memberikan hasil nilai koefisien korelasi r sebesar 0,5268 dan 0.5780. Nilai ini berarti bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat antara tingkat iluminasi dengan
hasil kerja stasiun kerja quality control 1 dan stasiun kerja quality control 2.
6.2. Pemecahan Masalah
Analisis diketahui bahwa tingkat iluminasi yang rendah diakibatkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan lumen standar di lantai produksi. Kebutuhan lumen
standar yang harus dipenuhi adalah sebesar 65263,16 lumen. Pemecahan masalah pertama adalah diusulkan dua alternatif penggantian
jenis lampu dan penambahan jumlah lampu untuk memenuhi kebutuhan lumen standar dan pemecahan masalah kedua adalah penggantian jenis dan penambahan
jumlah lampu khusus pada stasiun kerja quality control 1 dan quality control 2. Pada kondisi aktual, stasiun kerja quality control 1 dan quality control 2
menggunakan tipe lampu Philips Essential 23 Watt 1900 lm dengan jumlah 2 lampu.
Pada alternatif I, lampu yang diusulkan adalah lampu LED dengan lumen awal 6300 lmlampu atau 84 watt, sehingga kebutuhan lampu di lantai produksi
dapat dihitung sebagai berikut:
� = ϕ
� =
65263,16 6300
= 10,3 ≈ 10 lampu
Penyusunan letak lampu diatur dengan menggunakan prinsip keseragaman uniformity dengan menyusun lampu menurut ketentuan spacing criteria yaitu
jarak maksimum antar lampu. Sebelumnya dilakukan perhitungan A ℓ = 6.2 ×
6.4 10 = 3,96; sehingga: S ≃ √Al≃ √3.96≃1.98 m.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian, disimpulkan bahwa jumlah lampu usulan pada alternatif I adalah 10 buah dengan 5 buah lampu berada di stasiun kerja quality control 1
dan 5 buah lampu lagi di stasiun quality control 2 dan jarak tiap lampu maksimum adalah 1,98 m. Susunan letak penambahan lampu usulan pada
alternatif I ditunjukkan pada Gambar 6.1 dan 6.2
Gambar 6.1. Susunan Lampu Kondisi Usulan Aternatif I di Stasiun Quality Control 1
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.2. Susunan Lampu Kondisi Usulan Aternatif I di Stasiun Quality Control 2
Alternatif II, diusulkan penggunaan lampu hemat energi yaitu lampu merk LED dengan lumen awal 9000 lmlampu atau 120 watt. Dapat dihitung jumlah
kebutuhan lampu di stasiun quality control 1 dan quality control 2, yaitu � =
ϕ �
= 65263,16
9000 = 7,5
≈ 8 lampu
Prinsip penyusunan letak lampu yang sama dengan alternatif I maka dapat dihitung spacing criteria sebesar A
ℓ = 6.2 × 6.4 8 = 4,96; sehingga: S ≃ √Al≃ √4.96≃2.2 m.
Universitas Sumatera Utara
Maka jumlah lampu usulan pada alternatif II adalah 8 buah dengan 4 buah lampu berada di stasiun kerja quality control 1 dan 4 buah lampu lagi di stasiun
kerja quality control 2 dan jarak tiap lampu maksimum adalah 2.22 m. Susunan letak penambahan lampu usulan pada alternatif II ditunjukkan pada gambar 6.3
dan 6.4..
Gambar 6.3. Susunan Lampu Kondisi Usulan Aternatif II di Stasiun Quality Control 1
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.4. Susunan Lampu Kondisi Usulan Aternatif II di Stasiun Quality Control 2
6.3. Pembahasan Hasil Pemecahan Masalah