37
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Karakteristik Biskuit Mocaf dengan Penambahan Tepung Bayam
Berdasarkan kedua perlakuan yang berbeda terhadap biskuit mocaf dengan penambahan tepung bayam maka dihasilkan biskuit yang berbeda. Perbedaan
kedua biskuit yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar 4.1 dan tabel 4.1 berikut ini
A1 A2
Gambar 4.1 Biskuit Mocaf dengan Penambahan Tepung Bayam Tabel 4.1. Karakteristik Biskuit Mocaf dengan Penambahan Tepung Bayam
Karakteristik Biskuit
A
1
A
2
Rasa Aroma
Warna Tekstur
Khas bayam Agak khas bayam
Hijau muda Renyah
Khas bayam Khas bayam
Hijau tua sedikit keras
Keterangan: A
1
: Biskuit Mocaf dengan Penambahan Tepung Bayam 10 A
2
: Biskuit Mocaf dengan Penambahan Tepung Bayam 20
Universitas Sumatera Utara
38
4.2 Karakteristik Tepung Bayam
Proses pembuatan tepung bayam dimulai dari pemilihan bayam. Pemilihan bayam dilakukan dengan cara memilih bayam yang segar. Langkah selanjutnya
adalah mengambil bagian daun yang dalam keadaan baik atau tidak busuk dan segar, kemudian daun bayam dicuci bersih dan ditiriskan. Kemudian dilakukan
pemblansiran perebusan bayam dengan api sedang selama lima menit lalu dikeringkan dalam oven 70
C selama empat jam untuk mengurangi kadar air dan memudahkan proses penghalusan. Setelah kering, bayam dihaluskan dengan
menggunakan blender, kemudian di ayak menggunakan ayakan hingga menjadi partikel yang kecil yang disebut tepung bayam.
Tepung bayam memiliki karakteristik berwarna hijau, tekstur agak kasar, memiliki aroma khas bayam.
Gambar 4.2 Tepung Bayam
Universitas Sumatera Utara
39
4.3 Analisis Organoleptik Biskuit Mocaf dengan Penambahan Tepung Bayam
Panelis adalah 30 orang mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Sumatera Utara USU yang masih aktif kuliah. Umur panelis
berkisar antara 18-23 tahun. Pada saat dimintai tanggapanpenilaiannya, secara visual panelis tidak dalam keadaan sakit, tidak mengalami cacat fisik pada organ
yang dipakai untuk menilai dan dalam keadaan emosional yang stabil. 4.3.1 Analisis organoleptik rasa biskuit mocaf dengan penambahan tepung bayam
Hasil analisis organoleptik rasa brownies dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2 Hasil Analisis Organoleptik Rasa Biskuit Rasa
Biskuit Kriteria
skor A
1
A
2
panelis Skor
panelis skor
Suka 3
15 45
50 14
42 46,7
Kurang suka 2
14 28
31,1 13
26 28,9
Tidak suka 1
1 1
1,1 3
3 3,3
Total 2
30 74
82,2 30
71 78,9
Keterangan: A
1
: Biskuit Mocaf dengan Penambahan Tepung Bayam 10 A
2
: Biskuit Mocaf dengan Penambahan Tepung Bayam 20 Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat dilihat dari total skor kedua perlakuan
dalam uji organoleptik terhadap rasa, biskuit A
1
memiliki total skor tertinggi yaitu 74 82,2. Apabila dilihat dari kriteria kesukaan, kedua sampel memiliki kriteria
suka. Hasil analisa sidik ragam terhadap rasa biskuit dapat dilihat pada tabel 4.3
berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
40
Tabel 4.3 Hasil Analisis Sidik Ragam Terhadap Rasa Biskuit Sumber
Keragaman Db
JK JKR
F Hitung
F table Keterangan
Perlakuan 1
0,16 0,16
0,45 4,18
Tidak ada
perbedaan Panelis
29 12,1
0,41 Error
29 10,34
0,35 Total
59 22,6
Berdasarkan tabel analisis di atas, dapat dilihat bahwa Fhitung Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rasa pada setiap
perlakuan. 4.3.2 Analisis organoleptik aroma biskuit mocaf dengan penambahan tepung
bayam Hasil analisis organoleptik aroma biskuit dengan skala hedonik dapat
dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4 Hasil Analisis Organoleptik Aroma Biskuit
Aroma Biskuit
Kriteria skor
A
1
A
2
panelis skor
panelis skor
Suka 3
21 63
70 10
30 33,3
Kurang suka 2
9 18
20 16
32 35,6
Tidak suka 1
4 4
4,4 Total
30 81
90 30
66 73,3
Keterangan: A
1
: Biskuit Mocaf dengan Penambahan Tepung Bayam 10 A
2
: Biskuit Mocaf dengan Penambahan Tepung Bayam 20 Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat dilihat dari total skor kedua perlakuan
dalam uji organoleptik terhadap aroma, biskuit A
1
memiliki total skor tertinggi yaitu 81 90. Apabila dilihat dari kriteria kesukaan, sampel A
1
memiliki kriteria suka dan A
2
merupakan kriteria kurang suka.
