13 terpenting fenomena dari persepsi ini adalah “perhatian”. Perhatian merupakan
suatu konsep yang diberikan pada proses persepsi yang menseleksi input-input tertentu untuk diikutsertakan dalam suatu pengalaman yang disadari dalam suatu
waktu tertentu Widayatun, 1999.
2.2.2 Teori lokasi
Menurut Tarigan 2009 dan Rustiadi, dkk 2009, terdapat beberapa teori lokasi dalam studi ruang, yaitu :
a. Teori Pola Produksi Pertanian von Thunen Perkembangan teori lokasi klasik diawali oleh analisis lokasi areal produksi
pertanian atau selama ini dikenal sebagai teori Lokasi von Thunen. Teori von Thunen berusaha menghubungkan antara konsep ekonomi dengan lokasi
spasial. Secara garis besar asumsi-asumsi yang dibuatnya adalah sebagai berikut :
• Pusat pasar kota sebagai kota pemasaran, lokasi di pusat suatu wilayah homogen secara geografis, bagian pusat dilukiskan sebagai pusat
pemukiman, pusat industri yang sekaligus merupakan pusat pasar • Biaya transportasi untuk mengangkut hasil dari tempat produksi ke kota
berbanding lurus dengan jarak. Setiap petani di kawasan sekeliling kota akan menjual kelebihan hasil pertaniannya ke kota tersebut, dan biaya
transportasi ditanggung sendiri • Petani secara rasional cenderung memilih jenis tanaman yang
menghasilkan keuntungan maksimal
Universitas Sumatera Utara
14 b. Teori Lokasi Biaya Minimum Weber
Alferd Weber seorang ahli ekonomi Jerman menulis buku berjudul Uber den Standart der Industrien
pada tahun 1909. Apabila von Thunen menganalisis lokasi kegiatan pertanian, maka Weber menganalisis lokasi kegiatan industri.
Weber mendasarkan teorinya bahwa pemilihan lokasi industri didasarkan atas prinsip minimisasi biaya. Weber menyatakan bahwa lokasi setiap industri
tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja dimana penjumlahan keduanya harus minimum. Dalam perumusan modelnya, weber bertitik tolak
pada asumsi bahwa, ada tiga faktor yang mempengaruhi lokasi industri, yaitu biaya transportasi, upah tenaga kerja, dan dampak aglomerasi atau
deaglomerasi. c. Sistem K=3 dari Christaller
Walter Christaller pada tahun 1933 menulis buku yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris berjudul Central Places In Southern Germany. Dalam buku ini
Christaller mencoba menjelaskan bagaimana susunan dari besaran kota, jumlah kota, dan distribusinya di dalam satu wilayah. Model Christaller ini
merupakan suatu sistem geometri dimana angka 3 yang ditetapkan secara arbiter memiliki peran yang sangat berarti. Itulah sebabnya disebut sistem
K=3 dari Christaller. Christaller mengembangkan modelnya untuk suatu wilayah abstrak dengan
ciri-ciri sebagai berikut : • Wilayahnya adalah dataran tanpa roman, semua adalah datar dan sama
• Gerakan dapat dilaksanakan ke segala arah
Universitas Sumatera Utara
15 • Penduduk memliki daya beli yang sama dan tersebar secara merata pada
seluruh wilayah • Konsumen bertindak rasional sesuai dengan prinsip minimisasi jarakbiaya
d. Teori Lokasi Pendekatan Pasar Losch Apabila Weber melihat persoalan dari sisi produksi, August Losch melihat
persoalan dari sisi permintaan pasar. Ia mengatakan bahwa lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Makin
jauh dari pasar, konsumen makin enggan membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjualan pasar semakin mahal. Produsen harus
memilih lokasi yang menghasilkan penjualan terbesar yang identik dengan penerimaan terbesar.
e. Teori Lokasi Memaksimumkan Laba Teori Weber hanya melihat sisi produksi, sedangkan teori Losch hanya
melihat sisi permintaan. Kedua pandangan itu perlu digabung, yaitu dengan mencari lokasi yang memberikan keuntungan maksimal setelah
memperhatikan lokasi yang menhasilkan ongkos terkecil dan lokasi yang memberikan penerimaan terbesar. Permasalahan ini diselesaikan oleh D.M.
Smith dengan mengintrodusir konsep average cost biaya rata-rata dan average revenue
penerimaan rata-rata yang terkait dengan lokasi.
2.2.3 Faktor-Faktor Pengambilan Keputusan Memilih Lokasi Usaha