Persepsi Guru Bahasa Indonesia terhadap Buku MBI SMK

clxxxviii Oleh karena itu, agar tujuan pembelajaran bahasa tercapai, buku harus memuat empat kompetensi dalam kompetensi komunikatif, yaitu kompetensi gramatikal, kompetensi sosiolinguistik, kompetensi bacaan, dan kompetensi strategi Henry Guntur Tarigan, 2009: 33-49. Hal ini menunjukkan bahwa target pencapaian pembelajaran bahasa Indonesia adalah terbentuknya kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan. Sebuah buku dikatakan baik apabila disusun sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Ditinjau dari sisi pendekatan yang digunakan, buku ini tidak sesuai dengan KTSP. Hal ini karena buku belum mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sendiri pengetahuannya melalui aktivitas pembelajaran. Buku ini masih bersifat menuntun siswa dan hal ini akan berakibat siswa tidak atau kurang mandiri.

5. Persepsi Guru Bahasa Indonesia terhadap Buku MBI SMK

Sebagaimana telah diungkapkan bahwa guru merupakan salah satu personal yang dapat memberikan penilaian terhadap sebuah buku. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa para guru sebagai pengguna buku berpendapat bahwa buku tersebut tergolong kurang. Penilaian ini berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan untuk menilai sebuah buku. Kriteria tersebut meliputi isi buku, kualitas teknis, pendukung lain, dan alat peraga. Berdasarkan isi buku tersebut, para guru umumnya memberikan pandangan bahwa buku ini belum memenuhi standar yang digunakan. Prinsip-prinsip pembelajaran belum diikuti. Seharusnya pengembangan materi dari yang mudah clxxxix menuju sulit, namun dalam buku ini tidak. Bahkan pada bab terakhir kelas XII materi menulis laporan ilmiah sederhana didahulukan daripada menulis proposal untuk kegiatan ilmiah sederhana. Ternyata daftar isi dalam buku ini tidak konsisten dengan isi buku itu sendiri. Dalam buku ini penyajian bahannya kurang menarik sehingga siswa tidak memiliki keinginan untuk mengetahui lebih jauh. Hal ini seperti dalam hasil wawancara dengan informan. Perihal kesesuaian pengembangan materi dengan tema atau pokok bahasan yang diuraikan dalam buku, saya kira secara umum pengembangan materi sudah sesuai dengan tujuan umum pembelajaran. Akan tetapi dilihat dari sisi pengembangan pokok bahasan yang dikaitkan dengan tema pembelajaran tampak bahwa buku Armico terdapat kelemahan. Kelemahan tersebut karena masing-masing subbab pelajaran berdiri sendiri-sendiri. Sehingga bila dikaitkan dengan sisi pokok bahasan, tampaknya pengembangan materinya kurang sesuai. CL. 47 Berdasarkan kriteria teknis, buku ini memiliki komposisi yang kurang baik pada ilustrasi, peta, grafik, serta minimnya kualitas fotografinya. Bahkan tidak ada keseimbangan yang baik antara teknik artistik dengan nilai pendidikan. Buku ini juga menggunakan ilustrasi yang kurang dan tidak menarik, seperti dalam hasil wawancara berikut ini. Saya kira gambar-gambar yang ditampilkan dalam buku Armico ini bukan sekadar sebuah ilustrasi, tetapi memiliki fungsi yang cukup besar. Memang jumlahnya sedikit. Artinya, jumlah gambar atau ilustrasi dalam buku ini relatif kurang. Namun beberapa gambar yang sudah ada, cukup mendukung bacaan. Hal tersebut dapat dilihat dari tampilan beberapa gambar yang terdapat dalam bacaan yang ada. Misalnya pada bacaan “Satu Ponsel Tiga Fungsi” di sini diberi gambar ponsel. Namun demikian, gambar yang diberikan sangat minim jadi kurang dapat membantu siswa cxc dalam memahami makna bacaan yang ada. CL.46 Berdasarkan kriteria pendukung lain, para guru berpendapat bahwa buku ini belum diresensi dengan baik oleh para ahli di bidangnya. Buku ini juga tidak menyajikan pedoman pemantapan untuk guru dalam menyajikan bahan. Sedangkan pada kriteria alat peraga, buku ini memiliki kekurangan pada alat peraga yang sesuai dengan materi ajar. Andai adapun kurang sesuai dengan usia siswa dan media yang digunakan tidak tahan lama serta sulit digunakan. Pada akhirnya, para guru menyimpulkan bahwa buku ini kurang. Oleh karena itu, lebih baik