Universitas Sumatera Utara
41
Hasil analisa sidik ragam terhadap aroma biskuit dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini
Tabel 4.5 Hasil Analisis Sidik Ragam Terhadap Aroma Biskuit Sumber
Keragaman Db
JK JKR
F Hitung
F table Keterangan
Perlakuan 1
3,8 3,8
16,5 4,18
Ada perbedaan Panelis
29 12,4
0,42 Error
29 6,7
0,23 Total
59 22.9
Berdasarkan analisa sidik ragam seperti tabel di atas, dapat dilihat bahwa ada perbedaan hasil penilaian terhadap aroma biskuit A1 dan A2, dengan nilai
FHitung 16,5 ternyata lebih besar dari FTabel 4,18. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung bayam memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap
aroma biskuit yang dihasilkan. Oleh karena adanya perbedaan antara kedua perlakuan tersebut, maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan didapatkan
hasilnya seperti tabel berikut ini
Tabel 4.6 Hasil Uji Duncan Terhadap Aroma Biskuit Perlakuan
A
1
A
2
Rata A
2
-A
1
=2,7-2,2= 0,5 0,25 2,7
2,2 Jadi A
1
≠A
2
Berdasarkan Uji Duncan seperti hasil tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap aroma biskuit mocaf dengan
penambahan tepung bayam 10 A
1
tidak sama dengan aroma biskuit mocaf dengan penambahan tepung bayam 20 A
2
. 4.3.3 Analisis organoleptik warna biskuit mocaf dengan penambahan tepung
bayam
Universitas Sumatera Utara
42
Warna makanan yang menarik dapat memengaruhi tingkat kesukaan panelis dan membangkitkan selera makan. Hasil analisis organoleptik warna
biskuit dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini:
Tabel 4.7 Hasil Analisis Organoleptik Warna Biskuit
Warna Biskuit
Kriteria Skor
A
1
A
2
panelis skor
Panelis Skor
Suka 3
22 66
73,3 6
18 20
Kurang suka 2
8 16
17,8 20
40 44,4
Tidak suka 1
4 4
4,4 Total
30 82
91,1 30
62 68,8
Keterangan: A
1
: Biskuit Mocaf dengan Penambahan Tepung Bayam 10 A
2
: Biskuit Mocaf dengan Penambahan Tepung Bayam 20 Berdasarkan Tabel 4.7 di atas dapat dilihat dari total skor kedua perlakuan
dalam uji organoleptik terhadap warna, biskuit A1 memiliki total skor tertinggi yaitu 82 91,1. Apabila dilihat dari kriteria kesukaan, sampel A
1
memiliki kriteria suka dan A
2
merupakan kriteria kurang suka. Hasil analisa sidik ragam terhadap warna biskuit dapat dilihat pada tabel
4.8 berikut ini
Tabel 4.8 Hasil Analisis Sidik Ragam Terhadap Warna Biskuit Sumber
Keragaman Db
JK JKR
F Hitung
F table Keterangan
Perlakuan 1
6,7 6,7
37,2 4,18
ada perbedaan
Panelis 29
10,4 0,36
Error 29
5,3 0,18
Total Berdasarkan analisa sidik ragam seperti terlihat pada tabel 4.8, bahwa ada
perbedaan hasil penilaian terhadap warna biskuit A1 dan A2, dengan nilai
Universitas Sumatera Utara
43
FHitung 37,2 ternyata lebih besar dari FTabel 4,18. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung bayam memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap
warna biskuit yang dihasilkan. Oleh karena adanya perbedaan antara kedua perlakuan tersebut, maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan didapatkan
hasilnya seperti tabel berikut ini
Tabel 4.9 Hasil Uji Ganda Duncan terhadap Warna Biskuit Perlakuan
A
1
A
2
Rata A
2
-A
1
=2,7-2,0= 0,7 0,25 2,7
2,0 Jadi A
1
≠A
2
Berdasarkan Uji Duncan seperti hasil tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap warna biskuit mocaf dengan
penambahan tepung bayam 10 A
1
tidak sama dengan warna biskuit mocaf dengan penambahan tepung bayam 20 A
2
. 4.3.4 Analisis organoleptik tekstur biskuit mocaf dengan penambahan tepung
bayam Hasil analisis organoleptik tekstur biskuit dengan skala hedonik dapat
dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini:
Tabel 4.10 Hasil Analisis Organoleptik Tekstur Biskuit
Rasa Biskuit
Kriteria Skor
A
1
A
2
panelis skor
panelis skor
Suka 3
23 69
76,7 19
57 63,3
Kurang suka 2
7 14
15,5 10
20 22,2
Tidak suka 1
1 1
1,1 Total
30 83
92,2 30
78 86,7
Keterangan: A
1
: Biskuit Mocaf dengan Penambahan Tepung Bayam 10 A
2
: Biskuit Mocaf dengan Penambahan Tepung Bayam 20
Universitas Sumatera Utara
44
Berdasarkan Tabel 4.10 di atas dapat dilihat dari total skor kedua perlakuan dalam uji organoleptik terhadap tekstur, biskuit A1 memiliki total skor
tertinggi yaitu 83 92,2. Apabila dilihat dari kriteria kesukaan, kedua sampel biskuit memiliki kriteria suka.
Hasil analisa sidik ragam terhadap tekstur biskuit dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini
Tabel 4.11 Hasil Analisis Sidik Ragam Terhadap Tekstur Biskuit Sumber
Keragaman Db
JK JKR
F Hitung
F table Keterangan
Perlakuan 1
0,43 0,43
2,52 4,18
Tidak ada
perbedaan Panelis
29 9,5
0,32 Error
29 5,07
0,17 Total
59 15
Berdasarkan tabel analisis di atas, dapat dilihat bahwa Fhitung Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tekstur pada setiap
perlakuan.
4.4 Kandungan Zat Gizi Tepung Bayam