meliputi biaya input bibit, pupuk, tenaga kerja, insektisidaherbisida, biaya penyusutan, PBB dan biaya lain-lain. Jadi total biaya produksi merupakan
keseluruhan biaya usahatani, termasuk biaya tetap penyusutan, dan PBB maupun biaya tidak tetap seperti biaya sarana produksi bibit, pupuk dan
insektisidaherbisida. Adapun total biaya produksi rata-rata yang digunakan petani kelapa sawit, kakao, dan karet per hektar dapat dilihat pada Tabel 17
dibawah ini :
Tabel 17. Total Biaya Produksi Rata-Rata Usahatani Kelapa Sawit, Kakao dan Karet Per HaTahun
Jenis Biaya Usahatani
Kelapa Sawit RpHa
Kakao RpHa
Karet RpHa
1. Tenaga kerja 3.669.815
20.445.833 11.428.800
a. TKDK 591.150
13.657.315 9.112.560
b. TKLK 3.078.950
6.788.600 2.316.240
2. Saprodi 1.484.836
13.127.333 3.418.833
3. Penyusutan 163.733
2.125.277 125.859
4. PBB 50.556
430.833 57.000
5. Tranportasi 71.570
806.667 412.500
Total 5.440.509
36.935.943 15.442.992
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 16, 17 dan 18 Tahun 2007
Berdasarkan Tabel 17. dapat dilihat biaya-biaya produksi yanng digunakan dalam usahatani adalah sebagai berikut :
1. Tenaga Kerja
Salah satu faktor yang penting dalam usahatani kelapa sawit, kakao, dan karet adalah tenaga kerja, karena tenaga kerja merupakan penunjang akan
berlangsungnya suatu usahatani. Petani di daerah penelitian dalam mengelolah usahataninya hanya menggunakan tenaga kerja dalam keluarga TKDK dan
tenaga kerja luar keluarga TKLK, dan jika di upahkan sebesar RP 35.000hari untuk usahatani kelapa sawit, untuk usahatani kakao, jika diupahkan sebesar Rp
Universitas Sumatera Utara
35.000hari sedangkan untuk usahatani karet, jika di upahkan sebesar 40.000hari. Rara-rata besarnya biaya tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani kelapa
sawit adalah sebesar Rp 3.669.815Ha, rata-rata biaya tenaga kerja untuk usahatani kakao sebesar Rp 20.445.833Ha sedangkan rata-rata biaya tenaga kerja
untuk usahatani karet adalah sebesar Rp 11.428.800Ha. Dapat dilihat bahwa perbedaan penggunaan biaya tenaga kerja antara petani kelapa sawit, kakao, dan
karet dimana petani kakao lebih besar biaya tenaga kerjanya Rp 16.776.018 dari petani kelapa sawit, sedangkan untuk petani karet adalah sebesar Rp 9.017.033.
2. Sarana Produksi
Biaya sarana produksi rata-rata yang digunakan dalam usahatani kelapa sawit adalah sebesar Rp 1.484.836ha, untuk usahatani kakao biaya sarana
produksi rata rata adalah sebesar Rp 13.127.333Ha sedangkan untuk usahatani karet biaya sarana produksi rata-rata sebesar Rp 3.418.833ha. Perbedaan sarana
produksi petani kelapa sawit, kakao, dan karet dimana petani kakao lebih besar penggunaan sarana produksi sebesar Rp 11.642.497 dari petani kelapa sawit
sedangkan untuk petani karet sebesar RP 9.708.500.
3. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan merupakan salah satu biaya dalam proses produkasi yang dibebankan terhadap seluruh alat-alat pertanian yang digunakan oleh petani.
Adapun alat-alat yang digunakan dalam usahatani kelapa sawit antara lain cangkul, parang babat, egrek, bambu egrek. Biaya penyusutan usahatani kelapa
sawit sebesar Rp163.733Ha, untuk usahatani kakao alat yang digunakan adalah cangkul, parang babat, gunting pangkas, pisau dan sprayer dengan biaya
penyusutan sebesar Rp 2.125.277Ha sedangkan untuk usahatani karet alat yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan adalah cangkul, parang babat, pisau deres, knapsack, ember, tempurung dan kawat dengan biaya penyusutan sebesar Rp125.859ha. Perbedaan
biaya penyusutan antara petani kelapa sawit, kakao, dan karet, dimana petani kakao lebih besar penggunaannya sebesar Rp 1.835.685Ha dari usahatani kelapa
sawit dan karet.
3. Pajak TanahPBB