Hubungan Absorpsi dengan Berrbagai Metode Perawatan

72

4.3.1 Hubungan Absorpsi dengan Berrbagai Metode Perawatan

Gambar 4.8 Grafik hubungan absorpsi dengan berbagai metode perawatan pada umur beton 7 hari Pada gambar 4.8 menunjukkan grafik absorpsi beton dengan beberapa metode perawatan pada umur beton 7 hari. Untuk nilai absoprsi beton dengan atau tanpa serbuk bata merah sebagai substitusi semen umumnya menunjukkan peningkatan nilai absorpsi seiring dengan penambahan substitusi serbuk bata merah, hanya pada variasi substitusi 5 dan 7,5 yang menunjukkan nilai absorpsi masing-masing adalah 1,638 dan 1,801 lebih tinggi dibandingkan variasi substitusi 10 dan 12,5 dengan nilai absorpsi masing-masing adalah 1,351 dan 1,581 pada perawatan rendam water curing. Hal ini menunjukaan bahwa faktor kesalahan human error bisa saja terjadi pada saat dilakukan pengujian. 0,822 1,638 1,801 1,351 1,581 0,767 1,381 1,530 1,665 1,887 0,662 1,010 1,417 1,554 1,683 0,0 0,4 0,8 1,2 1,6 2,0 0,0 2,5 5,0 7,5 10,0 12,5 N ila i A b so r p si Variasi Substitusi Serbuk Bata Merah Hubungan Absorpsi dengan Berbagai Metode Perawatan pada Umur Beton 7 Hari Water Curing Dry Curing Curing Compound Universitas Sumatera Utara 73 Gambar 4.9 Grafik hubungan absorpsi dengan berbagai metode perawatan pada umur beton 14 hari Pada gambar 4.9 menunjukkan grafik absorpsi beton dengan beberapa metode perawatan pada umur beton 14 hari. Untuk nilai absoprsi beton dengan atau tanpa serbuk bata merah sebagai substitusi semen umumnya menunjukkan peningkatan nilai absorpsi seiring dengan penambahan substitusi serbuk bata merah, hanya pada variasi substitusi 7,5 perawatan rendam water curing dan 7,5 perawatan kering dry curing yang menunjukkan nilai absorpsi masing- masing adalah 1,549 dan 1,934 lebih tinggi dibandingkan variasi substitusi 10 perawatan rendam water curing dan 10 perawatan kering dry curing dengan nilai absorpsi masing-masing adalah 1,504 dan 1,610. Hal ini menunjukaan bahwa faktor kesalahan human error bisa saja terjadi pada saat dilakukan pengujian. 1,374 1,443 1,549 1,504 1,798 1,334 1,423 1,934 1,610 2,443 0,822 1,206 1,489 1,692 1,751 0,0 0,4 0,8 1,2 1,6 2,0 2,4 2,8 0,0 2,5 5,0 7,5 10,0 12,5 N ila i A b so r p si Variasi Substitusi Serbuk Bata Merah Hubungan Absorpsi dengan Berbagai Metode Perawatan pada Umur Beton 14 Hari Water Curing Dry Curing Curing Compound Universitas Sumatera Utara 74 Gambar 4.10 Grafik hubungan absorpsi dengan berbagai metode perawatan pada umur beton 28 hari Pada gambar 4.10 menunjukkan grafik absorpsi beton dengan beberapa metode perawatan pada umur beton 28 hari. Untuk nilai absoprsi beton dengan atau tanpa serbuk bata merah sebagai substitusi semen umumnya menunjukkan peningkatan nilai absorpsi seiring dengan penambahan substitusi serbuk bata merah, hanya pada variasi substitusi 5 yang menunjukkan nilai absorpsi sebesar 1,401 lebih tinggi dibandingkan variasi substitusi 7,5 dengan nilai absorpsi sebesar 1,365 pada perawatan rendam water curing. Hal ini menunjukaan bahwa faktor kesalahan human error bisa saja terjadi pada saat dilakukan pengujian. 1,182 1,401 1,365 1,410 1,587 0,997 1,478 1,727 1,824 2,340 0,538 1,281 1,525 1,598 1,787 0,0 0,4 0,8 1,2 1,6 2,0 2,4 0,0 2,5 5,0 7,5 10,0 12,5 N ila i A b so r p si Variasi Substitusi Serbuk Bata Merah Hubungan Absorpsi dengan Berbagai Metode Perawatan pada Umur Beton 28 Hari Water Curing Dry Curing Curing Compound Universitas Sumatera Utara 75 4.3.2Hubungan Absorpsi pada Beberapa Metode Perawatan dengan Durasi Perawatan Gambar 4.11 Grafik hubungan absorpsi pada metode perawatan “water curing” dengan durasi perawatan Pada gambar 4.11 menunjukkan grafik absorpsi beton pada perawatan rendam water curing dengan beberapa durasi perawatan.Pada umur beton 7, 14, dan 28 hari tidak terjadi perbedaan yang signifikan untuk masing-masing variasi serbuk bata merah sebagai substitusi semen. Nilai absoprsi beton tertinggi dari beberapa durasi perawatan terjadi pada variasi substitusi 5 pada umur beton 7 hari yaitu dengan nilai absorpsi beton sebesar 1,801 sementara nilai absorpsi beton terendah juga terjadi pada umur beton 7 hari dengan variasi substitusi 0 yaitu dengan nilai absorpsi beton sebesar 0,822. 