Perkembangan Teori Uses and Gratifications

hierarki kebutuhan dan motivasi dari Abraham Maslow. Teori hierarki kebutuhan dan motivasi menyatakan bahwa orang akan selalu berupaya secara aktif untuk memuaskan hierarki kebutuhannya hierarchy of needs, dan orang yang berhasil mencapai satu tingkatan pada hierarki kebutuhan akan berupaya mencapai tingkatan yang lebih tinggi. Gagasan Maslow bahwa manusia secara aktif mencari segala hal yang dapat memenuhi kebutuhannya pencari akti kebutuhan sangat sesuai dengan gagasan dari Katz, Blumler dan Gurevicth mengenai bagaimana orang mengonsumsi komunikasi massa. Manusia dapat dan secara aktif ikut serta dalam proses komunikasi massa. Tahap ketiga yang merupakan tahap terkahir dalam penelitian mengenai uses and gratifications adalah mencari hubungan antara alasan-alasan audien mengonsumsi media tertentu dengan variabel, seperti kebutuhan, tujuan, keuntungan, konsekuensi penggunaan, dan faktor-faktor individual. Dalam riset ini, peneliti mencoba teori yang ada menjadi lebih dapat diperkiraan predictive dan memberikan lebih banyak penjelasan. Alan Rubin dan Mary Step 2000 dalam riset mereka meneliti hubungan antara motivasi, daya tarik interpersonal dan interaksi parasosial yaitu hubungan yang kita rasakan kita miliki dengan orang yang kita kenal hanya melalui media dengan kegiatan mendengarkan acara perbincangan di radio. Mereka menemukan bahwa motivasi untuk mendapatkan hiburan atau memperoleh informasi berinteraksi atau saling mempengaruhi dengan persepsi hubungan parasosial, hal ini menjelaskan mengapa audien mau mendengarkan acara radio dan menilai pembawa acaranya sebagai orang yang kredibel.

C. Kritik Teori Uses and Gratifications

Pendekatan uses and gratifications telah memicu sejumlah kritik, terutama karean tidak bersifat teoritis, karena masih kabur dalam mendefinisikan konsep- konsep utama misalnya, “kebutuhan”, dan karena pada dasarnya tak lebih dari sebuah strategi pengumpulan data. 24 Tidak banyak upaya yang dilakukan untuk mencari asal-usul pencarian gratifikasi. Kerap kali kebutuhan yang ingin dipenuhi orang melalui manfaat media disimpulkan dari pernyataan-pernyataan mengenai mengapa mereka memanfaatkan media, mengarah pada kecurigaan bahwa kebutuhan tersebut diciptakan oleh media atau merupakan sebuah rasionalisasi manfaat media. 25 Arah penelitian sejak masa Freud menunjukkan adanya kompleksitas dan kekaburan motivasi manusia, juga ada sesuatu yang agak sederhana atau naif mengenai penerapan laporan diri untuk menentukan motif. Sebuah kritik diatas berbagai kajian manfaat dan gratifikasi pada tahun 1983 mengkritisi adanya keracunan antara definisi operasional dan model analitis; mempertanyakan konsistensi internal; menyebut kurang adanya justifikasi teoritis atas suatu model yang ditawarkan, dan mengatakan, “pembahasan jauh dari hasil-hasilnya, yang tidak mendukung landasan teoritisnya ”. 26 Salah satu kritik pendekatan uses and gratifications adalah bahwa pendekatan ini terlalu sempit fokusnya, yaitu pada individu Elliot, 1974.Pendekatan ini bersandar pada konsep – konsep psikologis seperti pada 24 Severin, Teori KomunikasiI, Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2001, hal. 358 25 Severin, Teori KomunikasiI, hal .358 26 Wener J. Severin, Teori KomunikasiI, Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2001, hal. 358 kebutuhan, dan mengabaikan struktur sosial maupun tempat media itu berada dalam struktur tersebut. Salah satu jawaban atas kritik ini datang dari Rubin dan Windahl 1986, yang telah mengusulkan suatu sintesis antara pendekatan uses and gratifications dengan teori ketergantungan. Model manfaat dan ketergantungan mereka Rubin dan Windahl menempatkan individu dalam sistim – sistim kemasyarakatan, yang membantu membentuk kebutuhan – kebutuhan mereka. 27 Perspektif pendekatan manfaat dan gratifikasi juga dikritik oleh para penulis yang memeliki perhatian pada persoalan hegomoni media. Mereka mengatakan bahwa terlalu jauh kiranya jika dikatakan bahwa orang bebas memilih agenda media maupun interpretasi-interpretasi sesuai kehendak mereka White, 1994. Menurut para penulis itu, pesan-pesan media massa cenderung memperkuat pandangan kebudayaan yang dominan, dan audien merasa sukar untuk mengelak dari “bacaan yang lebih disukai ini”. 28 Uses and Gratifications, seperti yang dikenal, berbeda, dan sangat berpengaruh pada tahun 1970 dan 1980-an. Paradigma pengaruh yang terbatas sedang goyah pada saat itu, dan teoritikus media membutuhkan sebuah kerangka yang dapat mereka gunakan untuk membahas keberadaan dampak media yang nyata tanpa harus menyimpang terlalu jauh dari keortodokan keilmuan. Ini bukan 27 Severin, Teori KomunikasiI, Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2001, hal. 359 28 Severin, Teori KomunikasiI, hal. 359 alasan mengapa Katz, Blumer, dan Gurvitch merumuskan pendekatan ini, tetapi ini merupakan alasan mengapa pedekatan ini memiliki karakter tertentu. 29 Dua faktor lain yang membentuk bagaimana teori ini dulu akan dan sekarang digunakan. Pertama adalah prinsip kesederhanaan dalam perkembangannya. Pencipta teori ini adalah ilmuan politik dan sosiolog, jadi mereka berfokus pada kampanye inormasi dan politik. Karenanya, peneliti teori Uses and Gratifications tradisional mempelajari bagaimana orang menggunakan informasi yang diberikan media. Mereka memandang media sebagai saluran informasi daripada simbol. Maka akan masuk akal, bahwa mereka memandang kemungkinan – bahkan probabilitas -khalayak memisahkan dan reflektif dalam memilih informasi yang mereka inginkan dan butuhkan. Uses and Gratifications, karenanya, cukup langsung pada sasaran ketika berbicara mengenai bagaimana orang menggunakan surat kabar surat kabar terdiri atas bagaian-bagian yang terpisah, masing-masing bagian ditujukan pada pembaca tertentu yang mencari informasi tertentu atau majalah publikasi dengan pembaca yang sangat spesifik dan ditarget berdasarkan demografi untuk mencapai keputusan atau penilaian tertentu. 30 29 Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, Jakarta: Salemba Humanika, 2010, hal. 113 30 Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, hal. 114