68
6.2. Saran
1. Kepada pemerintah Dalam upaya penertiban dan relokasi, pemerintah harus lebih cepat
mensosialisasikan kebijakan yang baru, seperti memberitahu kepada pedagang manfaat yang akan diperoleh di tempat yang baru dan sistem
tarif yang akan berlaku. Kebijakan peraturan pemerintah yang telah dibuat, harus dijalankan secara efektif, efisien, partisipatif, dan
transparan. Agar kawasan Pusat Pasar Kota Medan tepatnya di bahu jalan Sutomo
dan jalan Veteran bersih dari pedagang, maka perlu adanya kelengkapan aksesibilitas menuju Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-
Buahan Kota Medan yaitu tersedianya jaringan transportasi angkutan umum dari seluruh sudut kota Medan dan bagi pedagang pengecer
retailer yang masih bertahan di kawasan Pusat Pasar Kota Medan, direlokasi ke pasar terdekat.
Selain itu, perlu juga didirikan cold storage untuk menyimpan produk sayur dan buah agar kesegaran dan kandungan materialnya terjaga,
serta ruang berkumpulnya para eksportir dan importir. 2. Kepada peneliti selanjutnya
Diharapkan dapat meneliti faktor-faktor lain yang berhubungan dengan persepsi pedagang, pengaruh pendapatan pedagang setelah relokasi, dan
persepsi konsumen terhadap keberadaan Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan, sehingga dapat diperoleh informasi yang
faktual dan aktual.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Teori Lokasi
Landasan dari lokasi adalah ruang. Tanpa ruang maka tidak mungkin ada lokasi. Lokasi menggambarkan posisi pada ruang tersebut. Dalam studi ruang, yang
menjadi perhatian adalah analisis atas dampakketerkaitan antara lokasi dengan berbagai kegiatan lain. Studi tentang lokasi adalah melihat kedekatan satu
kegiatan dengan kegiatan lain dan apa dampaknya atas kegiatan masing-masing kerana lokasi yang berdekatanberjauhan tersebut. Teori lokasi adalah ilmu yang
menyelidiki tata ruang spatial order kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta
hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usahakegiatan lain, baik ekonomi maupun sosial Tarigan, 2009.
Pada awalnya, teori lokasi hanya didominasi oleh pendekatan-pendekatan geografis-lokasional atau karya-karya teori lokasi klasik. Sejak tahun 1950-an
teori lokasi berkembang dengan analogi-analogi ilmu ekonomi umum, dan diperkaya oleh analisis-analisis kuantitatif standar ilmu ekonomi, khususnya
ekonometrika, dinamik model, dan model-model optimasi seiring berkembangnya cabang ilmu sosial baru regional science Rustiadi, dkk, 2009.
2.1.2 Pasar
Pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau lebih jelasnya, daerah, tempat, wilayah, area yang mengandung kekuatan permintaan dan
6
Universitas Sumatera Utara
7 penawaran yang saling bertemu dan membentuk harga. Faktor-faktor yang
menunjang terjadinya pasar, yakni : keinginan, daya beli, dan tingkah laku dalam pembelian Fuad, dkk, 2009.
Pasar merupakan tempat berkumpul para penjual yang menawarkan barang ataupun jasa kepada para pembeli yang mempunyai keinginan dan kemampuan
untuk memiliki barang dan jasa tersebut, hingga terjadinya kesepakatan transaksi atau transfer atas kepemilikan barang atau kenikmatan jasa Johan, 2011.
Menurut Pracoyo 2005, istilah pasar secara lebih luas menggambarkan interaksi permintaan dan penawaran yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi. Pasar
dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu : a. Pasar barang dan jasa
Perusahaan adalah pihak yang menyediakan berbagai macam barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen. Sektor rumah tangga, pemerintah, dan luar
negeri sebagai konsumennya. Di pasar barang dan jasa juga terjadi jual-beli antarperusahaan.