ditangguhkan penggunaannya. Hal ini seperti terekam dalam hasil wawancara berikut ini. … . Misal surat lamaran pekerjaan. Dalam buku ini sudah terdapat alat peraganya, tetapi kurang. Karena pada dasarnya surat lamaran pekerjaan memiliki beberapa versi, bergantung instansi yang akan dikirimi. Oleh karena itu, alangkah lebih baik bila contoh tidak hanya satu, tetapi ada beberapa. Selain itu, contoh dibuat sedemikian rupa supaya siswa mudah memahami. Selain itu, alat peraga hendaknya mudah untuk dipergunakan. CL.31 Berdasarkan pernyataan para informan, baik guru maupun siswa, berpendapat bahwa pada dasarnya buku MBI SMK ini kurang baik. Apalagi bila digunakan untuk SMKN 1 Miri, hendaknya disesuaikan dengan keadaan atau muatan lokal yang ada. Hal ini terkait dengan teori bahwa pelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih mengenal dan memajukan daerahnya. Artinya, selepas mereka dari bangku sekolah tidak harus menyerbu atau berburu di daerah atau kota-kota lain, melainkan mereka dapat cxci membangun dan bila mungkin mengembangkan usaha secara mandiri. Oleh karena itu, buku bahasa Indonesia yang digunakan siswa hendaknya dapat mewujudkan hal tersebut. Namun demikian, siswa tentu saja jangan atau tidak menutup diri dari perkembangan luar. Artinya, perkembangan yang ada di daerah lain digunakan sebagai ilmu untuk kemudian dikembangkan di daerah sendiri. Buku bahasa Indonesia diharapkan mampu memberi pengetahuan, baik secara teori maupun aplikatif. Pengetahuan itu tidak sebatas kebahasaan, tetapi pengetahuan yang lain pada umumnya. Ketumpangtindihan bahan ajar yang terdapat dalam buku MBI SMK ini bisa diminimalisasi dengan memberi tambahan pada materi sastra. Hal ini karena materi sastra sangat kurang. Sementara materi ini lumayan penting sebagai sarana untuk memperkenalkan siswa pada dunia di luar mereka, baik untuk masa sekarang maupun di masa datang. Satu hal yang cukup menarik dalam buku ini adalah bahwa terdapat kesalahan penulisan. Namun tidak jelas, apakah kesalahan ini sengaja atau tidak. Atau kesalahan ini terjadi diproses editing. Misalnya pada kata ‘parafrase’. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga tertulis ‘parafrasa’. Di Kamus tertulis ‘memparafrasakan’yang berarti menguraikan kembali suatu teks dalam bentuk lain. Kesalahan ini ditemukan pada buku MBI SMK kelas X, tepatnya di unit pelajaran pertama yang bertema Sosial, bagian E. Kekurangan lain yang terdapat dalam buku MBI SMK ini adalah ketidaksesuaian antara yang tertulis dalam daftar isi dengan uraian di tiap bagian cxcii pelajaran. Memang tidak semua, tetapi ada beberapa. Misalnya pada buku kelas XII unit pelajaran 3 bagian B. Di daftar isi tertulis ‘ungkapan atau idiomatik, kata- kata baku dan nonbaku, peribahasa, prosa’. Sementara pada uraian justru berisi majas dan macamnya. Selain itu, terdapat uraian ‘memprediksi kemungkinan lanjutan cerita’ dan ini tidak terdapat pada daftar isi. Kesalahan yang lain pada penulisan kata ‘untuk’ yang terdapat di judul buku. Judul buku tertulis ‘Memahami Bahasa Indonesia SMK Untuk Kelas X Semester 1 dan 2’. Kata ‘untuk’ merupakan partikel sehingga menulisnya harus menggunakan huruf kecil dan bukan huruf kapital. Dalam EYD disebutkan bahwa huruf capital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang,dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal. Demikian juga dengan diksi ‘memahami’ yang digunakan pada judul. Diksi ‘memahami’ sudah menunjukkan tidak adanya kaitan dengan KTSP. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ‘memahami’ berarti mengerti benar; mengetahui benar. Pada dasarnya ‘memahami’ merupakan aspek kognitif yang masih dalam tataran dasar. Seharusnya siswa SMK tidak hanya memahami benar tentang bahasa Indonesia, tetapi juga harus dapat menggunakan dengan benar dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, hal ini dapat disimpulkan bahwa buku ini hanya mengajak siswa memahami bahasa Indonesia padahal seharusnya lebih dari itu. BAB V cxciii SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan