1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Beton merupakan salah satubahan bangunan yang merupakancampuran heterogen antara agregat kasardan halus dengan bahan pengikat, semendan air yang
dalam proses pencampurannya mengalami pengerasan dalam kurun waktu tertentu. Mayoritasvolume bahan bangunan menggunakanbeton karena sifatnya yang
mudahdibentuk sesuai dengan desain bangunanyang diinginkan serta bahannya yangrelatif mudah didapat dan didistribusikan
Ristinah S. dkk, 2011
.
Semen merupakan komposisi utama dalam pembuatan beton. Dengan demikian kebutuhan akan bahan baku semen dan material campuran lainnya
seperti agreat kasar, agregat halus, air serta bahan tambahan lainnya akan meningkat pula. Pemakaian semen portland sebagai bahan pengikat utama yang
digunakan untuk membuat beton saat ini yang memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap emisi gas karbon dioksida ke atmosfer Steenie E. W., 2014.
Pemanfaatan serbuk bata merah dinilai mampu menjadi bahan pengisi filler pengganti semen pada beton. Serbuk bata merah merupakan pozolan aktif
yang dapat bereaksi dengan kapur bebas untuk membentuk tobermorite, yang merupakan massa padat di dalam beton. Kandungan kimiawi seperti dapat dilihat
pada tabel 1, yang menunjukkan serbuk bata merah semua varian memiliki akumulasi kandungan SiO
2
, Al
2
O
3
dan Fe
2
O
3
lebih dari 70, sehingga tergolong sebagai pozolan aktif.
Dalam perencanaan beton perbandingan agregat kasar dan agregat halus harus sesuai dengan kebutuhan. Namun dalam prakteknya untuk mencapai mutu
Universitas Sumatera Utara
2
beton yang direncanakan ada beberapa faktor yang harus diperhatikan seperti cara pencampuran mixing, penuangan casting, pemadatan compacting, dan
perawatan curing. Perawatan pada beton merupakan salah satu hal penting dalam pencapaian
kekuatan yang direncanakan. Lamanya proses perawatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah jenis semen dan bahan pengisi yang
digunakan.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kekuatan yang direncanakan dan
perilaku kuat tekan menurut umur beton dengan metode perawatan yang berbeda dari kekuatan rancangan beton minimal perawatan 7 hari serta nilai absorpsi pada
beton yang disubstitusi serbuk bata merah.
1.3 Tujuan