b. Pasar tenaga kerja Sektor rumah tangga adalah pihak yang menjadi penyedia tenaga kerja. Yang
meminta tenaga kerja adalah perusahaan, pemerintah, dan luar negeri. Tenaga kerja tidak hanya berupa kemampuan fisik, tetapi juga keterampilan, keahlian,
dan mental. c. Pasar uang pasar modal
Individu dari sektor rumah tangga yang sudah mapan, mengalokasikan pendapatannya tidak hanya untuk konsumsi, tetapi juga untuk ditabung dan
Universitas Sumatera Utara
8 spekulasi di pasar uang. Di pasar uang, rumah tangga dapat membeli saham
maupun obligasi dari perusahaan maupun pemerintah. Di negara seperti Indonesia dengan proporsi populasi pertanian yang sangat besar,
sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi pertumbuhan pasar dalam negeri, bagi sektor-sektor non-pertanian, khususnya industri. Pengeluaran
petani untuk produk-produk industri baik barang-barang konsumsi pakaian, meubel, alat-alat bangunan, dan peralatan rumah tangga, maupun barang-barang
produsen pupuk, pestisida, mesin, dan inout-input lainnya memperlihatkan aspek yang sangat penting dari kontribusi pasar sektor pertanian terhadap
pembangunan ekonomi Tambunan, 2003. Pemasaran meliputi segala kegiatan usaha yang diutamakan atau diperlukan agar
barang-barang hasil produksi dimungkinkan mengalir secara lancar ke sektor konsumen. Dalam hal melancarkan penyampaian produk pertanian dari produsen
ke konsumen, peranan lembaga-lembaga perpasaran sangatlah penting Kartasapoetra, 1986.
Dalam pemasaran hasil-hasil pertanian, umumnya ada tiga tahap proses penyampaian komoditas atau barang mulai dari produsen sampai kepada
konsumen. Tahap-tahap proses tersebut adalah 1 proses konsentrasi, dimana pedagang perantara mengumpulkan barang-barang dari produsen dan pedagang
besar mengumpulkan barang-barang dari pedagang pengumpul, 2 proses equalisi, dimana pedagang besar menahan barangnya untuk sementara sebelum
dijual ke pasar, dan 3 proses diversi adalah proses penjualan barang dari
Universitas Sumatera Utara
9 pedagang besar kepada pedagang eceran, dan penjualan dari pedagang eceran
kepada konsumen Ginting, 2006. Menurut Kartasapoetra, dkk 1986, ada lima jenis pasaran produk pertanian,
yaitu: a. Pasaran transit pasaran penampung sementara
Pasaran transit lazimnya dibentuk oleh individu yang bergerak secara wiraswasta atau oleh suatu badan yang mempunyai inisiatif membantu para
petani atau produsen produk pertanian. Untuk penampungan produk-produk pertanian tersebut lazimnya dimanfaatkan pula terminal-terminal, karenanya
sering dikenal pula terminal market, di terminal inilah wiraswastawan atau badan tersebut melakukan beberapa pengolahan, sehingga di terminal ini
produk pertanian tersebut benar-benar dalam keadaan siap dipasarkan. Di terminal ini pula wiraswastawan atau badan tersebut akan berhadapan dengan
para tengkulak atau pemborong, dan terjadinya transaksi. b. Pengembang pasar lokalsetempat
Orang-orang yang terlibat dalam pengembang pasar lokal ini adalah para penampung atau pengumpul produk pertanian yang jumlahnya agak besar dan
seterusnya secara rasional akan diangkutnya ke kota-kota yang akan dipasarkan melalui Pasar Induk, atau para pedagang besar yang ada di kota-
kota. c. Pasaran pusat distribusipasar induk
Di kota-kota besar, pihak pemerintah sangat memperhatikan tentang perlu dan teraturnya tempat-tempat pertemuan antara pedagang besar dengan para
pedagang eceran serta memungkinkan pula para konsumen untuk secara
Universitas Sumatera Utara
10 langsung mengadakan transaksi jual beli, yaitu dengan dibangunnya Pasaran
Pusat Distribusi Pasar Induk. Pasar induk merupakan tempat penampungan dan pemasarn golongan
komoditi tertentu dalam berbagai jenis, biasanya dijual dalam skala tertentu pula. Di pasar ini pembeli pada umumnya adalah pedagang pengecer atau
pedagang khusus. Contoh pasar induk antara lain adalah pasar induk sayur dan buah, pasar induk beras, dan pasar induk bunga Tim Penulis PS, 1998.
Pasar induk menyelenggarakan fungsi 1 mengatur usaha sortasi, seleksi, standarisasi, dan pengepakan, 2 mengatur kegiatan angkutan, bongkar muat,
dan pergudangan, 3 menyediakan fasilitas umum, seperti bank, listrik, air, perkantoran, pergudangan, dan fasilitas pendukung lainnya Setiadi, 2008.
d. Pasaran eceran Pasaran produk yang khusus melayani kebutuhan para konsumen rumah
tangga akan produk-produk pertanian dan tersebar di kota dan sekitarnya. e.
