Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Aroma Biskuit Mocaf dengan Penambahan Tepung Bayam Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Warna Biskuit Mocaf dengan Penambahan Tepung Bayam

49 rasa biskuit yang dihasilkan. Penambahan tepung bayam yang semakin banyak pada adonan biskuit semakin menurunkan tingkat kesukaan panelis, itu di sebabkan karena rasa biskuit akan terasa bau bayam dan terasa sedikit padat.

5.3 Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Aroma Biskuit Mocaf dengan Penambahan Tepung Bayam

Pengujian organoleptik terhadap aroma oleh panelis menunjukkan bahwa panelis menyukai aroma biskuit dengan penambahan tepung bayam 10 dengan kriteria suka. Biskuit mocaf dengan penambahan tepung bayam 20 berada dalam kriteria kurang suka dengan total skor 66 73,3, sedangkan hasil penilaian biskuit mocaf dengan penambahan tepung bayam 10 memiliki skor 81 90. Berdasarkan hasil analisa sidik ragam terhadap aroma dari kedua perlakuan biskuit dengan FHitung 16,5 ternyata lebih besar dari FTabel 4,18 yang bermakna bahwa penambahan tepung bayam memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap aroma biskuit yang dihasilkan. Berdasarkan Uji Duncan dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap aroma biskuit mocaf dengan penambahan tepung bayam 10 A 1 tidak sama dengan aroma biskuit mocaf dengan penambahan tepung bayam 20 A 2 . Hal ini menunjukkan bahwa aroma biskuit A 1 lebih disukai dibandingkan dengan aroma biskuit A 2 . Munculnya aroma pada biskuit disebabkan karena bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan biskuit yaitu seperti tepung mocaf, tepung bayam, mentega dan tepung susu yang masing-masing mempunyai aroma yang khas. Menurut Kartika yang dikutip oleh Dewinta 2010, aroma yaitu bau yang sukar Universitas Sumatera Utara 50 diukur sehingga biasanya menimbulkan pendapat yang berlainan dalam menilai kualitas aromanya. Perbedaan pendapat disebabkan setiap orang memiliki perbedaan penciuman, meskipun mereka dapat membedakan aroma namun setiap orang mempunyai kesukaan yang berlainan.

5.4 Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Warna Biskuit Mocaf dengan Penambahan Tepung Bayam

Pengujian organoleptik terhadap warna oleh panelis menunjukkan bahwa biskuit mocaf dengan penambahan tepung bayam 10 disukai panelis dengan total skor 82 91,1 dengan kriteria suka, biskuit mocaf dengan penambahan tepung bayam 20 memiliki total skor 62 68,8 dengan kriteria kurang suka. Berdasarkan hasil analisa sidik ragam terhadap warna dari kedua perlakuan biskuit dengan FHitung 37,2 ternyata lebih besar dari FTabel 4,18 yang bermakna bahwa penambahan tepung bayam memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap warna biskuit yang dihasilkan. Berdasarkan Uji Duncan dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap warna biskuit mocaf dengan penambahan tepung bayam 10 A 1 tidak sama dengan warna biskuit mocaf dengan penambahan tepung bayam 20 A 2 . Hal ini menunjukkan bahwa warna biskuit A 1 lebih disukai dibandingkan dengan warna biskuit A 2 . Penampakan warna suatu bahan pangan merupakan faktor pertama yang dinilai sebelum pertimbangan lain seperti rasa dan nilai gizi. Suatu bahan yang dinilai bergizi, enak, dan teksturnya sangat baik tidak akan dimakan apabila memiliki warna yang tidak sedap dipandang atau memberi kesan telah Universitas Sumatera Utara 51 menyimpang dari warna yang seharusnya. Warna makanan yang menarik dan tampak alamiah dapat meningkatkan cita rasa. Menurut Winarno yang dikutip oleh Melisa 2015 Warna makanan yang menarik dapat memengaruhi dan membangkitkan selera makan konsumen, bahkan warna dapat menjadi petunjuk bagi kualitas makanan yang dihasilkan. Warna juga mempunyai peran dan arti yang sangat penting pada komoditas pangan karena memengaruhi penerimaan konsumen terhadap komoditas tersebut.

5.5 Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Tekstur Biskuit Mocaf dengan Penambahan Tepung Bayam