Sikap Kerja Duduk LANDASAN TEORI

sudut 90 . Sebagian lagi mengatakan bahwa penempatan siku dan lutut yang bervariasi lebih baik selama penggunanya tidak membungkuk. Akan tetapi, semua ahli ergonomi sepakat bahwa postur tubuh yang baik selama duduk dan yang nyaman jika tidak ada tekanan pada bokong, lengan dan otot pengguna serta kaki pengguna berada di lantai. Lebih baik lagi jika duduk dengan cara yang bervariasi dibandingkan dengan postur yang tetap Openshaw, et al. 2006.

3.5 Sikap Kerja Duduk

Sikap kerja adalah proses kerja yang sesuai dengan anatomi tubuh dan ukuran peralatan yang digunakan pada saat bekerja. Sikap tubuh merupakan faktor resiko ditempat kerja. Sikap tubuh dalam bekerja berhubungan dengan tempat duduk dan meja kerja. Posisi duduk pada otot rangka dan tulang belakang terutama pada pinggang harus dapat ditahan dengan sandaran kursi agar terhindar dari rasa nyeri dan cepat lelah. Pada posisi duduk tekanan tulang belakang akan meningkat dibanding berdiri atau berbaring, bila posisi duduk tidak benar. Diasumsikan menurut Nurmianto 1998 tekanan posisi tidak duduk 100, maka tekanan akan meningkat menjadi 140 bila sikap duduk tegang dan kaku, dan tekanan akan meningkat menjadi 190 apabila saat duduk dilakukan membungkuk ke depan. Oleh karena itu perlu sikap duduk yang benar dan dapat relaksasi tidak statis. Sikap kerja duduk berhubungan dengan kursi. Kegunaan kursi adalah untuk menstabilkan postur tubuh berupa: 1. Nyaman selama periode waktu Universitas Sumatera Utara 2. Memuaskan secara fisiologis 3. Tepat digunakan untuk tugas atau kegiatan yang bersangkutan. Semua kursi tidak nyaman dalam jangka panjang, tapi beberapa kursi menjadi tidak nyaman lebih cepat daripada yang lain. Pada kursi tertentu, beberapa orang akan merasa tidak nyaman dibandingkan orang lainnya. Kenyamanan mungkin dipengaruhi oleh tugas atau aktivitas yang dilakukan pengguna serta lama waktu penggunaannya. Dengan kata lain, kenyamanan atau lebih tepatnya tingkat ketidaknyamanan akan tergantung pada interaksi antara karakteristik kursi, karakteristik pengguna dan karakteristik tugas seperti Tabel 3.1. berikut. Tebel 3.1. Faktor Kenyamanan Kursi Karakteristik Kursi Karakteristik Pengguna Karakteristik Tugas Dimensi kursi Dimensi tubuh Durasi Sudut kursi Penyakit tubuh Kebutuhan penglihatan Profil kursi Sirkulasi Kebutuhan pisik Material Persepsi Kebutuhan Mental Sumber : Handbook Bodyspace Antropometry, Ergonomics and the Design of Work Pheasant, 2003 Kursi yang cocok untuk pengguna dipengaruhi oleh faktor antropometri. Kesesuaian antara dimensi kursi dan pengguna diperlukan untuk kenyamanan, tetapi itu saja tidak cukup. Secara umum, kursi yang nyaman dalam jangka panjang secara fisiologis akan memuaskan. Di satu sisi, hal ini sulit untuk dilihat bagaimana peristiwa ketidaknyamanan ini terjadi, akan tetapi secara fisiologis istilah ini dianggap sebagai tanda-tanda peringatan akan terjadinya kerusakan jaringan. Akan tetapi ada yang mengatakan bahwa kerusakan jaringan tubuh terjadi karena ketidaksesuaian postur tubuh saat duduk. Ketika duduk di kursi Universitas Sumatera Utara yang relatif tinggi, maka lutut dan sudut antara paha dan batang tubuh akan membentuk sudut masing-masing 90 . Oleh karena itu, dalam merancang kursi tujuannya adalah untuk mendukung tulang belakang berada pada posisi netral tanpa perlu usaha otot. Jika sikap kerja duduk yang dilakukan menggunakan meja, berikut rekomendasi tinggi meja kerja dengan beberapa kategori kerja sebagai berikut: 1. Untuk tugas yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, tinggi meja kerja yaitu 50-100 mm dibawah tinggi siku 2. Untuk tugas seperti menulis, tinggi meja kerja yaitu 50-100 mm diatas tinggi siku. 3. Untuk tugas berat seperti melibatkan tekanan pekerja, tinggi meja kerja yaitu 100-250 mm dibawah tinggi siku. 4. Untuk tugas panel control, tinggi meja kerja yaitu berada diantara tinggi siku dan tinggi bahu.

3.6 Antropometri