Redesain Meja dan Kursi Sekolah Berdasarkan Langkah-langkah

Tabel 5.23. Perhitungan Persentil Siswa Sumber: Hasil Pengolahan Data

5.4 Redesain Meja dan Kursi Sekolah Berdasarkan Langkah-langkah

Perancangan Menurut Pahl dan Beitz Cara merancang menurut Pahl dan Beitz terdiri dari 4 kegiatan atau fase, yang masing-masing terdiri dari beberapa langkah. Keempat fase tersebut adalah: 1. Perencanaan dan penjelasan tugas Tugas fase ini adalah menyusun spesifikasi produk yang mempunyai fungsi khusus dan karakteristik tertentu yang memenuhi kebutuhan. Fase pertama ini perlu diadakan untuk menjelaskan secara lebih detail sebelum produk tersebut dikembangkan lebih lanjut. Pada fase ini dikumpulkan semua informasi tentang semua persyaratan atau requirement yang harus dipenuhi oleh produk dan kendala-kendala yang merupakan batas-batas untuk produk. Hasil fase ini adalah spesifikasi produk yang dimuat dalam suatu daftar persyaratan teknis. No Ukuran Kelas I  X 5 th 50 th 95 th 1 Berat Badan 24,8 6,0 14,9 24,8 34,6 2 Tinggi Badan 125,1 10,2 108,4 125,1 141,9 3 Tinggi Bahu Dalam Posisi Duduk 43,5 4,1 36,7 43,5 50,2 4 Tinggi Siku Dalam Posisi Duduk 14,8 2,2 11,2 14,8 18,3 5 Tebal Paha 8,3 1,6 5,7 8,3 10,9 6 Panjang Popliteal 33,7 3,4 28,2 33,7 39,2 7 Tinggi Popliteal 35,4 3,2 30,2 35,4 40,6 8 Lebar Sisi Bahu 27,9 2,9 23,2 27,9 32,6 9 Lebar Pinggul 22,3 3,0 17,3 22,3 27,3 10 Panjang Rentang Tangan ke Depan 56,3 5,3 47,6 56,3 65,0 Universitas Sumatera Utara Dalam langkah klarifikasi tugas, perancang dihadapkan kepada beberapa pertanyaan kritis dan mendasar sehingga apa yang dirancang menjadi jelas. Selanjutnya dikumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang kebutuhan demand yang harus dipenuhi oleh produk dan keinginan wishes dari pengguna. Informasi tersebut disusun dalam bentuk daftar spesifikasi produk. Sebelum membuat daftar spesifikasi produk, perancang dihadapkan pada beberapa pertanyaan yang sifatnya mendasar dan kritis yang harus dijawab terlebih dahulu yaitu tentang fungsi dari produk. Dalam hal ini, fungsi meja adalah sebagai tempat menulis dan fungsi kursi adalah sebagai tempat duduk siswa yang mampu menahan beban berat badan siswa. Setelah itu, hal yang harus dirancang adalah meja dan kursi meliputi tinggi meja, tinggi meja dari bawah meja, panjang meja, lebar meja, tinggi kursi, lebar kursi, panjang kursi, tinggi sandaran punggung kursi dan lebar sandaran punggung kursi. Karekteristik produk yang dirancang harus sesuai dengan antropometri tubuh siswa. Selanjutnya dibuat spesifikasi menyeluruh dari produk yang dirancang yang meliputi fungsi, keamanan, estetika, ergonomi, biaya dan material. Setiap spesifikasi dikelompokkan sesuai dengan kebutuhannya yang meliputi kelompok demand D yaitu persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk dan kelompok wishes W yaitu persyaratan tambahan berupa keinginan dari perancang ataupun pengguna. Persyaratan ini diurut menurut derajat prioritas dan sedapat mungkin disajikan secara kuantitatif. Dengan demikian ada kejelasan tentang spesifikasi produk yang akan dibuat. Spesifikasi lengkap produk yang dirancang ditunjukkan pada Tabel 5.24. