Emisi Gas Buang ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.17 Grafik perbandingan harga vs putaran pada beban 800 Watt Dari grafik diatas dapat kita simpulkan, bahwa semakin tinggi laju aliran biogas yang mengalir kedalam mesin, semakin rendah pula biaya ekonomis yang harus dikeluarkan. Hal ini disebabkan oleh konsumsi solar semakin rendah, dan juga harga biogas yang gratis karena diproduksi sendiri. Rata – rata pengurangan biaya ekonomis yang harus dikeluarkan dari setiap jenis pengujian bahan bakar adalah sebesar 12,82 , dengan biaya ekonomis terendah pada bahan bakar solar + biogas 7,5 lmin pada putaran 900 yaitu sebesar Rp. 2.964,00 dan biaya ekonomis tertinggi pada bahan bakar solar murni sebesar Rp. 8927,00

4.8 Emisi Gas Buang

Pada percobaan percobaan ini juga diukur emisi gas buang dari bahan bakar. Emisi gas buang yang diteliti adalah kekabutan opacity dari gas buang yang dihasilkan bahan bakar dari tiap percobaan. Berikut adalah tabel hasil uji emisi gas buang pada tiap bahan bakar. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.49 Hasil Uji emisi gas buang pada beban 400 Watt Bahan Bakar Pengujian I Pengujian II Pengujian III Mean Opacity Solar Murni 23,0 22,2 20,8 22 Solar Murni + Biogas 2,5 lmin 25,4 35,0 28,3 29,56 Solar Murni + Biogas 5 lmin 35,4 33,6 32,1 33,7 Solar Murni + Biogas 7,5 lmin 32,7 36,6 38,1 35,8 Berdasarkan hasil pengujian dengan pembebanan konstan 400 Watt, nilai opacity tertinggi terjadi melalui pengujian dengan menggunakan bahan bakar solar murni + biogas 7,5 lmin sebesar 35,8 . Sementara untuk nilai opacity terendah terjadi melalui pengujian dengan menggunakan bahan bakar solar murni sebesar 22 . Penurunan nilai dari opacity tersebut disebabkan oleh penurunan kadar hidrokarbon dalam bahan bakar yang menandakan bahwa pembakaran yang terjadi semakin baik. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.49 Hasil Uji emisi gas buang pada beban 800 Watt Bahan Bakar Pengujian I Pengujian II Pengujian III Mean Opacity Solar Murni 22,8 18,3 19,5 20 Solar Murni + Biogas 2,5 lmin 28,2 38,2 32,9 33,1 Solar Murni + Biogas 5 lmin 29,3 35,5 34,4 33,06 Solar Murni + Biogas 7,5 lmin 35,8 38,2 36,2 35,63 Berdasarkan hasil pengujian dengan pembebanan konstan 400 Watt, nilai opacity tertinggi terjadi melalui pengujian dengan menggunakan bahan bakar solar murni + biogas 7,5 lmin sebesar 35,63 . Sementara untuk nilai opacity terendah terjadi melalui pengujian dengan menggunakan bahan bakar solar murni sebesar 20 . Penurunan nilai dari opacity tersebut disebabkan oleh penurunan kadar hidrokarbon dalam bahan bakar yang menandakan bahwa pembakaran yang terjadi semakin baik. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari pengujian ini adalah sebagai berikut : 1. Rata – rata daya mesin cenderung menurun sebesar 3,24 pada beban 400 Watt dan 1,72 pada beban 800 Watt saat menggunakan bahan bakar solar + biogas 2,5 lmin dan solar + biogas 5 lmin dibandingkan saat menggunakan bahan bakar solar murni, sedangkan pada saat menggunakan bahan bakar solar murni + biogas 7,5 lmin daya mesin cenderung meningkat sebesar 1,59 pada beban 400 Watt dan 0,32 pada beban 800 Watt dibandingkan saat menggunakan bahan bakar solar murni. Pada pembebanan konstan 400 Watt, daya mesin terendah dihasilkan saat mesin menggunakan bahan bakar solar murni + Biogas dengan aliran 5 lmin, yaitu sebesar 77, 55 Watt, dan daya mesin tertinggi dihasilkan saat mesin menggunakan bahan bakar solar murni + Biogas dengan aliran 7,5 lmin, yaitu sebesar 421,72 Watt. Sedangkan, pada pembebanan konstan 800 Watt, daya mesin terendah dihasilkan saat mesin menggunakan bahan bakar solar murni, yaitu sebesar 240,24 Watt dan daya mesin tertinggi dihasilkan saat mesin menggunakan bahan bakar solar murni + Biogas dengan aliran 7,5 lmin, yaitu sebesar 780,89 Watt. 2. Rata – rata torsi mesin cenderung menurun sebesar 3,24 pada beban 400 Watt dan 1,72 pada beban 800 Watt saat menggunakan bahan bakar solar + biogas 2,5 lmin dan solar + biogas 5 lmin dibandingkan saat menggunakan bahan bakar solar murni, sedangkan pada saat menggunakan bahan bakar solar murni + biogas 7,5 lmin torsi mesin cenderung meningkat sebesar 1,59 pada beban 400 Watt dan 0,32 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Kajian Performansi Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Menggunakan Katalitik Konverter Dengan Sistem Dua Bahan Bakar (Dual Fuel) Solar Dan Biogas Dengan Kandungan Metana 60%

1 77 189

Kajian Performansi Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Dengan Sistem Dua Bahan Bakar (Dual Fuel System)

3 83 152

Kajian Performansi Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Menggunakan Katalitik Konverter Dengan Sistem Dua Bahan Bakar (Dual Fuel) Solar Dan Biogas Dengan Kandungan Metana 60%

0 0 19

Kajian Performansi Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Menggunakan Katalitik Konverter Dengan Sistem Dua Bahan Bakar (Dual Fuel) Solar Dan Biogas Dengan Kandungan Metana 60%

0 0 2

Kajian Performansi Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Menggunakan Katalitik Konverter Dengan Sistem Dua Bahan Bakar (Dual Fuel) Solar Dan Biogas Dengan Kandungan Metana 60%

0 0 5

Pengaruh Laju Aliran Biogas Terhadap Performansi Mesin Genset Diesel Satu Silinder Dengan Menggunakan Bahan Bakar Solar + Biogas ( Dual Fuel )

0 1 14

Pengaruh Laju Aliran Biogas Terhadap Performansi Mesin Genset Diesel Satu Silinder Dengan Menggunakan Bahan Bakar Solar + Biogas ( Dual Fuel )

0 0 2

Pengaruh Laju Aliran Biogas Terhadap Performansi Mesin Genset Diesel Satu Silinder Dengan Menggunakan Bahan Bakar Solar + Biogas ( Dual Fuel )

0 0 4

Pengaruh Laju Aliran Biogas Terhadap Performansi Mesin Genset Diesel Satu Silinder Dengan Menggunakan Bahan Bakar Solar + Biogas ( Dual Fuel )

0 0 19

Pengaruh Laju Aliran Biogas Terhadap Performansi Mesin Genset Diesel Satu Silinder Dengan Menggunakan Bahan Bakar Solar + Biogas ( Dual Fuel )

0 0 17