Paradigma dan Pendekatan Penelitian

persoalan. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti membuat relasi antarvariabel dan mengemukakannya dalam bentuk pertanyaan dan hipotesis.  Aspek terpenting dalam penelitian adalah sikap objektif; para peneliti harus menguji kembali metode-motede dan kesimpulan-kesimpulan yang sekiranya mengandung bias. Untuk itulah, dalam penelitian kuantitatifm standar validitas dan reliabilitas menjadi dua aspek penting yang wajib dipertimbangkan oleh peneliti. Model penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah perhitungan yang tepat. Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh. 4 Paradigma positivis melihat realitas sosial sebagai realitas yang “real” dan diatur kaidah-kaidah tertentu yang berlaku universal walaupun kebanyakan pengetahuan itu mungkin hanya bisa diperoleh secara probabilistik. 5 Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang termasuk paradigma positivistik. 6 Gaya penelitian kuantitatif mengukur fakta secara obyektif, memfokuskan pada 4 Prof. Dr. Syamsir Salam, MS dan Jeanal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, hal. 13 5 L. Neuman 1997, Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches in Social Works. New York: Columbia University, h. 90 6 Neuman 1997, Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches in Social Works. New York: Columbia University, h. 64 variabel, bebas nilai, ketergantungan terhadap isi penelitian, analisisnya dilakukan dengan cara peneliti tidak terlibat, dan kunci dari kuantitatif adalah reliabilitas. 7 Pendekatan kuantitatif bertujuan menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga hasil penelitian dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi. 8 Secara umum riset kuantitatif mempunyai ciri-ciri: 9  Hubungan riset dengan subjek: jauh. Periset menganggap bahwa realitas terpisah dan ada di luar dirinya, karena itu harus ada jarak supaya objektif. Alat ukurnya harus dijaga keobjektifannya.  Riset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak teori. Data hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori dibuktikan dengan data. Bila dalam analisis ditemukan penolakan terhadap hipotesis atau teori, biasanya periset tidak langsung menolak hipotesis dah teori tersebut melainkan meneliti dulu apakah ada kesalahan dalam teknik samplingnya atau definisi konsepnya kurang operasional, sehingga menghasilkan instrument kuisioner yang kurang valid. 7 Neuman 1997, Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches in Social Works. New York: Columbia University, h. 73 8 Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta; Kencana. 2009 h.55 9 Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, hal.56  Riset harus dapat digeneralisasikan, karena itu menuntut sampel yang representatif dari seluruh populasi, operasionalsasi konsep serta alat ukur yang valid dan reliabel.  Prosedur riset rasional – empiris, artinya penelitian berangkat dari konsep-konsep atau teori-teori yang dilandasinya. Konsep atau teori inilah yang akan dibuktikan dengan data yang di kumpulakn dilapangan. Penelitian kuantitatif sifatnya objektif, sehingga kita bisa melihat langsung sebuah keadaan. Sedangkan desain penelitian ini adalah survey yaitu dengan mensurvey dan mengetahui Motif dan Kepuasan Program Ramadan di Televisi Nasional pada Mahasiswai Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Tahun Ajaran 2011-2014.

C. Tipe Penelitian

Penelitian ini yaitu tipe eksplanatif, penelitian ini dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau gelaja terjadi. Hasil akhir dari penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab-akibat. Tujuan dari penelitian eksplanatif adalah menghubungkan pola-pola yang berbeda namun memilik keterkaitan dan menghasilkan pola hubungan sebab akibat. 10 Periset membutuhkan definisi konsep, kerangka konseptual dan kerangka teori. 10 Bambang Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, Jakarta, RAJAGRAFINDO PERSADA, 2011, hal. 43 Menurut Burhan Bungin, penelitian eksplanatif dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh suatu variabel dengan variabel lain. Karena itu penelitian eksplanatif menggunakan sampel dan hipotesis. 11 Tipe penelitian eksplanatif dapat dibagi dua sifat: 12  Komparatif, bermaksud untuk membuat komparasi membandingkan antara variable yang satu dengan variable lainnya yang sejenis.  Asosiatif, bermaksud untuk menjelaskan hubungan kolerasi antara variable. Dalam pelaksanaannya, explanatory research ini menggunakan metode penelitian survei. Pada format eksplanasi survei, peneliti diwajibkan membangun hipotesis penelitian dan mengujinya di lapangan melalui kuesioner sebagai alat pengumpul data. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat kolerasi atau hubungan antara tingkat motif dengan tingkat kepuasaan khalayak. Metode penelitian ini menggunakan metode survei yaitu metode riset dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam survei proses pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuisioner sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden 11 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta; Kencana, 2009 h. 38 12 Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2006, hal. 60 yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik. Karena itu penggunaan teknik sampling yang benar sangat menentukan kualitas riset. 13 Penelitian survei menekankan analisa dari sejumlah individu, yang biasanya digunakan untuk mencari penjelasan dari perbedaan-perbedaan yang ada pada suatu waktu, bukan untuk menjelaskan proses atau gejala karenanya metode ini bermanfaat untuk mengumpulkan informasi tentang khalayak. Jenis metode survei yang digunakan adalah single cross sectional survey dimana pengumpulan data hanya dilakukan sekali dalam satu periode.

D. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional survey. Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu, dan tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu yang berbeda untuk perbandingan. 14 Ketika kita mengevaluasi hasil dari cross sectional survey, sangatlah penting untuk mempertimbangkan waktu kapan survey dilaksanakan. Hasil dari cross sectional survey dibatasi oleh waktu sehingga hasilnya bisa saja berbeda bila penelitian dilakukan di waktu yang berbeda bahkan bila sampelnya sama. 13 Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2006, hal. 59 14 Bambang Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, Jakarta, RAJAGRAFINDO PERSADA, 2011, hal. 45