Pasaran dunia pasaran ekspor dan impor Pasaran ekspor dan impor umumnya terletak di kota-kota yang memiliki
fasilitas-fasilitas pelabuhan yang memelihara hubungan dengan pasar dunia. Pasaran dunia merupakan segenap hal ikhwal yang mengenai pertukaran atau
jual beli sesuatu produk pertanian yang berlangsung di antara negara-negara di dunia.
2.1.3 Sayur dan Buah
Sayuran adalah tanaman hortikultura yang dibudidayakan untuk memproduksi pangan yang dikonsumsi dalam bentuk segar atau setelah diolah secara minimal.
Universitas Sumatera Utara
11 Sedangkan buah adalah hasil pertumbuhan bunga atau rangkaian bunga
angiospermae atau merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah. Pada
beberapa spesies tumbuhan, yang disebut buah mencakup bakal buah yang telah berkembang lanjut beserta dengan jaringan yang mengelilinginya. Sebagai
pelengkap menu, sayur dan buah mempunyai peran yang penting. Sayuran dan buah-buahan adalah sumber vitamin dan mineral utama. Buah juga dikenal
sebagai sumber
zat berkhasiat,
antioksidan, dan
serat Poerwanto dan Anas, 2014.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Persepsi
Persepsi dalam pengertian psikologi adalah proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah pengindraan
penglihatan, pendengaran, peraba, dan sebagainya. Sebaliknya, alat untuk memahaminya adalah kesadaran atau kognisi Sarwono, 2002.
Persepsi atau tanggapan adalah suatu proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan,
memberi, serta meraba kerja indra di sekitar kita. Persepsi merupakan suatu pengalaman yang terbentuk berupa data-data yang didapat melalui indra, hasil
pengolahan otak dan ingatan Widayatun, 1999. Karena persepsi merupakan aktivitas yang terintegerasi dalam diri individu, maka
apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi. Persepsi dapat dikemukakan karena perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman-pengalaman
individu tidak sama, maka dalam mempersepsi suatu stimulus, hasil persepsi
Universitas Sumatera Utara
12 mungkin akan berbeda antara individu satu dengan individu lain. Persepsi itu
bersifat individual Walgito, 2010. Persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan,
penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber lain yang dipersepsi. Melalui persepsi
kita dapat mengenali dunia sekitar kita, yaitu seluruh dunia yang terdiri dari benda serta manusia dengan segala kejadian-kejadiannya. Dengan persepsi kita dapat
berinteraksi dengan dunia sekeliling kita, khususnya antar manusia. Adanya persepsi ini adalah penting agar dapat menumbuhkan komunikasi yang aktif
Anugerah, 2004. Objek yang dapat dipersepsi sangat banyak, yaitu segala sesuatu yang ada di
sekitar manusia. Karena sangat banyaknya objek yang dapat dipersepsi, maka pada umumnya objek persepsi diklasifikasikan. Objek persepsi dapat dibedakan
atas objek yang nonmanusia dan manusia. Objek persepsi yang berwujud manusia disebut social perception atau person perception, sedangkan persepsi yang
berobjekkan nonmanusia, hal ini sering disebut sebagai nonsocial perception atau disebut juga sebagai things perception Walgito, 2010.
Proses terjadinya persepsi adalah karena adanya objekstimulus yang merangsang untuk ditangkap oleh panca indra objek tersebut menjadi perhatian panca indra,
kemudian stimulus tersebut dibawa ke otak. Dari otak terjadi adanya “kesan” atau jawaban adanya stimulus berupa respon, dikembalikan ke indra berupa
“tanggapan” atau persepsi atau hasil kerja indra berupa pengalaman hasil pengolahan otak. Proses terjadinya persepsi ini perlu fenomena, dan yang
Universitas Sumatera Utara
13 terpenting fenomena dari persepsi ini adalah “perhatian”. Perhatian merupakan
suatu konsep yang diberikan pada proses persepsi yang menseleksi input-input tertentu untuk diikutsertakan dalam suatu pengalaman yang disadari dalam suatu
waktu tertentu Widayatun, 1999.
