lebih rumit karena faktor WMSDs tertentu menjadi hal yang normal dan tidak lagi dianggap sebagai bukti adanya resiko.
Pemantauan selalu berguna dan harus menjadi bagian dari sebuah program pencegahan. Hal ini membantu menganalisis situasi dan mengevaluasi langkah
kerja yang akan diambil. Indikator awal adanya WMSDs bisa dilihat dari data statistik kecelakaan dan jumlah keluhan. Selanjutnya dengan adanya indikator
awal ini, perhatian akan fokus tentang bagaimana indikator tersebut berkembang dari waktu ke waktu sehingga diperlukan tindakan pencegahan yang nyata.
3.3.6 Penanganan WMSDs
Penanganan WMSDs penting untuk mengurangi resiko WMSDs sehingga dapat meningkatkan efektivitas kerja. Penanganan WMSDs secara tepat harus
sesuai berdasarkan tempat kerja. Tempat kerja sistem dapat dilihat dari lima komponen utama meliputi aspek-aspek kerja individu, teknis, organisasi kerja,
karakteristik pekerjaan dan lingkungan fisik dan sosial. Jantung dari sistem ini adalah individu atau pekerja, dengan fiturnya berupa fisik atau psikologis berupa
interaksi antara pekerja dengan sifat-sifat tertentu, dan komponen-komponen berupa proses kerja. Teknologi dan metode kerja yang digunakan harus sesuai
dengan pengetahuan pekerja. Pengaruh organisasi juga memiliki dampak langsung pada individu, stasiun kerja dan kondisi kerja. Organisasi menentukan tingkat
partisipasi pekerja, sifat interaksi dengan rekan kerja, jenis pengawasan dan pengendalian di stasiun keja. Karakteristik pekerjaan berpengaruh terhadap
individu dan proses kerja, seperti tingkat presisi yang diperlukan, fisik dan mental
Universitas Sumatera Utara
sebagai persyaratan kerja. Misalnya saja individu bekerja dengan menggunakan tinggi meja kerja yang sama. Penanganan WMSDs yang disetujui para ahli yaitu
dengan melakukan pendekatan yang komprehensif tergantung kepada tempat kerja. Dengan cara itu penanganan bisa difokuskan pada masalah utama sehingga
resiko bisa ditangani secara keseluruhan.
3.3.7 Pencegahan WMSDs
Pencegahan WMSDs secara efektif guna meminimalisasi resiko WMSDs dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti:
1. Perbaikan kondisi kerja secara ergonomi
Pencegahan harus dimulai dari sumber. Dalam kasus WMSDs, berarti mengurangi resiko melalui perbaikan kondisi kerja secara ergonomi. Sebagai
contoh dengan modifikasi tata letak stasiun kerja serta perubahan dalam organisasi kerja.
2. Rotasi
Rotasi sementara dapat digunakan sebagai bagian dari peningkatan kondisi kerja ergonomis. Rotasi antara beberapa stasiun kerja dianjurkan untuk
mengurangi paparan resiko yang dialami pekerja. Dalam hal ini, rotasi bukanlah solusi universal.
3. Pelatihan
Ide pelatihan fokus pada metode yang tepat atau postur yang tepat. Di bidang lain, program pelatihan biasa dilakukan jika metode kerja yang digunakan
memberikan hasil yang mengecewakan. Akan tetapi, pelatihan ini sering
Universitas Sumatera Utara
mengalami kegagalan dikarenakan metode yang diajarkan ketika pelatihan tidak dapat diterapkan di tempat kerja. Selain itu, hal yang sering dilupakan
adalah bahwa tidak ada satupun metode kerja yang tepat dan berlaku secara universal untuk semua pekerjaan dan semua kondisi. Strategi yang berbeda
didasarkan pada situasi tangan pekerja. Pelatihan biasanya lebih fokus pada transfer informasi dan pengetahuan. Oleh karena itu, sebaiknya pelatihan
diarahkan tentang cara mendeteksi gejala awal dari WMSDs dan mengidentifikasi faktor dan resiko utama di stasiun kerja. Kesimpulannya,
pelatihan berdasarkan transfer pengetahuan tampaknya menawarkan potensi yang lebih baik daripada berfokus hanya pada pelatihan metode kerja secara
khusus. 4.
Tindak lanjut dari pekerja Dalam hal ini mungkin sangat berguna untuk mengembangkan mekanisme
kerja dengan kondisi kerja yang disesuaikan dengan status kesehatan pekerja. Tujuannya adalah untuk menyediakan stasiun kerja yang disesuaikan dengan
kapasitas pekerja. 5.
Program kebugaran tempat kerja Beberapa perusahaan telah mengatur program kebugaran di tempat kerja.
Sebagai contoh, dua kali sehari selama sepuluh menit pekerja melakukan latihan peregangan dan pemanasan untuk sendi. Akan tetapi, beberapa
perusahaan masih ragu akan efektivitas program ini. Sehingga perbaikan ergonomi merupakan solusi nyata untuk menangani WMSDs seperti
Universitas Sumatera Utara
mendesain stasiun kerja atau menambah komponen kerja yang berguna untuk meningkatkan efektivitas kerja pekerja Simoneau, et al. 1996.
3.3.8 Metode Pengukuran Keluhan Muskuloskeletal