Perencanaan Campuran Beton Mix Design Penyediaan Bahan Penyusun Beton Pembuatan Benda Uji

56 Tabel 3.3 Penetrasi konsistensi normal semen yang telah disubstitusi serbuk bata merah No. Variasi Substitusi Serbuk Bata Merah Penetrasi mm 1 10 2 5 7 3 7,5 5 4 10 4 5 12,5 4 3. Pedoman : Pengujian konsistensi semen menggunakan SNI 15-2049-2004 Semen Portland .Untuk menentukan jumlah air yang terdapat dalam jenis semen dilakukan pemeriksaan terhadap pasta tersebut.Pemeriksaan dilakukan dalam waktu singkat.Konsistensi normal dicapai apabila penetrasi pasta sebesar 10 ± 1 mm, 30 detik setelah dilepaskan.

3.4 Perencanaan Campuran Beton Mix Design

Perencanaan campuran beton dimaksudkan untuk mengetahui komposisiatau proporsi bahan-bahan penyusun beton.Proporsi bahan-bahan penyusun betonini ditentukan melalui sebuah perancangan beton mix design.Hal ini dilakukanagar proporsi campuran dapat memenuhi syarat teknis secara ekonomis. Dalammenentukan proporsi campuran dalam penelitian ini digunakan berdasarkan pada SNI-03-2834-2000 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Kriteria dasar perancangan beton dengan menggunakan metodeDepartemen Pekerjaan Umum ini adalah kekuatan tekan dan hubungan denganfaktor air Universitas Sumatera Utara 57 semen. Perhitungan mix design secara lengkap dapat dilihat padalampiran. Dari hasil perhitungan mix design tersebut diperoleh perbandingancampuran beton antara semen : pasir : batu pecah : air = 1,00 : 2,11 : 3,31 : 0,59. Adapun komposisi material penyusun untuk 1 buah benda uji kubus dengan panjang sisi 15 cm adalah sebagaiberikut: • Semen = 1,339 kgm 3 • Pasir = 2,819 kgm 3 • Batu pecah = 4,428 kgm 3 • Air = 0,790 kgm 3

3.5 Penyediaan Bahan Penyusun Beton

Setelah dilakukan pemeriksaan karakteristik terhadap bahan pembuatan beton yang diantaranya air, pasir, batu pecah, semen dan bahan substitusi semen yang akan digunakan untukmendapatkan mutu material yang baik sesuai dengan persyaratan yang ada, makapenyediaan bahan penyusun beton adalah disaring, dicuci dan dijemur hingga keringpermukaan. Kemudiaan bahan tersebut disimpan dan ditempatkan dalam ruangan tertutup, hal ini untuk menghindari pengaruh cuaca luar yang dapat merusakbahan ataupun mengakibatkan perbedaan kualitas bahan. Sehari sebelum dilakukan pengecoran benda uji bahan yang telahdipersiapkan tersebut ditimbang beratnya sesuai dengan variasi campuranyang ada dan diletakkan dalam wadah yang terpisah untuk mempermudahpelaksanaan pengecoran yang dilakukan. Universitas Sumatera Utara 58

3.6 Pembuatan Benda Uji

Pembuatan benda uji terdiri dari 5 variasi campuran untuk percobaan, yaitu campuran normal tanpa bahan substitusi semen, campuran dengan substitusi serbuk bata merah. Perbandingan substitusi adalah sebesar 0, 5,7,5, 10, dan 12,5 terhadap berat semen. Setelah semua bahan selesai disediakan, hidupkan mesin molen danmasukkan campuran beton sembarang ke dalamnya yang berfungsi untukmembasahi mesin tersebut supaya adukan beton yang sebenarnya tidak berkurang.Setelah ± 30 detik, campuran tersebut dibuang.Untuk beton normal, langkah pertama masukkan agregat halus dan semen selama ± 30 detik agar agregat halus dan semen tercampur rata.Kemudian air dimasukkan bertahap ke dalam molen secara menyebar, hal ini dilakukan agar air tidak hanya tercampur di beberapa tempat dan menyebabkan adukan tidak rata menggumpal.Selanjutnya masukkan batu pecah dan biarkan mesin molen selama ± 1 menit sampai campuran beton benar-benar tercampur secara merata dan homogen. Adukan yang sudah tercampur merata, dituangkan ke dalam sebuah pan besar yang tidak menyerap air, dan kemudian adukan diukur kekentalannya dengan menggunakan metode slump test dari kerucut Abrams-Harder. Setelah pengukuran nilai slump, campuran beton dimasukkan ke dalam cetakan silinder yang berukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dengan cara dibagi dalam tiga tahapan, di mana masing-masing tahapan diisi 13 bagian dari cetakan silinder lalu dipadatkan dengan menggunakan alat penggetar vibrator. Setelah umur beton 24 Universitas Sumatera Utara 59 jam, cetakan silinder dibuka dan mulai dilakukan perawatan beton curing sampai pada masa yang direncanakan untuk melakukan pengujian.

3.7 Perawatan CuringBeton