36.07 35.02 Area II 35.51 38.79 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

serta uji korelasi antara tingkat iluminasi dengan kelelahan mata operator stasiun kerja quality control 1 dan quality control 2.

5.2.1. Perhitungan Tingkat Iluminasi Rata-rata

Data hasil tingkat iluminasi lantai produksi yang diperoleh dari pengukuran, dapat dihitung tingkat iluminasi rata-rata stasiun kerja quality control 1 dan quality control 2. Rekapitulasi rata-rata tingkat iluminasi disajikan pada Tabel 5.8. Tabel 5.8. Rata-rata Tingkat Iluminasi Stasiun Kerja Quality Control 1 dan Quality Control 2 pada PT. Pabrik Es Siantar Titik Ukur Tingkat Iluminasi Lux Rata-Rata Hari I Hari II Hari III Hari IV Hari V Area I 1 25.51 28.46 29.28 31.34 31.34 2 45.55 44.59 45.92 47.04 44.25 3 27.48 28.53 23.83 22.29 21.89 4 44.15 45.35 45.27 43.23 42.61 Q1 35.67

36.73 36.07

35.97 35.02

35.89 Area II

1 24.03 22.70 29.28 38.38 42.43 2 39.44 41.35 42.02 43.96 41.71 3 23.50 26.11 31.90 30.65 30.06 4 42.06 44.38 38.83 43.37 40.96 Q2 32.26

33.63 35.51

39.09 38.79

35.86 Universitas Sumatera Utara Hasil dari rekapitulasi tersebut maka dapat dibuat grafik rata-rata tingkat iluminasi di lantai produksi pada PT. Pabrik Es Siantar seperti disajikan pada Gambar 5.8. Gambar 5.12. Rata-rata Tingkat Iluminasi pada Lantai Produksi di PT. Pabrik Es Siantar Tingkat iluminasi rata-rata lantai produksi PT. Pabrik Es Siantar sebesar 44,84 lux berada jauh di bawah standar yang ditetapkan oleh Kepmenkes untuk jenis pekerjaan kasar dan kontinu, yaitu 200 lux.

5.2.2. Perhitungan Angka Reflektansi Material Objek

Setiap objek memantulkan sebagian dari cahaya yang mengenainya. Perbandingan dari cahaya yang dipantulkan dengan cahaya yang diterima oleh objek tersebut dikali dengan 100 disebut dengan angka reflektansi material. Reflektansi yang direkomendasikan untuk pencahayaan industri ditunjukkan pada Tabel 5.9. 50 100 150 200 250 1 2 3 4 5 T in g k a t Il u m in a si L u x Pengamatan ke- Area 1 Area 2 Standar Kepmenkes Universitas Sumatera Utara Tabel 5.9. Rekomendasi Nilai Reflektansi Material untuk Pencahayaan Industri No Objek Reflektansi 1 Dinding 40 – 60 2 Langit-langit 80 – 90 3 Meja, kursi, mesin, dan peralatan 25 – 45 4 Lantai 20 – 40 Sumber: IESNA Lighting Handbook 9th Edition Hasil dari tingkat iluminasi dan tingkat luminansi, dapat dihitung angka reflektansi untuk semua material objek seperti ditunjukkan pada Tabel 5.10. Tabel 5.10. Hasil Pengukuran Reflektansi Material Objek di Stasiun Kerja Quality Control 1 dan Quality Control 2 No Area A Lux B Lux Reflektansi BA x 100 Rekomendasi 1 Dinding 28,20 14,10 50 40-60 32,40 23,50 72.53 40-60 2 Lantai 36,30 5,90 16.25 20-40 38,12 6,84 17.94 20-40 3 Langit-langit 30,00 15,00 50 80-90 4 Mesin Mesin Washer 30,60 4,50 14.71 25-45 Conveyor 28.01 7,20 25.71 25-45 Keterangan : A : Tingkat Iluminasi B : Tingkat Luminansi Universitas Sumatera Utara Data reflektansi pada Tabel 5.10. disajikan dalam grafik pada Gambar 5.9,5.10 dan 5.11. Gambar 5.13. Angka Reflektansi Dinding Gambar 5.14. Angka Reflektansi Lantai 10 20 30 40 50 60 70 80 1 2 Re fl e k ta n si Titik Ukur Batas Bawah Nilai Rekomendasi Batas Atas Nilai Rekomendasi Reflektansi BA x 100 5 10 15 20 25 30 35 40 45 0,5 1 1,5 2 2,5 Re fl e k ta n si Titik Ukur Reflektansi BA x 100 Batas Bawah Nilai Rekomendasi Batas Atas Nilai Rekomendasi Universitas Sumatera Utara Gambar 5.15. Angka Reflektansi Mesin dan Conveyor Grafik-grafik di atas diketahui bahwa rata-rata angka reflektansi material tidak melebihi nilai yang direkomendasikan kecuali untuk dinding pada titik ukur 2 yang memiliki nilai di atas nilai rekomendasi karena dinding di sisi tersebut dilapisi oleh triplek berwarna putih sehingga meningkatkan angka reflektansinya. Lantai memiliki angka reflektansi yang rendah disebabkan lantai di stasiun kerja quality contol 1 dan quality control 2 ini tertutupi oleh air sehingga agak becek dan berdebu maka didapatkan angka reflektansi yang variatif pada beberapa permukaannya. Mesin washer memiliki angka reflektansi di bawah standar rekomendasi dikarenakan warna mesin yang gelap serta kotor.

