Jenis Perawatan Curing Beton Pengaruh Perawatan Curingterhadap Kekuatan Beton

36 B. Proporsi dari campuran C. Ukuran dan bentuk daripada beton D. Kondisi cuaca disekitarnya E. Kondisi cuaca setelahnya Beton di tanah trotoar, tempat parkir, jalanan, lantai, pelapis saluran dan beton struktur deck jembatan, dermaga, kolom, balok, lempengan membutuhkan waktu perawatan curing minimal tujuh hari dengan suhu sekitar 5 o C di atas suhu sekitarnya. Proses perawatan curingdilakukan minimum hingga mencapai kekuatan 70 dari kekuatan yang direncanakan. Kekuatan dapat dicapai dengan cepat apabila perawatan curingdilakukan pada temperatur yang tinggi dan atau dengan penggunaan bahan kimia tambahan yang digunakan untuk mempercepat perkembangan kuat tekan. Komite Institut Beton Amerika ACI merekomendasikan waktu minimum perawatan curing sebagai berikut : A. ASTM C 150 semen tipe I, waktu minimum perawatan curing7 hari. B. ASTM C 150 semen tipe II, waktu minimum perawatan curing10 hari. C. ASTM C 150 semen tipe III, waktu minimum perawatan curing3 hari. D. ASTM C 150 semen tipe IV atau V minimum perawatan curing14 hari.

2.5.3 Jenis Perawatan Curing Beton

Jenis - jenis perawatan beton antara lain : A. Steam Curing Menguntungkan bila menginginkan kekuatan awal.Panas tambahan dibutuhkan untuk menyelesaikan hidrasi. Universitas Sumatera Utara 37 B. Penyemprotan Fogging Metode yang baik untuk kondisidengan suhu di atas suhu beku danhumiditas rendah.Kekurangannyayaitu biaya dan dapat menyebabkanerosi pada permukaan betonyangbaru mengeras. C. Perendaman Water Curing Ideal untuk mencegah hilangnyaair.Mempertahankan suhuyang seragam.Kekurangannya yaitumembutuhkan tenaga kerja yangbanyak dan perlu pengawasan dantidak praktis untuk proyek yangbesar. D. Lembaran Plastik ASTM C171 Lapisan Polythylene denganketebalan 4 mm. Kelebihannya yaituringan, efektif sebagai penghalanghilangnya air, dan mudahditerapkan.Kekurangannya yaitudapat menyebabkan discolorationpermukaan, lebih terlihat bila lapisanplastik bergelombang dan diperlukanpenambahan air secara periodik. E. Penutup Basah ASTM C171 Menggunakan bahan yang dapatmempertahankan moisture sepertiburlap karung goni yang dibasahi.Kelebihannya yaitu tidak terjadidiscoloration dan tahan terhadap api.Kekurangannya yaitu memerlukanpenambahan air secara periodik dandiperlukan lapisan plastik penutupburlap untuk mengurangi kebutuhanpenambahan air. F. Curing Compound ASTM C309 ASTM C1315 - 95 Membentuk lapisan tipis padapermukaan untuk menghalangipenguapan. Universitas Sumatera Utara 38

2.5.4 Pengaruh Perawatan Curingterhadap Kekuatan Beton

Reaksi kimia yang terjadi pada pengikatan dan pengerasan beton tergantung pada pengadaan airnya.Meskipun pada keadaan normal, air tersedia dalam jumlah yang memadai untuk hidrasi penuh selama pencampuran, perlu adanya jaminan bahwa masih ada air yang tertahan atau jenuh untuk memungkinkan reaksi kimia itu. Penguapan dapat menyebabkan suatu kehilangan air yang cukup berarti sehingga mengakibatkan terhentinya proses hidrasi, dengan konsekuensi berkurangnya penigkatan kekuatan. Gambar 2.6 Kuat desak beton yang dikeringkan dalam udara di laboratorium sesudah perawatan awal dengan membasahinya Murdock dkk, 1999 Dapat ditambahkan juga, bahwa penguapan dapat menyebabkan penyusutan kering yang terlalu awal dan cepat sehingga berakibat timbulnya tegangan tarik yang mungkin menyebabkan retak, kecuali bila beton telah mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan tegangan ini. Oleh karena itu direncanakan suatu Universitas Sumatera Utara 39 caraperawatan untuk mempertahankan beton supaya terus menerus berada dalam keadaan basah selama periode beberapa hari atau bahkan beberapa minggu. Seperti terlihat pada gambar 2.6 yang menunjukkan bahwa perawatan dengan cara membasahi menghasilkan beton yang terbaik. Semakin erat pendekatan kondisi perawatan, semakin kedap beton yang dihasilkan. Kehilangan air dari beton harus diproteksi, dan selanjutnya kehilangan air secara internal oleh pengeringan sendiri harus digantikan oleh air dari luar. Pemasukan air ke dalam beton harus difasilitasi sebaik mungkin, sehingga proses hidrasi yang terjadi pada pengikatan dan pengerasan beton sangat terbantu oleh pengadaan airnya. Meskipun pada keadaan normal, air tersedia dalam jumlah yang memadai untuk hidrasi penuh selama pencampuran, perlu adanya jaminan bahwa masih ada air yang tertahan atau jenuh untuk memungkinkan kelanjutan proses hidrasi itu sendiri.

2.6 Kekuatan Tekan Beton f’c