali kosakata asing dalam buku ini. Asing dalam hal ini
bukan berarti dari bahasa Inggris atau yang lain, tetapi siswa jarang atau bahkan belum pernah mendengar. Hal ini tentu saja akan menyulitkan
siswa dalam memahami bahan ajar. Meski tak bisa dipungkiri bahwa keberadaan internet dapat mempermudah komunikasi, tetapi bahasa
internet berbeda jauh dengan bahasa ilmu. Keadaan inilah yang kadang membuat siswa tidak terbiasa dengan bahasa ilmiah dalam buku. CL.24
Dua pendapat dari informan di atas memperkuat fakta, bahwa dalam buku MBI SMK ini banyak kosakata yang asing bagi siswa. Pada dasarnya bila diamati
lebih dalam, diksi dalam buku ini tidak terlalu sulit. Hanya memang siswa jarang sekali membaca, sehingga diksi yang sudah umum pun dikatakan sulit. Artinya,
hasil tes rumpang untuk kelas X ini tidak semata-mata karena faktor buku, tetapi juga dapat disebabkan oleh faktor siswa. Namun demikian karena dalam KTSP
mencoba menggali dan mengembangkan potensi siswa, maka alangkah lebih baik bila pemilihan buku disesuaikan dengan kemampuan siswa.
b. Buku MBI SMK Kelas XI
Dalam buku MBI SMK kelas XI terdapat 5 unit pelajaran. Tiap unit pelajaran memiliki beberapa bacaan, ada yang fiksi dan ada juga yang nonfiksi.
Seperti telah dikemukakan pada bab sebelumnya, bacaan fiksi tidak ikut diuji tes
cvi isi rumpangkan karena diksi yang digunakan memiliki potensi untuk bermakna
bias. Oleh karena itu, hanya beberapa bacaan yang dapat digunakan. Khusus untuk unit pelajaran dua karena tidak ada bacaan lain, maka terpaksa dipilih satu
bacaan yang berjudul “M Box Multimedia TV Kabel Mobil”. Hal ini dilakukan atas pertimbangan jumlah kata yang digunakan sangat minim, tetapi setidaknya
mampu mewakili pelajaran unit tersebut. Adapun data bacaan yang dilakukan tes isi rumpang atau TIR adalah sebagai berikut.
Tabel 15. Data Rumpangan Kelas XI
N o.
Tema Judul Bacaan
Kode Jumlah
Rumpangan 1.
2.
3.
4.
5. Teknologi
Informasi Mobil
Persatuan dan Kesatuan
Bangsa
Lingkungan Kerja
Bangunan dan Pertukangan
2007, Smatphone Tumbuh 20- 30
M Box Multimedia TV Kabel Mobil
Kerukunan Antarumat Beragama di Indonesia
Lingkungan Kerjaku Sangat Kondusif
Material untuk Rumah Gaya Tropis
R XI1
R XI2
R XI3
R XI4
R XI5 36
15
24
34
20
Jumlah 129
Seperti pada kelas X, kelas XI memiliki 9 kelas paralel. Dari 9 kelas itu dipilih secara acak 5 kelas. Tiap kelas diberi bacaan yang berbeda dengan kelas
cvii yang lain. Tiap kelas berjumlah 37 siswa. Alokasi waktu yang diberikan kepada
siswa adalah 1 jam pelajaran atau 45 menit dan bisa diperpanjang sampai benar- benar selesai. Namun demikian tidak dihabiskan 2 jam pelajaran penuh,
melainkan disisakan 15 menit di akhir pelajaran untuk mencocokkan. Setelah dilakukan TIR maka dapat diketahui keterbacaan buku MBI SMK seperti dalam
tabel berikut ini.
Tabel 16. Data Keterbacaan Buku Teks Pelajaran Kelas XI
No. Kode
Bacaan Jawaban
Informan Score
Cloze Tingkat
kemampuan siswa
Tingkat kemudahan
bacaan semua
benar 1.
2. 3.
4. 5.
R XI1 R XI2
R XI3 R XI4
R XI5 1332
555 888
1258 740
396 198
286 335
204 29.73
35.68 32.22
26.63 27.57
frustasi frustasi
frustasi frustasi
frustasi sukar
sukar sukar
sukar sukar
Jumlah rerata 30.37
Hasil tes isi rumpang untuk kelas XI diperoleh rata-rata 30,37 . Hal ini dapat diartikan bahwa siswa mengalami frustasi dalam memahami bacaan.
Ternyata hasil ini sama dengan yang dialami oleh kelas X. Artinya, kelas XI juga mengalami kesulitan dalam memahami bacaan. Secara rasio, kelas XI sudah
cviii memiliki pengalaman membaca yang lebih banyak daripada kelas X, tetapi
ternyata hasil TIR-nya tidak jauh berbeda. Hasil TIR kelas XI menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
memahami bacaan. Siswa mengalami frustasi, putus asa. Berdasarkan tabel tingkat kemampuan membaca dan pemahaman bacaan menunjukkan bahwa
bacaan untuk kelas XI masuk dalam kategori sukar. Ada indikasi rendahnya rata-rata hasil TIR karena siswa kelas XI
sebelumnya menempuh Prakerin. Pada saat Prakerin, siswa tidak melakukan aktivitas akademis. Siswa konsentrasi pada aplikasi kejuruan. Ditambah lagi, di
DUDI siswa tidak menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi. Hal ini menjadikan siswa tidak terbiasa berbahasa Indonesia. Hal ini seperti terungkap
pada catatan lapangan berikut.
… Mereka beranggapan belajar bahasa Indonesia di sekolah hanya formalitas karena di dunia kerja pada akhirnya juga akan tetap
menggunakan bahasa Jawa.CL.6
Anggapan seperti pendapat informan di atas juga menyebabkan siswa tidak semangat belajar bahasa Indonesia. Pernyataan tersebut secara tidak langsung
menyatakan bahwa pelajaran bahasa Indonesia tidak penting, sehingga hanya formalitas. Hal ini diperkuat dengan alokasi waktu yang diberikan oleh
kurikulum, yaitu 2 jam pelajaran atau 90 menit dalam satu minggu. Ditambah lagi adanya anggapan banyak orang bahwa 1 dalam berbahasa
yang penting isinya dipahami, sementara benar tidaknya dianggap tidak penting,
cix 2 buat apa belajar bahasa Indonesia karena tanpa belajar pun semua orang
Indonesia dapat berbahasa Indonesia, 3 bahasa Indonesia sangat sulit, dan 4 bahasa Inggris lebih bergengsi daripada bahasa Indonesia, Dep.Dik.Nas.: 12.
Sehingga banyak diantara siswa yang terpaksa dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia.
c. Buku MBI SMK Kelas XII