2.2.2 Teori lokasi
Menurut Tarigan 2009 dan Rustiadi, dkk 2009, terdapat beberapa teori lokasi dalam studi ruang, yaitu :
a. Teori Pola Produksi Pertanian von Thunen Perkembangan teori lokasi klasik diawali oleh analisis lokasi areal produksi
pertanian atau selama ini dikenal sebagai teori Lokasi von Thunen. Teori von Thunen berusaha menghubungkan antara konsep ekonomi dengan lokasi
spasial. Secara garis besar asumsi-asumsi yang dibuatnya adalah sebagai berikut :
• Pusat pasar kota sebagai kota pemasaran, lokasi di pusat suatu wilayah homogen secara geografis, bagian pusat dilukiskan sebagai pusat
pemukiman, pusat industri yang sekaligus merupakan pusat pasar • Biaya transportasi untuk mengangkut hasil dari tempat produksi ke kota
berbanding lurus dengan jarak. Setiap petani di kawasan sekeliling kota akan menjual kelebihan hasil pertaniannya ke kota tersebut, dan biaya
transportasi ditanggung sendiri • Petani secara rasional cenderung memilih jenis tanaman yang
menghasilkan keuntungan maksimal
Universitas Sumatera Utara
14 b. Teori Lokasi Biaya Minimum Weber
Alferd Weber seorang ahli ekonomi Jerman menulis buku berjudul Uber den Standart der Industrien
pada tahun 1909. Apabila von Thunen menganalisis lokasi kegiatan pertanian, maka Weber menganalisis lokasi kegiatan industri.
Weber mendasarkan teorinya bahwa pemilihan lokasi industri didasarkan atas prinsip minimisasi biaya. Weber menyatakan bahwa lokasi setiap industri
tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja dimana penjumlahan keduanya harus minimum. Dalam perumusan modelnya, weber bertitik tolak
pada asumsi bahwa, ada tiga faktor yang mempengaruhi lokasi industri, yaitu biaya transportasi, upah tenaga kerja, dan dampak aglomerasi atau
deaglomerasi. c. Sistem K=3 dari Christaller
Walter Christaller pada tahun 1933 menulis buku yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris berjudul Central Places In Southern Germany. Dalam buku ini
Christaller mencoba menjelaskan bagaimana susunan dari besaran kota, jumlah kota, dan distribusinya di dalam satu wilayah. Model Christaller ini
merupakan suatu sistem geometri dimana angka 3 yang ditetapkan secara arbiter memiliki peran yang sangat berarti. Itulah sebabnya disebut sistem
K=3 dari Christaller. Christaller mengembangkan modelnya untuk suatu wilayah abstrak dengan
ciri-ciri sebagai berikut : • Wilayahnya adalah dataran tanpa roman, semua adalah datar dan sama
• Gerakan dapat dilaksanakan ke segala arah
Universitas Sumatera Utara
15 • Penduduk memliki daya beli yang sama dan tersebar secara merata pada
seluruh wilayah • Konsumen bertindak rasional sesuai dengan prinsip minimisasi jarakbiaya
d. Teori Lokasi Pendekatan Pasar Losch Apabila Weber melihat persoalan dari sisi produksi, August Losch melihat
persoalan dari sisi permintaan pasar. Ia mengatakan bahwa lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Makin
jauh dari pasar, konsumen makin enggan membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjualan pasar semakin mahal. Produsen harus
memilih lokasi yang menghasilkan penjualan terbesar yang identik dengan penerimaan terbesar.
e. Teori Lokasi Memaksimumkan Laba Teori Weber hanya melihat sisi produksi, sedangkan teori Losch hanya
melihat sisi permintaan. Kedua pandangan itu perlu digabung, yaitu dengan mencari lokasi yang memberikan keuntungan maksimal setelah
memperhatikan lokasi yang menhasilkan ongkos terkecil dan lokasi yang memberikan penerimaan terbesar. Permasalahan ini diselesaikan oleh D.M.
Smith dengan mengintrodusir konsep average cost biaya rata-rata dan average revenue
penerimaan rata-rata yang terkait dengan lokasi.
2.2.3 Faktor-Faktor Pengambilan Keputusan Memilih Lokasi Usaha
Faktor-faktor pemilihan lokasi perlu dipertimbangkan oleh pemilik usaha dalam menentukan lokasi usahanya, karena lokasi usaha merupakan salah satu strategi
bisnis. Menurut Tjiptono 2007, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
16 a.