5.2.3. Perhitungan Jumlah Lumen yang Dibutuhkan

Tingkat iluminasi yang diukur merupakan tingkat iluminasi pada penerangan umum dan untuk memperoleh iluminasi dan jumlah luminer yang 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 0,5 1 1,5 2 2,5 Re fl e k ta n si 5 Reflektansi BA x 100 Batas Bawah Rekomendasi Batas Atas Nilai Rekomendasi Universitas Sumatera Utara dibutuhkan oleh lantai produksi, dapat digunakan salah satu metode perhitungan iluminasi, yaitu metode lumen. Metode lumen mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi penerangan, yaitu distribusi iluminasi, efisiensi, bentuk dan ukuran ruang, reflektansi permukaan, ketinggian lampu dari bidang kerja, CU Coefficient of Utilization dan LLF Light Loss Factor. Rumus perhitungan tingkat iluminasi pada penerangan umum adalah sebagai berikut: � = ϕ. CU. LLF � Keterangan: E : Tingkat iluminasi rata-rata lux Φ : Total arus cahaya di bidang bersangkutan lumen CU : Koefisien penggunaan LLF : Faktor kehilangan cahaya A : Luas area m 2 Di mana, Φ = L × N Dengan L : Total lumen awal per luminer N : Jumlah luminer Sehingga perhitungan jumlah luminer yang dibutuhkan menjadi sebagai berikut: Panjang ruangan L = 6,1 m Lebar ruangan W = 3,2 m Universitas Sumatera Utara Tinggi ruangan H = 10 m Bilangan pantul langit- langit ρ c = 0.50 Bilangan pantul dinding ρ w = 0.61 Bilangan pantul lantai ρ f = 0.17 Jarak bidang luminer ke langit-langit h c = 0.25 m Jarak bidang kerja ke lantai h f = 0.75 m Jarak bidang luminer ke bidang kerja h r = 7 m Prosedur perhitungan jumlah bola lampu tambahan di stasiun quality control 1 dan quality control 2 adalah sebagai berikut : 1. Perhitungan ceiling cavity ratio CCR CCR = 5h c W+LWL CCR = 50.256.2+6.46.16.4 CCR = 0.4 2. Perhitungan room cavity ratio RCR RCR = 5h r W+LWL RCR = 576.2+6.46.16.4 RCR = 11.1 3. Perhitungan floor cavity ratio FCR FCR = 5h f W+LWL FCR = 50.756.2+6.46.26.4 FCR = 1,19 Universitas Sumatera Utara 4. Perhitungan effective ceiling cavity reflectance ρ cc Base reflectance yang digunakan ρ c = 0.5, wall reflectance digunakan ρ w = 0.61, dan cavity ratio digunakan CCR = 0.4 CCR ρ c = 50 ρ w = 60 0.2 49 0.4 ρ cc

0.6 46

ρ cc = [{0.4-0.20.4-0.6}0.49-0.46] + 0.46 = 0.43 5. Perhitungan effective floor cavity reflectance ρ fc Base reflectance digunakan ρ f = 0.17, wall reflectance digunakan ρ w = 0.61, dan cavity ratio digunakan FCR = 1,19 ρ f = 20 FCR = 1.2 ρ w = 60 20 ρ w = 61 X ρ w = 70 22 x = [{0.7-0.610.7-0.60}0.20-0.22] + 0.22 = 0.24 ρ f = 20 FCR = 1,0 ρ w = 60 12 ρ w = 61 X Universitas Sumatera Utara ρ w = 70 13 x = [{0.7-0.0610.7-0.60}0.13-0.12] + 0.13 = 0.14 FCR ρ f = 17 ρ w = 61 1.0 12.0 1.2 ρ cc

1.4 13.0