Absorpsi Beton TINJAUAN PUSTAKA

41 B. Kuat tekan beton yang disyaratkan pada kisaran 7 MPa dari kuat tekan yang akan dibuat. C. Jumlah contoh minimum 30 buah berurutan atau 2 kelompok sampel yang masing-masing berurutan dengan jumlah seluruhnya minimum 30 buah. Nilai deviasi standar dihitung dengan rumus : S = � � � ′ � –� ′ �� 2 n −1 .................................................................................... 2.2 Dimana : S : deviasi standar MPa fc : Kuat tekan masing-masing sampel beton MPa f’cr : Kuat tekan rata-rata MPa n : Banyaknya nilai kuat tekan beton

2.7 Absorpsi Beton

Absorpsi merupakan salah satu tolok ukur yang dapat dijadikan pedoman apakah beton nantinya dari segi keawetan dapat diandalkan atau tidak.Pada hidrasi semen dengan derajat yang sama, permeabilitas akan menurun pada faktor air semen yang rendah.Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya Absorpsi pada beton, antaralain : A. Faktor air semen. Besarnya kadar air yang ada dalam campuran beton ditentukan oleh faktor air semen, adanya faktor air semen yang tinggi, maka kadar air yang ada pada campuran beton juga tinggi dan hal ini dapat mengakibatkan absorpsi beton yang besar pula. Universitas Sumatera Utara 42 B. Susunan Butir Gradasi Agregat. Pada beton yang menggunakan bahan agregat yang bergradasi baik, umumnya mempunyai nilai absorpsi yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan beton yang menggunakan agregat bergradasi kurang baik. Celah–celah yang ada diantara butiran yang lebih besar dapat terisi oleh butiran yang berukuran kecil dan dapat membentuk massa yang padat setelahdicampur dengan semen dan air. Dengan demikian dapat memperkecil kemungkinan terbentuknya rongga–rongga untuk diisi air sisa proses hidrasi. Dari beberapa kajian pustaka yang telah diuraikan, maka dalam penelitian inidapat diambil hipotesis bahwa penggunaan air pada durasi perawatan beton dan dengan faktor air semen tertentuakan memberikan pengaruh pada kuat tekan dan absorpsi pada beton. Universitas Sumatera Utara 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Beton merupakan salah satubahan bangunan yang merupakancampuran heterogen antara agregat kasardan halus dengan bahan pengikat, semendan air yang dalam proses pencampurannya mengalami pengerasan dalam kurun waktu tertentu. Mayoritasvolume bahan bangunan menggunakanbeton karena sifatnya yang mudahdibentuk sesuai dengan desain bangunanyang diinginkan serta bahannya yangrelatif mudah didapat dan didistribusikan Ristinah S. dkk, 2011 . Semen merupakan komposisi utama dalam pembuatan beton. Dengan demikian kebutuhan akan bahan baku semen dan material campuran lainnya seperti agreat kasar, agregat halus, air serta bahan tambahan lainnya akan meningkat pula. Pemakaian semen portland sebagai bahan pengikat utama yang digunakan untuk membuat beton saat ini yang memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap emisi gas karbon dioksida ke atmosfer Steenie E. W., 2014. Pemanfaatan serbuk bata merah dinilai mampu menjadi bahan pengisi filler pengganti semen pada beton. Serbuk bata merah merupakan pozolan aktif yang dapat bereaksi dengan kapur bebas untuk membentuk tobermorite, yang merupakan massa padat di dalam beton. Kandungan kimiawi seperti dapat dilihat pada tabel 1, yang menunjukkan serbuk bata merah semua varian memiliki akumulasi kandungan SiO 2 , Al 2 O 3 dan Fe 2 O 3 lebih dari 70, sehingga tergolong sebagai pozolan aktif. Dalam perencanaan beton perbandingan agregat kasar dan agregat halus harus sesuai dengan kebutuhan. Namun dalam prakteknya untuk mencapai mutu Universitas Sumatera Utara