Pelepasan ketegangan, pelarian dan pengalihan
menekankan nilai-nilai individu; dan pengawasan surveillance, atau informasi
mengenai bagaimana media akan membantu individu mencapai sesuatu.
14
Asumsi kedua uses and gratifications menghubungkan kepuasan akan
kebutuhan pada pilihan terhadap sebuah media yang berada di tangan khalayak. Karena orang adalah agen yang aktif, mereka mengambil inisiatif. Asumsi ketiga,
bahwa media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan akan kebutuhan
– berarti bahwa media dan khalayaknya tidak berada dalam kevakuman. Keduanya adalah bagian dari masyakat luas, dan hubungan antara
media dan khalayak diperngaruhi oleh masyarakat.
15
Asumsi keempat uses and gratifications adalah masalah metologis
mengenai kemampuan peneliti untuk mengumpulkan informasi yang andal dan akurat dari konsumen media. Untuk beragumen bahwa khalayak cukup sadar diri
akan penggunaan media, minat serta motif mereka sehingga mereka dapat memberikan kepada peneliti sebuah gambaran akurat menyatakan kembali
keyakinan akan khalayak yang aktif; hal ini juga mengimplikasikan bahwa orang sadar akan aktivitas ini. Penelitian awal mengenai
uses and gratifications mencakup menanyakan kepada reponden mengenai mengapa mereka
mengomsumsi media tertentu.
16
Asumsi kelima sedikit berbicara mengenai khalayak daripada mengenai mereka yang melakukan studi mengenai ini. Hal ini menyatakan bahwa peneliti
14
Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan
Aplikasi, Jakarta, Salemba Humanika, 2010, hal. 105
15
Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan
Aplikasi, hal. 105
16
Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan
Aplikasi, hal. 106
harus mempertahankan penilaiannya mengenai hubungan antara kebutuhan khalayak akan media atau muatan tertentu.
17
Jay G. Blumer 1979 menawarkan berapa saran jenis aktivitas khalayak yang dapat dilakukan oleh konsumen media. Pertama, media kegunaan bagi
orang, dan orang dapat menempatkan media pada kegunaan tersebut. Istilah ini
disebut kegunaan utility. Contohnya, orang mendengarkan radio di mobil untuk
mendapat informasi mengenai lalu lintas. Kesenjangan intentionality terjadi
ketika motivasi orang menentukan konsumsi mereka akan isi media. Cotoh, ketika orang ingin dihibur, mereka menonton komedi. Jenis ketiga dari aktivitas
khalayak adalah selektivitas selectivity, yaitu bahwa khalayak menggunakan
media dapat menrefleksikan ketertarikan dan preferensi mereka. Contohnya, jika
anda menyukai jazz, Anda mungkin akan mendengarkan musik jazz. Kesulitan untuk mempengaruhi
imperviousness to influence menyatakan bahwa khalayak membentuk pemahaman mereka sendiri dari isi dan bahwa makna
mempengaruhi apa yang mereka pikirkan dan lakukan. Mereka sering sekali secara aktif menghindari jenis pengaruh media tertentu.
18
Dalam hal ini, terdapat pandangan bahwa dunia dimana khalayak berada ikut serta menentukan kebutuhan dan kepuasan khalayak terhadap media. Dengan
kata lain, kebutuhan dan kepuasan khalayak terhadap media tidak otonom yang tidak ditentukan semata-mata hanya pada diri individu. Katz dan rekan 1974
menyatakan bahwa situasi sosial dimana khalayak berada turut serta terlibat dalam
17
Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan
Aplikasi, Jakarta: Salemba Humanika, 2010, hal. 106
18
Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan
Aplikasi, hal. 107
mendorong atau meningkatkan kebutuhan khalayak terhadap media melalui lima cara berikut:
19
Situasi sosial dapat menghasilkan ketegangan dan konflik yang mengakibatkan
orang membutuhkan
sesuatu yang
dapat mengurangi ketegangan melalui penggunaan media.
Situasi sosial dapat menciptakan kesadaran adanya masalah yang menuntut perhatian. Media memberikan informasi yang membuat
kita menyadari hal-hal yang menarik perhatian kita melalui media. Situasi sosial dapat mengurangi kesempatan seseorang untuk dapat
memuaskan kebutuhan tertentu, dan media berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap. Dengan kata lain, terkadang situasi yang
kita hadapi menjadikan media sebagai sumber terbaik atau mungkin satu-satunya yang tersedia. Pada situasi bencana alam,
banyak orang yang tidak dapat pergi langsung ke lokasi bencana sehingga mereka sangat tergantung pada media untuk mengetahui
keselamatan anggota keluarga mereka. Situasi sosial terkadang menghasilkan nilai-nilai tertentu yang
dipertegas dan diperkuat melalui konsumsi media. Orang terdidik akan memilih media yang dapat mempertegas atau memperkuat
nilai-nilai yang menghargai akal sehat, kesadaran diri dan ilmu pengetahuan. Namun sebaliknya, media juga dapat mempertegas
atau memperkuat nilai-nilai yang bertentangan dengan akal sehat.
19
Moroissan, Teori Komunikasi Massa, Bogor: Ghalia Indonesia, 2013, Cet. Kedua,
hal.81
Situasi sosial menuntut audien untuk akrab dengan media agar mereka tetap dapat diterima sebagai anggota kelompok tertentu.
Dalam pergaulan sosial, seseorang yang serba tidak tahu mengenai isu-isu yang menjadi sorotan media akan dianggap sebagai orang
yang tidak mengikuti perkembangan zaman.