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.24. Spesifikasi Meja dan Kursi Sekolah No Persyaratan Daftar Spesifikasi DW 1 Fungsi Tempat menulis D Tempat duduk siswa D Menahan beban berat badan siswa D Menahan beban sandaran punggung D Menahan beban pijakan kaki D 2 Ergonomi Memberikan kenyamanan pada saat menulis D Memberikan kenyamanan pada saat duduk D Dimensi tinggi meja D Dimensi tinggi meja dari bawah meja D Dimensi panjang meja D Dimensi lebar meja D Dimensi tinggi kursi D Dimensi panjang kursi D Dimensi lebar kursi D Dimensi tinggi sandaran punggung D Dimensi lebar sandaran punggung D Bentuk meja W Bentuk alas kursi W Bentuk sandaran kursi W Dimensi pijakan kaki kursi W Dimensi pijakan kaki meja W Dilengkapi laci D 3 Keamanan Tidak ada sisi yang tajam W Tidak ada sudut pada produk W Pengoperasiannya tidak rumit D Stabilitas produk terjamin W 4 Estetika Desain produk menarik W Variasi warna W 5 Biaya Tidak memerlukan biaya yang besar dalam proses produksi W 6 Material Alas tempat duduk terbuat dari busa W Komponen tidak mudah rusak W Mudah didapat W Sesuai dengan standar umum W Mutu produk baik W Umur pakai panjang W Sumber: Pengolahan Data Dari Tabel 5.24. dapat diketahui bahwa keharusan Demands disingkat D, yaitu syarat mutlak yang harus dimiliki produk, jika tidak terpenuhi maka produk tidak diterima. Sedangkan keinginan Wishes disingkat W, yaitu syarat yang masih Universitas Sumatera Utara bisa dipertimbangkan keberadaannya, dan jika memungkinkan dapat dimiliki oleh produk yang dibuat. Selanjutnya berdasarkan spesifikasi meja dan kursi sekolah, dilakukan analisa untuk memperoleh gambaran umum dari spesifikasi yang diberikan. Langkah- langkahnya yaitu: 1. Menghilangkan hal-hal yang bersifat subjektif dan hal-hal yang kurang berhubungan dengan fungsi produk. Berdasarkan hal tersebut, maka daftar spesifikasi meja dan kursi yaitu: a. Berfungsi sebagai tempat menulis b. Berfungsi sebagai tempat duduk c. Berfungsi menahan beban berat badan siswa d. Berfungsi menahan beban sandaran punggung e. Berfungsi menahan beban pijakan kaki f. Dimensi tinggi meja g. Dimensi tinggi meja dari bawah meja h. Dimensi panjang meja i. Dimensi lebar meja j. Dimensi tinggi kursi k. Dimensi panjang kursi l. Dimensi lebar kursi m. Dimensi tinggi sandaran punggung n. Dimensi lebar sandaran punggung Universitas Sumatera Utara 2. Proses mengubah data yang bersifat kuantitatif menjadi data yang bersifat kualitatif dan disimpulkan dalam bentuk persyaratan yang mendasar. Berdasarkan hal tersebut, maka daftar spesifikasi meja dan kursi yaitu: a. Berfungsi sebagai tempat menulis b. Berfungsi sebagai tempat duduk c. Dimensi tinggi meja d. Dimensi tinggi meja dari bawah meja e. Dimensi panjang meja f. Dimensi lebar meja g. Dimensi tinggi kursi h. Dimensi panjang kursi i. Dimensi lebar kursi j. Dimensi tinggi sandaran punggung k. Dimensi lebar sandaran punggung 3. Hasil dari langkah-langkah sebelumnya dinyatakan menjadi kalimat umum yaitu redesain meja dan kursi siswa sekolah dasar yang ergonomis. Sebelum dilakukan penentuan bentuk, terlebih dahulu dilakukan penentuan general function fungsi umum dari produk. Fungsi umum dari produk meja dan kursi dapat dilihat pada Gambar 5.7. dan Gambar 5.8. Tempat menulis Pengguna Meja yang ergonomis Gambar 5.7. Fungsi Umum Meja Universitas Sumatera Utara Tempat duduk Pengguna Kursi yang ergonomis Gambar 5.8. Fungsi Umum Kursi 2. Perancangan konsep produk Berdasarkan spesifikasi produk hasil fase pertama, dicarilah beberapa konsep produk yang dapat memenuhi persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi tersebut. Konsep produk tersebut merupakan solusi dari masalah perancangan yang harus dipecahkan. Beberapa alternatif konsep produk dikembangkan lebih lanjut dan dievaluasi. Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria khusus seperti kriteria teknis, kriteria ekonomis dan lain-lain. Konsep produk yang tidak memenuhi persyaratan- persyaratan dalam spesifikasi produk, tidak diproses lagi dalam fase-fase berikutnya, sedangkan dari beberapa konsep produk yang memenuhi kriteria dapat dipilih solusi yang terbaik. Dari struktur fungsi meja dan kursi sekolah, maka dapat dibuat prinsip pemecahan masalah dengan menggunakan konsep perancangan meja dan kursi sekolah yang memungkinkan seperti pada Tabel 5.25. dan pengembangan masing-masing konsep solusi dapat dilihat pada Tabel 5.26. Tabel 5.25. Prinsip Pemecahan Masalah No Konsep Solusi Konsep 1 Konsep 2 Keterangan Fungsi Utama 1 Tempat menulis Konsep Portable Konsep Adjustable Varian 1 Konsep One Piece Konsep Adjustable Varian 2 Konsep Y Konsep Adjustable Varian 3 Konsep Two Piece Konsep Adjustable Varian 4 2 Tempat duduk Konsep Portable Konsep Adjustable Varian 5 Konsep One Piece Konsep Adjustable Varian 6 Konsep Konsep Y Konsep Adjustable Varian 7 Konsep Adjustable - Varian 8 Sumber: Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara Tabel 5.26. Tahap Pengembangan Konsep Alternatif Konsep Gambar Meja Gambar Kursi Keterangan Posisi Handle I Meja dan kursi portable dan adjustable Tahap awal perancangan 1 handle berada dibawah meja dan kursi Varian 1 Varian 5 Tahap akhir Sumber: Pengolahan Data V -29 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.26. Tahap Pengembangan Konsep Lanjutan Alternatif Konsep Gambar Meja Gambar Kursi Keterangan Posisi Handle 2 Meja dan kursi one piece dan adjustable Tahap awal perancangan 2 handle berada dibawah meja dan kursi Varian 2 Varian 6 Tahap akhir Sumber: Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara Tabel 5.26. Tahap Pengembangan Konsep Lanjutan Alternatif Konsep Gambar Meja Gambar Kursi Keterangan Posisi Handle 3 Meja dan kursi Y dan Adjustable Tahap awal perancangan 2 tombol berada dikaki meja dan 1 handle berada di bawah kursi Varian 3 Varian 7 Tahap akhir Sumber: Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara Tabel 5.26. Tahap Pengembangan Konsep Lanjutan Alternatif Konsep Gambar Meja Gambar Kursi Keterangan Posisi Handle 4 Meja Two Piece dan Adjustable serta Kursi Adjustable Tahap awal perancangan 1 handle berada di bawah meja dan 1 tombol berada di kaki kursi Varian 4 Varian 8 Tahap akhir Sumber: Pengolahan Data V -45 Universitas Sumatera Utara Langkah selanjutnya adalah menyeleksi penggabungan kombinasi prinsip solusi yang dilihat berdasarkan kriteria : 1. Memenuhi fungsi secara keseluruhan 2. Dapat memenuhi yang disyaratkan 3. Mudah dibuat 4. Keamanan terjamin 5. Lebih disukai perancang 6. Informasi memadai 7. Stabilitas produk. Selanjutnya diisi dengan menggunakan formulir pengisian dengan memberikan bobot nilai 1 jika varian yang tersedia sesuai dengan kriteria perancangan dan bobot nilai 0 jika varian yang tersedia tidak sesuai dengan kriteria perancangan. Tabel 5.26. Formulir Pengisian Kriteria Varian 1 2 3 4 5 6 7 8 Memenuhi fungsi secara keseluruhan 1 1 1 1 1 1 1 1 Dapat memenuhi yang disyaratkan 1 1 1 1 1 1 1 1 Mudah dibuat 1 1 1 Keamanan terjamin 1 1 1 1 1 Lebih disukai perancang 1 1 Informasi memadai 1 1 1 Stabilitas produk 1 1 1 1 Total 4 7 2 5 4 7 2 2 Sumber: Pengolahan Data Dari Tabel 5.26. dapat diketahui bahwa varian 2 dan varian 6 memenuhi semua kriteria sehingga konsep yang diambil adalah konsep one piece dan adjustable. Universitas Sumatera Utara 3. Perancangan bentuk produk embodiment design Pada fase perancangan bentuk ini, konsep produk diberi bentuk sehingga komponen-komponen tersebut secara bersama menyusun bentuk produk sehingga produk dapat melakukan fungsinya. Dalam hal ini bentuk redesain meja dan kursi sekolah didasarkan kepada produk yang sudah ada sebelumnya. Dalam proses perencanaan, pengembangan digunakan untuk memperbaiki dan mengembangkan desain aktual meja dan kursi Sekolah Dasar ABC kelas 5 yang sudah ada terlebih dahulu. Konsep redesain yang digunakan adalah kombinasi dari konsep one piece pada desain meja dan kursi siswa ABC kelas 5 dengan konsep adjustable. Pada Gambar 5.9. merupakan gambaran kombinasi konsep one piece dengan konsep adjustable. Dari Gambar 5.9. a dan c merupakan desain aktual meja dan kursi siswa ABC kelas 5 dengan konsep one piece yang diredesain dengan menggunakan konsep adjustable pada Gambar 5.9. b dan d pada tahap awal redesain. Dari Gambar 5.9. b dan d dapat diketahui bahwa terdapat 2 handle pada bawah meja dan kursi yang digunakan untuk menaik turunkan ketinggian meja dan ketinggian kursi. Universitas Sumatera Utara a b c d Sumber: Hasil Pengolahan Data Gambar 5.9. Tahap Awal Redesain Meja dan Kursi Siswa Sekolah Sedangkan pada tahap akhir redesain meja dan kursi sekolah dapat dilihat pada Gambar 5.10. Universitas Sumatera Utara a b c d Sumber: Hasil Pengolahan Data Gambar 5.10. Hasil Redesain Meja dan Kursi Siswa Sekolah Dari Gambar 5.10. a dan c merupakan desain aktual meja dan kursi siswa ABC kelas 5 dan Gambar 5.10. b dan d hasil redesain meja dan kursi. 4. Perancangan detail Pada fase perancangan detail, maka susunan komponen produk, bentuk dan dimensi dari setiap komponen produk ditetapkan. Hasil akhir fase ini adalah gambar rancangan lengkap dan spesifikasi produk untuk pembuatan. Adapun Universitas Sumatera Utara variabel redesain meja dan kursi sekolah secara ergonomis berdasarkan dimensi antropometri yang digunakan perancang adalah sebagai berikut: a. Tinggi meja Tinggi meja ditentukan oleh tinggi popliteal ditambah dengan tinggi siku dalam posisi duduk. Dalam hal ini redesain dilakukan guna mendapatkan hasil redesain tinggi meja yang bisa diubah-ubah ukurannya sesuai keinginan pengguna. Tinggi minimum meja diambil dari data antropometri siswa terendah dengan persentil 5 th dan data tertinggi dengan persentil 95 th. Adapun ukuran tinggi meja adalah sebagai berikut: tinggi minimum meja = 30,2 + 11,2 = 41,4 cm. tinggi maksimum meja = 40,6 + 18,3 = 58,9 cm. b. Lebar meja Lebar meja ditentukan oleh panjang rentang tangan ke depan. Dalam hal ini ukuran lebar meja ditentukan oleh data rata-rata antropometri siswa. Adapun ukuran rata-rata panjang rentang tangan ke depan siswa persentil 50 th yaitu: lebar meja = 56,3 cm c. Panjang meja Dalam hal ini panjang meja tidak terlalu berpengaruh terhadap sikap duduk ataupun postur tubuh siswa. Oleh karena itu, ukuran panjang meja yang digunakan dalam redesain meja ini adalah ukuran yang ditetapkan oleh pemerintah dalam peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2011 tentang petunjuk teknis penggunaaan dana alokasi khusus bidang pendidikan tahun anggaran 2012 untuk sekolah dasar Universitas Sumatera Utara atau sekolah dasar luar biasa yang berkaitan dengan standar dan spesifikasi teknik perabot ruang kelas kategori meja siswa tunggal dengan panjang meja 60 cm. d. Tinggi meja dari bawah meja Tinggi meja dari bawah meja ditentukan oleh tinggi popliteal ditambahkan tebal paha. Tinggi minimum meja dari bawah meja diambil dari data antropometri dengan persentil 5 th. Adapun ukuran tinggi meja dari bawah meja adalah sebagai berikut: tinggi minimum meja dari bawah meja = 30,2 + 5,7 = 35,9 cm. Berdasarkan ukuran tersebut, maka dilakukan perhitungan untuk menentukan tinggi laci agar sesuai dengan siswa. Dalam hal ini tinggi laci ditentukan dengan ukuran minimum tinggi meja dan ukuran minimum tinggi meja dari bawah meja seperti berikut ini: tinggi laci = 41,4 – 35,9 = 5,5 cm. e. Tinggi kursi Tinggi kursi ditentukan oleh