serta uji korelasi antara tingkat iluminasi dengan kelelahan mata operator stasiun kerja quality control 1 dan quality control 2.
5.2.1. Perhitungan Tingkat Iluminasi Rata-rata
Data hasil tingkat iluminasi lantai produksi yang diperoleh dari pengukuran, dapat dihitung tingkat iluminasi rata-rata stasiun kerja quality
control 1 dan quality control 2. Rekapitulasi rata-rata tingkat iluminasi disajikan pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8. Rata-rata Tingkat Iluminasi Stasiun Kerja Quality Control 1 dan Quality Control 2 pada PT. Pabrik Es Siantar
Titik Ukur Tingkat Iluminasi Lux
Rata-Rata Hari
I Hari II
Hari III Hari IV
Hari V Area I
1 25.51
28.46 29.28
31.34 31.34
2 45.55
44.59 45.92
47.04 44.25
3 27.48
28.53 23.83
22.29 21.89
4 44.15
45.35 45.27
43.23 42.61
Q1 35.67
36.73 36.07
35.97 35.02
35.89 Area II
1 24.03
22.70 29.28
38.38 42.43
2 39.44
41.35 42.02
43.96 41.71
3 23.50
26.11 31.90
30.65 30.06
4 42.06
44.38 38.83
43.37 40.96
Q2 32.26
33.63 35.51
39.09 38.79
35.86
Universitas Sumatera Utara
Hasil dari rekapitulasi tersebut maka dapat dibuat grafik rata-rata tingkat iluminasi di lantai produksi pada PT. Pabrik Es Siantar seperti disajikan pada Gambar 5.8.
Gambar 5.12. Rata-rata Tingkat Iluminasi pada Lantai Produksi di PT. Pabrik Es Siantar
Tingkat iluminasi rata-rata lantai produksi PT. Pabrik Es Siantar sebesar 44,84 lux berada jauh di bawah standar yang ditetapkan oleh Kepmenkes untuk jenis pekerjaan
kasar dan kontinu, yaitu 200 lux.
5.2.2. Perhitungan Angka Reflektansi Material Objek
Setiap objek memantulkan sebagian dari cahaya yang mengenainya. Perbandingan dari cahaya yang dipantulkan dengan cahaya yang diterima oleh objek
tersebut dikali dengan 100 disebut dengan angka reflektansi material. Reflektansi yang direkomendasikan untuk pencahayaan industri ditunjukkan pada Tabel 5.9.
50 100
150 200
250
1 2
3 4
5
T in
g k
a t
Il u
m in
a si
L u
x
Pengamatan ke-
Area 1 Area 2
Standar Kepmenkes
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.9. Rekomendasi Nilai Reflektansi Material untuk Pencahayaan Industri
No Objek
Reflektansi
1 Dinding
40 – 60 2
Langit-langit 80 – 90
3 Meja, kursi, mesin, dan
peralatan 25 – 45
4 Lantai
20 – 40
Sumber: IESNA Lighting Handbook 9th Edition Hasil dari tingkat iluminasi dan tingkat luminansi, dapat dihitung angka
reflektansi untuk semua material objek seperti ditunjukkan pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10. Hasil Pengukuran Reflektansi Material Objek di Stasiun Kerja Quality Control
1 dan Quality Control 2 No
Area A Lux
B Lux Reflektansi
BA x 100 Rekomendasi
1 Dinding
28,20 14,10
50 40-60
32,40 23,50
72.53 40-60
2 Lantai
36,30 5,90
16.25 20-40
38,12 6,84
17.94 20-40
3 Langit-langit
30,00 15,00
50 80-90
4 Mesin
Mesin Washer 30,60
4,50 14.71
25-45 Conveyor
28.01 7,20
25.71 25-45
Keterangan : A
: Tingkat Iluminasi B
: Tingkat Luminansi
Universitas Sumatera Utara
Data reflektansi pada Tabel 5.10. disajikan dalam grafik pada Gambar 5.9,5.10 dan 5.11.
Gambar 5.13. Angka Reflektansi Dinding
Gambar 5.14. Angka Reflektansi Lantai
10 20
30 40
50 60
70 80
1 2
Re fl
e k
ta n
si
Titik Ukur
Batas Bawah Nilai Rekomendasi
Batas Atas Nilai Rekomendasi
Reflektansi BA x 100
5 10
15 20
25 30
35 40
45
0,5 1
1,5 2
2,5
Re fl
e k
ta n
si
Titik Ukur
Reflektansi BA x 100
Batas Bawah Nilai Rekomendasi
Batas Atas Nilai Rekomendasi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.15. Angka Reflektansi Mesin dan Conveyor
Grafik-grafik di atas diketahui bahwa rata-rata angka reflektansi material tidak melebihi nilai yang direkomendasikan kecuali untuk dinding pada titik ukur 2 yang
memiliki nilai di atas nilai rekomendasi karena dinding di sisi tersebut dilapisi oleh triplek berwarna putih sehingga meningkatkan angka reflektansinya. Lantai memiliki angka
reflektansi yang rendah disebabkan lantai di stasiun kerja quality contol 1 dan quality control 2 ini tertutupi oleh air sehingga agak becek dan berdebu maka didapatkan angka
reflektansi yang variatif pada beberapa permukaannya. Mesin washer memiliki angka reflektansi di bawah standar rekomendasi dikarenakan warna mesin yang gelap serta
kotor.