Aksesibilitas Lokasi usaha mudah dijangkau sarana transportasi umum. Beberapa jenis tata
guna lahan mungkin ada di satu atau dua lokasi saja dalam suatu kota seperti pasar induk atau pusat pasar. Dari sisi jaringan transportasi, kualitas
pelayanan transportasi pasti juga berbeda-beda, sistem jaringan transportasi di suatu daerah mungkin lebih baik dibandingkan dengan daerah lainnya baik
dari segi kuantitas kapasitas maupun kualitas frekuensi dan pelayanan. b. Lalu lintas
Pembeli konsumen tidak hanya berasal dari lingkungan sekitar. Banyaknya pengunjung yang lalu-lalang di sekitar pasar bisa memberikan peluang besar
terhadap terjadinya buying, yaitu keputusan pembelian yang sering terjadi spontan, tanpa perencanaan. Akan tetapi, kepadatan dan kemacetan lalu lintas
bisa juga menjadi hambatan. c.
Kenyamanan Nyaman adalah kondisi dimana seseorang merasa dirinya dihargai, merasa
aman, senang dan tidak ada beban pikiran. Kenyamanan perlu didapatkan setiap orang dalam setiap kegiatannya, karena bila tidak nyaman, sesuatu
yang dikerjakan tidak akan menjadi maksimal hasilnya. Kenyamanan itulah yang sebisa mungkin diberikan pihak pemerintah kota Medan kepada para
pedagang yang direlokasi agar pedagang merasa nyaman dan senang berjualan di Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan sehingga
memberikan kinerja terbaik terhadap masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
17 d. Persaingan
Persaingan dalam konteks pemasaran adalah keadaan dimana perusahaan pada pasar produk atau jasa tertentu akan memperlihatkan keunggulannya
masing-masing, dengan atau tanpa terikat peraturan tertentu dalam rangka meraih pelanggannya. Persaingan akan terjadi pada beberapa kelompok
pesaing yang tidak hanya pada produk atau jasa sejenis, dapat pada produk atau jasa substitusi maupun persaingan pada hulu dan hilir.
e. Peraturan pemerintah
Tindakan hukum pemerintahan itu pada dasarnya adalah tindakan yang dilakukan dalam rangka melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terdapat
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku atau dalam rangka mengatur dan melayani kepentingan umum yang dikristalisasikan dalam
ketentuan Undang-Undang yang bersangkutan. Peraturan pemerintah mengenai tata ruang dibuat dengan memperhatikan kesehatan, keselamatan,
pengendalian lingkungan, dan kesempatan yang sama. Pedagang cenderung melihat peraturan pemerintah sebagai kendala pada kegiatan mereka.
Selain beberapa faktor di atas, ada juga faktor penyiasatan sistem kontrol. Sistem kontrol atau pengawasan adalah
adalah suatu alat kumpulan alat untuk mengendalikan, memerintah, mengawasi, dan mengatur keadaan dari suatu
sistem. Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan dan untuk mencapai tujuan dari
pemerintah yang telah direncanakan maka perlu ada pengawasan, karena dengan pengawasan tersebut, maka tujuan yang akan dicapai dapat dilihat dengan
berpedoman rencana yang telah ditetapkan terlebih dahulu oleh pemerintah Anonymous, 2013.
Universitas Sumatera Utara
18 Seperti halnya penertiban pedagang di daerah Pusat Pasar Kota Medan agar tidak
berjualan lagi di daerah tersebut dan bersedia untuk direlokasi ke Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah Kota Medan, maka perlu adanya pengawasan oleh pihak-
pihak tertentu. Namun, sistem kontrol dapat disiasati, dengan kata lain, dapat dihindari dengan berbagi cara, seperti menyelidiki, mencari informasi, dan
menggunakan suatu taktik untuk dapat menghindari pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah.
2.2.4 Skala Likert
Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku manusia adalah masalah pengungkapan atau pengukuran sikap. Pengungkapan sikap
dengan menggunakan skala sangat popular di kalangan para ahli psikologi sosial dan para peneliti. Hal ini dikarenakan selain praktis, skala sikap yang dirancang
dengan baik pada umumnya memiliki rehabilitas yang memuaskan. Skala sikap berwujud kumpulan pernyataan-pernyataan sikap yang ditulis, disusun, dan
dianalisis sedemikian rupa seingga respon terhadap pernyataan tersebut dapat diberi angka skor yang kemudian diinterpretasikan Azwar, 2007.