tinggi popliteal siswa. Dalam hal ini redesain dilakukan guna mendapatkan hasil redesain tinggi kursi yang bisa diubah- ubah ukurannya sesuai keinginan pengguna. Tinggi minimum kursi diambil dari data antropometri siswa dengan persentil 5 th dan data tertinggi diambil dari data antropometri siswa dengan persentil 95 th. Adapun ukuran tinggi kursi adalah sebagai berikut: tinggi minimum kursi = 30,2 cm. tinggi maksimum kursi = 40,6 cm. Universitas Sumatera Utara f. Lebar kursi Lebar kursi harus sesuai dengan lebar pinggul siswa. Dalam hal ini ukuran lebar kursi ditentukan dengan data antropometri siswa yang terbesar dengan persentil 95 th yaitu 27,3 cm. g. Panjang kursi Panjang kursi harus sesuai dengan panjang popliteal siswa. Dalam hal ini ukuran panjang kursi ditentukan dengan data antropometri siswa yang terbesar dengan persentil 95 th yaitu 39,2 cm. h. Tinggi sandaran punggung kursi Tinggi sandaran punggung harus sesuai dengan tinggi bahu dalam posisi duduk. Dalam hal ini ukuran tinggi sandaran punggung kursi ditentukan oleh data rata-rata antropometri siswa. Adapun ukuran rata-rata tinggi sandaran punggung kursi dengan persentil 50 th yaitu: tinggi sandaran punggung kursi = 43,5 cm i. Lebar sandaran punggung kursi Lebar sandaran punggung kursi harus sesuai dengan lebar sisi bahu siswa. Dalam hal ini ukuran lebar sandaran punggung kursi ditentukan dengan data antropometri siswa yang terbesar dengan persentil 95 th yaitu 32,6 cm. Adapun gambar detail meja dan kursi hasil redesain beserta spesifikasinya dapat dilihat pada Gambar 5.11. Universitas Sumatera Utara 5,5 41,4 60 56,3 17,5 13 40,6 27,3 10 43,5 39,2 10,4 32,6 a b Sumber: Hasil Pengolahan Data Gambar 5.10. Spesifikasi Hasil Redesain Meja dan Kursi Siswa Sekolah cm Dari Gambar 5.10. a diatas merupakan gambar detail hasil redesain meja dan Gambar 5.10. b merupakan gambar detail hasil redesain kursi. Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa kaki meja, kaki kursi, sandaran kursi, pijakan kaki meja dan pijakan kaki kursi terbuat dari besi. Sedangkan alas meja, laci meja, alas kursi dan alas sandaran kursi terbuat dari kayu. Universitas Sumatera Utara

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1 Analisis

Standard Nordic Questionnaire dan Checklist Penelitian Dari hasil Standard Nordic Questionnaire dapat diketahui bahwa hanya 1,4 siswa yang pernah merasakan keluhan sangat sakit. Hal ini dikarenakan siswa hanya melakukan pekerjaan ringan dengan tugas dasar menulis. Keluhan sakit sering dialami siswa pada bagian tubuh punggung sebesar 11,6 , pada pinggang 10,1 dan pada leher bagian bawah 6,5 . Hal ini dikarenakan posisi tubuh siswa yang membungkuk karena meja terlalu dengan siswa. Sedangkan pada bagian lutut kanan sebesar 9,4 dan paha kanan sebesar 8,7 dikarenakan pada desain kursi kelas I tidak memiliki ruang untuk paha sehingga paha dan lutut siswa tertekan. Sakit pada kaki kanan sebesar 8 dan kaki kiri sebesar 8,7 dikarenakan kaki siswa menggantung. Keluhan agak sakit sering dialami siswa pada bagian leher atas sebesar 29, disusul dengan bagian tubuh tangan kanan sebesar 28,3, kemudian kaki kanan sebesar 23,3 dan lutut kanan sebesar 20,3 serta 21 pada bagian kaki kiri dan pinggang. Pada punggung sebesar 18,1 dan bahu kanan sebesar 18,8 dikarenakan bahu siswa naik pada saat menulis karena meja yang terlalu tinggi dengan siswa. Keluhan yang dialami siswa tersebut diakibatkan oleh ketidaksesuaian meja dan kursi sekolah dengan siswa. Ketidaksesuaian dimensi tubuh siswa dengan tinggi meja, tinggi meja dari bawah meja dan tinggi kursi sebesar 100 , Universitas Sumatera Utara