5.2.3. Perhitungan Jumlah Lumen yang Dibutuhkan
Tingkat iluminasi yang diukur merupakan tingkat iluminasi pada penerangan umum dan untuk memperoleh iluminasi dan jumlah luminer yang
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
0,5 1
1,5 2
2,5
Re fl
e k
ta n
si 5
Reflektansi BA x 100
Batas Bawah Rekomendasi
Batas Atas Nilai Rekomendasi
Universitas Sumatera Utara
dibutuhkan oleh lantai produksi, dapat digunakan salah satu metode perhitungan iluminasi, yaitu metode lumen. Metode lumen mempertimbangkan berbagai faktor
yang mempengaruhi penerangan, yaitu distribusi iluminasi, efisiensi, bentuk dan ukuran ruang, reflektansi permukaan, ketinggian lampu dari bidang kerja, CU
Coefficient of Utilization dan LLF Light Loss Factor.
Rumus perhitungan tingkat iluminasi pada penerangan umum adalah sebagai berikut:
� = ϕ. CU. LLF
�
Keterangan: E
: Tingkat iluminasi rata-rata lux Φ
: Total arus cahaya di bidang bersangkutan lumen CU
: Koefisien penggunaan LLF
: Faktor kehilangan cahaya
A : Luas area m
2
Di mana, Φ = L × N
Dengan L
: Total lumen awal per luminer
N : Jumlah luminer
Sehingga perhitungan jumlah luminer yang dibutuhkan menjadi sebagai berikut:
Panjang ruangan L = 6,1 m
Lebar ruangan W = 3,2 m
Universitas Sumatera Utara
Tinggi ruangan H = 10 m
Bilangan pantul langit- langit ρ
c
= 0.50 Bilangan pantul dinding ρ
w
= 0.61 Bilangan pantul lantai ρ
f
= 0.17 Jarak bidang luminer ke langit-langit h
c
= 0.25 m Jarak bidang kerja ke lantai h
f
= 0.75 m Jarak bidang luminer ke bidang kerja h
r
= 7 m Prosedur perhitungan jumlah bola lampu tambahan di stasiun quality control 1
dan quality control 2 adalah sebagai berikut : 1. Perhitungan ceiling cavity ratio CCR
CCR = 5h
c
W+LWL CCR = 50.256.2+6.46.16.4
CCR = 0.4 2. Perhitungan room cavity ratio RCR
RCR = 5h
r
W+LWL RCR = 576.2+6.46.16.4
RCR = 11.1 3. Perhitungan floor cavity ratio FCR
FCR = 5h
f
W+LWL FCR = 50.756.2+6.46.26.4
FCR = 1,19
Universitas Sumatera Utara
4. Perhitungan effective ceiling cavity reflectance ρ
cc
Base reflectance yang digunakan ρ
c
= 0.5, wall reflectance digunakan ρ
w
= 0.61, dan cavity ratio digunakan CCR = 0.4
CCR ρ
c
= 50 ρ
w
= 60 0.2
49
0.4
ρ
cc
0.6 46
ρ
cc
= [{0.4-0.20.4-0.6}0.49-0.46] + 0.46 = 0.43
5. Perhitungan effective floor cavity reflectance ρ
fc
Base reflectance digunakan ρ
f
= 0.17, wall reflectance digunakan ρ
w
= 0.61, dan cavity ratio digunakan FCR = 1,19
ρ
f
= 20 FCR = 1.2
ρ
w
= 60 20
ρ
w
= 61 X
ρ
w
= 70 22
x = [{0.7-0.610.7-0.60}0.20-0.22] + 0.22 = 0.24
ρ
f
= 20 FCR = 1,0
ρ
w
= 60 12
ρ
w
= 61 X
Universitas Sumatera Utara
ρ
w
= 70 13
x = [{0.7-0.0610.7-0.60}0.13-0.12] + 0.13 = 0.14
FCR ρ
f
= 17 ρ
w
= 61 1.0
12.0
1.2
ρ
cc
1.4 13.0