2.1.1 Bahan Penghasil biogas
Biogas atau gas bio merupakan salah satu jenis energi yang dapat dibuat dari banyak jenis bahan buangan dan bahan sisa, semcam sampah, kotoran ternak,
jerami dan eceng gondok serta banyak bahan-bahan lainnya lagi. Dengan kata lain, segala jenis bahan yang dalam istilah termasuk senyawa organik.
Kotoran hewan lebih sering dipilih sebagai bahan pembuat gas bio karena ketersediaannya yang sangat besar diseluruh dunia. Bahan ini memiliki
keseimbangan nutrisi, mudah diencerkan dan relatif dapat diproses secara biologi. Kisaran pemrosesan secara biologi antara 28-70 dari bahan organik tergantung
dari pakannya. Selain itu kotoran segar lebih mudah diproses dibandingkan dengan kotoran yang lama dan atau telah dikeringkan, disebabkan karena
hilangnya substrat volatil solid selama waktu pengeringan. Pada umumnya komposisi kotoran sapi memiliki karakteristik yang dapat
dilihat pada Tabel 2. Tabel 2.2 Karakteristik Kotoran Sapi
Komponen Massa
Total Padatan 3-6
Total padatan volatile mudah menguap 80-90
Total Nitrogen 2-4
Selulosa 15-20
Lignin 5-10
Hemiselulosa 20-25
Sumber : Kumbahan dan industri 1979 Kotoran sapi merupakan substrat yang dianggap paling cocok sebagai
sumber pembuat gas bio, karena substrat tersebut telah mengandung bakteri penghasil gas metan yang terdapat dalam perut hewan ruminansia. Keberadaan
bakteri di dalam usus besar ruminansia tersebut membantu proses fermentasi, sehingga proses pembentukan gas bio pada tangki pencerna dapat dilakukan lebih
Universitas Sumatera Utara
cepat. Walaupun demikian, bila kotoran tersebut akan langsung diproses dalam tangki pencerna, perlu dilakukan pembersihan terlebih dahulu.
Ada tiga kelompok bakteri yang berperan dalam proses pembentukan biogas:
1. Kelompok bakteri fermentatif, yaitu: Steptococci, Bacteriodes, dan beberapa jenis Enterobactericeae,
2. Kelompok bakteri asetogenik, yaitu Desulfovibrio, 3. Kelompok bakteri metana, yaitu Mathanobacterium, Mathanobacillus
Methanosacaria , dan Methanococcus.
Sedangkan terkait dengan temperatur, secara umum ada 3 rentang temperatur yang disenangi oleh bakteri, yaitu:
1. Psicrophilic suhu 4o – 20o C, biasanya untuk negara-negara subtropics atau
beriklim dingin, 2. Mesophilic suhu 20o
– 40o C, 3. Thermophilic suhu 40o
– 60o C, hanya untuk men-digesti material, bukan untuk menghasilkan biogas.
Dengan demikian, untuk negara tropis seperti Indonesia, digunakan unheated digester
digester tanpa pemanasan pada kondisi kondisi temperatur tanah 20
C – 30
C.
2.1.2 Proses Produksi Biogas