Dalam operasionalisasi variabel yang diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner, memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala Likert. Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono,2010.
Menurut Azwar 2007, metode rating yang dijumlahkan popular dengan nama penskalaan Model Likert, yang merupakan metode penskalaan pernyataan sikap
Universitas Sumatera Utara
19 yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya.
Prosedur penskalaan Likert didasari oleh dua asumsi, yaitu : a. Setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai pernyataan
yang favorable atau pernyataan yang unfavorable b. Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif harus
diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negatif.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak ukur
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
Tabel 2. Skala penilaian untuk pernyataan positf dan negatif No.
Kategori Jawaban Skor Positif
Skor Negatif
1 Sangat Setuju SS
5 1
2 Setuju S
4 2
3 Ragu-Ragu R
3 3
4 Tidak Setuju TS
2 4
5 Sangat Tidak Setuju STS
1 5
Sumber : Sugiyono 2010 Untuk mengukur skala Likert tersebut, digunakan rumus sebagai berikut
Azwar, 2007:
Dimana : T
= Skor Standar X
= Skor Sampel = Rata-rata Skor Kelompok
Universitas Sumatera Utara
20 S
= Deviasi Standar Kelompok Kriteria uji, apabila :
T 50 Persepsi Positif
T ≤ 50
Persepsi Negatif
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai persepsi masyarakat terhadap keberadaan suatu tempat yang baru adalah penelitian yang dilakukan oleh :
Freddy H Siburian 2010, dengan judul skripsi Persepsi Masyarakat Petani dan Pedagang terhadap Keberadaan Sub Terminal Agribisnis STA Harangan Sidua-
Dua di Nagori Saribu Dolok, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun. Penelitian ini menggunakan beberapa metode analisis, antara lain: Analisis
Deskriptif untuk mengetahui bagaimana perkembangan serta harapan masyarakat terhadap keberadaan STA di Nagori Saribu Dolok, Kecamatan Silimakuta,
Kabupaten Simalungun, dan Metode Sakal Likert untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa 1 perkembangan
Sub Terminal Agribisnis STA Harangan Sidua-Dua adalah berkembang relatif lambat dengan kondisi STA yang belum berjalan sesuai fungsinya, 2 masyarakat
petani umumnya mempunyai persepsi negatif terhadap keberadaan STA Harangan Sidua-Dua, dimana dari 86 sampel petani, 50 sampel di antaranya mempunyai
persepsi negatif terhadap keberadaan STA dan 36 sampel petani memiliki persepsi negatif, 3 persepsi masyarakat pedagang terhadap keberadaan STA adalah ragu-
ragu dimana dari 10 sampel pedagang, sebanyak 5 sampel memiliki persepsi negatif, dan 5 sampel lainnya memiliki persepsi positif terhadap keberadaan STA.
Universitas Sumatera Utara
21 Syobrian R. Mokoginta 2012, dengan judul skripsi Persepsi Masyarakat
terhadap Relokasi Pasar Tradisional di Kelurahan Genggulang Kecamatan Kotamobagu Utara. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa relokasi pedagang yang ada di pasar lama ke pasar baru belum terealisasi 100 karena mendapat penolakan dari masyarakat
sekitar, hal ini terlihat dari persentase masyarakat dan pedagang yang setuju dan tidak setuju lebih besar yang tidak setuju. Dengan persentase dari 40 orang
pedagang yang terdata, peneliti mengambil sampel 17 responden atau 18 pedagang di Pasar Genggulang mayoritas mengatakan setuju atas pembangunan
pasar dan relokasi pasar lama ke pasar baru, sedangkan masyarakat hasil pembagian kuesioner di tiga kelurahan dan lima desa kecamatan Kotamobagu dari
80 responden atau 45 di antaranya tidak setuju. I Wayan Sastrawan 2014 dengan judul skripsi Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Usaha Pedagang Kaki Lima di Pantai Penimbangan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Penelitian ini
mengunakan analisis regresi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa faktor yang memepengaruhi pemilihan lokasi usaha PKL adalah aksesibilitas, visibilitas, lalu
lintas, tempat parkir, ekspansi, lingkungan, persaingan, dan peraturan pemerintah. Faktor yang paling dominan mempengaruhi pemilihan lokasi usaha PKL adalah
faktor aksesibilitas sebesar 56,331.
2.4 Kerangka Pemikiran