Jenis Bahan Tambah Bahan Tambahan Admixture

30

2.4.3 Jenis Bahan Tambah

Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan menjadi dua yaitu bahan tambah kimia chemical admixture dan bahan tambah mineral additive.Bahan tambah admixture ditambahkan saat pengadukan dan atau saat pelaksanaan pengecoran placing sedangkan bahan tambah aditif yaitu yang bersifat mineral ditambahkan saat pengadukan dilaksanakan. A. Bahan Tambah Kimia Chemical Admixture Menurut standar ASTM C.494 1995:254 dan Pedoman Beton 1989 SKBI 1.4.53.1989 Ulasan Pedoman Beton 1989:29, jenis bahan kimia dibedakan menjadi tujuh tipe bahan tambah, yaitu : 1. Tipe A – Water-reducing Admixtures Water-reducing admixtures adalah bahan tambah yang mengurangi air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu.Water-reducing admixtures digunakan antara lain untuk dengan tidak mengurangi kadar semen dan nilai slump untuk memproduksi beton dengan perbandingan atau rasio faktor air semen yang rendah. 2. Tipe B – Retarding Admixtures retarding admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk menghambat waktu pengikatan beton. Penggunaannya untuk menunda waktu pengikatan beton setting time, misalnya karena kondisi cuaca yang panas atau memperpanjang waktu pemadatan untuk menghindari cold joints dan Universitas Sumatera Utara 31 menghindari dampak penurunan beton segar pada saat pengecoran dilaksanakan. 3. Tipe C – Accelerating Admixtures Accelerating admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk mempercepat pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton.Bahan ini digunakan untuk mengurangi lamanya waktu pengeringan hidrasi dan pencapaian kekuatan pada beton. 4. Tipe D – Water-reducing and Retarding Admixtures Water-reducing and Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dan menghambat pengikatan awal. 5. Tipe E – Water-reducing and Accelerating Admixtures Water-reducing and Accelerating Admixturesmadalah bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton yang konsistensinya tertentu dan mempercepat pengikatan awal. 6. Tipe F – Water-reducing, High Range Admixtures Water-reducing, High Range Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 atau lebih. Universitas Sumatera Utara 32 7. Tipe G – Water-reducing, High Range Retarding Admixtures Water-reducing, High Range Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 atau lebih dan juga untuk menghambat pengikatan beton. B. Bahan Tambah Mineral Additive Bahan tambah mineral ini merupakan bahan tambah yang dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja beton.Pada saat ini, bahan tambah mineral ini lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kinerja tekan beton, sehingga bahan tambah mineral ini cenderung bersifat penyemenan. Berikut beberapa contoh bahan tambah mineral adalah : 1. Kerak Tanur Tinggi Ground Granulated Blast Furnace Blast-furnace-slag adalah kerak slag, yaitu bahan sisa dari pengecoran besi dengan media memakai dapur furnace dan proses pembakarannya dibantu dengan udara yang ditiupkan blast. Material slag terbentuk dari campuran kapur, silika dan alumina dengan pembakaran hingga suhu 1600 o C. Campuran ini setelah didinginkan akan membentuk kristal-kristal yang dapat digunakan sebagai campuran semen, setelah melalui proses penggilingan hingga halus. 2. Uap Silika Silika Fume Uap silika yang telah terpadatkan Condensed Silica Fume merupakan limbah hasil sisa produksi silikon metal dan ferrosilikon pada pada pabrik pembuatan mikrochip untuk komputer. Terdiri atas beberapa jenis, namun yang Universitas Sumatera Utara 33 bisa dipakai untuk campuran beton adalah uap silika yang mengandung lebih dari 75 silikon. Secara umum, uap silika mengandung SiO2 86-96, dengan ukuran lebih kecil seratus kali lipat dari fly ash rata-rata 0,1-0,2 mikrometer. 3. Abu Kulit Gabah Rice Husk Ash Abu kulit gabah atau sering disebut abu sekam padi adalah proses sisa pembakaran gabah kering padi. Jumlah produksi gabah yang lumayan besar 100 kg padi menghasilkan 22 kg gabah membuat abu sekam padi memiliki jumlah yang berlimpah di alam. Jika kulit gabah dibakar dalam suhu terjaga 800 o C selama 15 jamakan menghasilkan 25 berat abu kulit gabah dengan kandungan silika aktif 85-90. Abu kulit gabah ini kemudian digiling halus untuk bisa dijadikan sebagai bahan tambah pada semen. 4. Serbuk batu bata merah Batu bata merupakan batu yang dibuat untuk keperluan konstruksi sepertipembuatan dinding dan tembok.Bahan dasar pembuatan batu bata merah inibersifat plastis. Tanah liat sebagai bahan dasar pembuatan batu bata merahmengalami proses pembakaran dengan temperatur tinggi diatas 800 o C hinggamengeras seperti batu Wulandari, 2011 dalam Esentia,2014. Serbuk bata merah tergolong dalam artificial pozzolan yang mudah didapatkan dan harganya relatif murah di Indonesia. Bahan ini bersifat higroskopis menyerap air sehingga memiliki nilai viskositas tinggi pada beton segar. Serbuk bata merah merah merupakan pozolan aktif yang bereaksi dengan kapur bebas untuk membentuk tobermorite, yang merupakan massa padat di Universitas Sumatera Utara 34 dalam beton . Kandungan kimiawi serbuk bata merah dapat dilihat pada tabel 2.5, yang menunjukkan semua varian serbuk bata merah memiliki akumulasi kandungan SiO 2 , Al 2 O 3 , dan Fe 2 O 3 lebih dari 70, sehingga tergolong sebagai pozolan aktif. Gambar 2.5 Serbuk bata merah Tabel 2.5 Kandungan Kimiawi Serbuk Bata Merah O’Farrell dkk, 2000 dalam Widodo, 2004 Jenis Bata Merah SiO 2 Al 2 O 3 Fe 2 O 3 SO 3 Na 2 O 3 B D L P LI 54,83 69,99 68,79 72,75 58,02 19,05 10,62 15,23 15,89 15,28 6,00 4,02 6,28 4,97 6,26 2,90 0,038 0,127 0,07 0,139 0,50 1,02 0,26 0,27 0,71 Universitas Sumatera Utara 35

2.5 Perawatan Curing Beton