0,822 1,638 1,801 1,351 1,581 1,374 1,443 1,549 1,504 1,798 1,182 1,401 1,365 1,410 1,587 0,0 0,4 0,8 1,2 1,6 2,0 0,0 2,5 5,0 7,5 10,0 12,5 N ila i A b so r p si Variasi Substitusi Serbuk Bata Merah Hubungan Absorpsi pada Metode Perawatan Water Curing dengan Durasi Perawatan 7 Hari 14 Hari 28 Hari Universitas Sumatera Utara 76 Gambar 4.12 Grafik hubungan absorpsi pada metode perawatan “dry curing” dengan durasi perawatan Pada gambar 4.12 menunjukkan grafik absorpsi beton pada perawatan kering dry curing dengan beberapa durasi perawatan.Pada umur beton 7, 14, dan 28 hari tidak terjadi perbedaan yang signifikan untuk masing-masing variasi serbuk bata merah sebagai substitusi semen. Nilai absoprsi beton tertinggi dari beberapa durasi perawatan terjadi pada variasi substitusi 12,5 pada umur beton 14 hari yaitu dengan nilai absorpsi beton sebesar 2,443 sementara nilai absorpsi beton terendah terjadi pada umur beton 7 hari dengan variasi substitusi 0 yaitu dengan nilai absorpsi beton sebesar 0,767. 0,767 1,381 1,530 1,665 1,887 1,334 1,423 1,934 1,610 2,443 0,997 1,478 1,727 1,824 2,340 0,0 0,4 0,8 1,2 1,6 2,0 2,4 2,8 0,0 2,5 5,0 7,5 10,0 12,5 N ila i A b so r p si Variasi Substitusi Serbuk Bata Merah Hubungan Absorpsi pada Metode Perawatan Dry Curing dengan Durasi Perawatan 7 Hari 14 Hari 28 Hari Universitas Sumatera Utara 77 Gambar 4.13 Grafik hubungan absorpsi pada metode perawatan “curing compound” dengan durasi perawatan Pada gambar 4.13 menunjukkan grafik absorpsi beton pada perawatan dengan menggunakan curing compound dengan beberapa durasi perawatan.Pada umur beton 7, 14, dan 28 hari tidak terjadi perbedaan yang signifikan untuk masing-masing variasi serbuk bata merah sebagai substitusi semen. Nilai absoprsi beton tertinggi dari beberapa durasi perawatan terjadi pada variasi substitusi 12,5 pada umur beton 28 hari yaitu dengan nilai absorpsi beton sebesar 1,787 sementara nilai absorpsi beton terendah juga terjadi pada umur beton 28 hari dengan variasi substitusi 0 yaitu dengan nilai absorpsi beton sebesar 0,538. 0,662 1,010 1,417 1,554 1,683 0,822 1,206 1,489 1,692 1,751 0,538 1,281 1,525 1,598 1,787 0,0 0,4 0,8 1,2 1,6 2,0 0,0 2,5 5,0 7,5 10,0 12,5 N ila i A b so r p si Variasi Substitusi Serbuk Bata Merah Hubungan Absorpsi pada Metode Perawatan Curing Compound dengan Durasi Perawatan 7 Hari 14 Hari 28 Hari Universitas Sumatera Utara 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Workabilitas dan nilai slump beton menurun seiring dengan penambahan serbuk bata merah 0, 5, 7,5, 10, dan 12,5 sebagai substitusi semen, yaitu berturut-turut sebesar 10 cm, 9,7 cm, 9,3 cm, 9,0 cm dan 8,5 cm. 2. Beton mengalami penurunan kuat tekan seiring dengan penambahan variasi serbuk bata merah sebagai substitusi semen pada campuran beton untuk setiap jenis metode dan durasi perawatan. 3. Beton dengan perawatan rendam water curing menghasilkan kuat tekan lebih tinggi dibandingkan dengan perawatan menggunakan curing compound dan perawatan kering dry curing pada durasi perawatan 7, 14, dan 28 hari. 4. Pemanfaatan serbuk bata merah sebagai substitusi semen dapat digunakan sebesar 10 pada perawatan rendam water curing dengan nilai kuat tekan sebesar 23,240 MPa 110,667 dan 5 pada perawatan kering dry curing dan perawatan mengunakan curing compound dengan nilai kuat tekan masing-masing sebesar 22,143 MPa 105,444 dan 24,224 MPa Universitas Sumatera Utara