HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem Produksi Budidaya Usahatani Kelapa Sawit, Kakao, dan Karet di Daerah Penelitian
Sistem usahatani kelapa sawit, kakao, dan karet adalah alur kegiatan usahatani yang dimulai dari tahap awal yaitu pembibitan hingga tahap akhir yaitu
pemanenan. Mulai tahap awal hingga akhir usahatani kelapa sawit, kakao, dan karet sebenarnya tidak jauh berbeda seperti persiapan lahan, pembibitan,
penanaman, penyulaman, pemeliharaan serta panen. Adapun kegiatan usahatani yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Sistem Usahatani Kelapa Sawit, Kakao, dan Karet Persiapan Lahan
Kegiatan persiapan lahan merupakan tahapan kegiatan awal dalam usahatani perkebunan kelapa sawit, kakao, dan karet sehingga tahapan ini
perlakuantindakan yang dilakukan pada umumnya sama. Kegiatan ini sangat penting sehingga harus dilakukan dengan baik dan benar untuk menunjang
keberhasilan kegiatan pengelolaan perkebunan. Pembukaan areal di Desa Gunung Selamet umumnya areal tanaman untuk
kelapa sawit, kakao, dan karet yang berasal dari areal hutan. Pembukaan areal hutan untuk dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit umumnya dilakukan secara
manual dengan menggunakan gergaji rantai, parang, cangkul, dan babat. Proses pembukaan lahan diawali dengan mengimas yaitu membabat
semak-semak dan pohon-pohon kecil serta menebang pohon-pohon besar. Kemudian dikumpulkan setelah kering lalu dibakar. Setelah dibakar dilakukan
Universitas Sumatera Utara
cincang peron atau mengumpulkan sisa-sisa kayu yang belum terbakar untuk di bakar kembali sehingga lahan bersih.
Pemancangan dilakukan setelah lahan yang akan ditanami dianggap sudah bersih dari kayu-kayu besar, kemudian membuat lubang tanam untuk tanaman
kelapa sawit ukurannya adalah 40 x 40 x 40 cm pada pancang-pancang yang di buat sebelumnya, untuk kakao lubang tanamnya berukuran 60 x 60 cm, sedangkan
untuk karet ukuran lubang tanam umumnya yang digunakan 70 x 70 cm untuk bagian atas dan 50 x 50 cm untuk bagian dasar dengan kedalaman 60 cm.
Pembibitan
Keberhasilan rencana penanaman di lapangan dan produksi tergantung pada keberhasilan pertumbuhan utama bibit yang akan ditanam. Pembibitan utama
membutuhkan biaya besar sehingga dalam persiapannya diperlukan perencanaan yang matang. Disamping itu faktor bahan tanaman atau bibit yang memiliki sifat-
sifat unggul akan menjamin suatu pertumbuhan yang baik dan tingkat produksi yang tinggi apabila perlakuan secara optimal.
Pada umumnya petani di Desa Gunung Selamet membeli bibit siap tanam yang berumur 10-12 bulan yang bibitnya berasal dari pembibitan kelapa sawit
yang dibuat oleh Perkebunan Marihat, dan ada juga petani membeli bibit dari petani yang mempunyai pembibitan. Harga bibit untuk per batangnya adalah
berkisar Rp 2000-3000batang. Untuk petani kakao juga membeli bibit siap tanam berumur 6-8 bulan berasal dari Dinas Perkebunan Labuhan Batu dengan harga per
bibit Rp 3500-4000, sedangkan untuk petani karet juga memebeli bibit berasal dari penangkar bibit yang diambil dari Desa Perdamean yang berumur 4 bulan
atau berpayung 2 dengan harga per bibir 2500- 3000batang.
Universitas Sumatera Utara
Penanaman
Penanaman dilakukan pada lubang tanam yang telah dipersiapkan dan sebaiknya lubang tanam dibuat bersamaan dengan waktu tanam akan lebih
terjamin kualitasnya.. Jarak tanam yang digunakan untuk tanaman kelapa sawit 9 x 9 m dengan kerapan 143 batanghektar. Sebelum bibit ditanam ke lubang
tanam terlebih dahulu dasar polybag disayat terlebih dahulu, setelah itu bibit dimasukkan ke lubang tanam kemudian ditimbun dengan tanah lapisan atas
top soil setelah itu diberikan pupuk dasar RP Rock Phospate sebanyak 250 gr batang. Untuk kakao terlebih dahulu mencampur tanah lapisan atas dengan 5 kg
pupuk kandang, diaduk rata baru dilakukan penanaman dengan jarak tanam 3 x 3 m dengan kerapan 33 batanghektar sedangkan untuk karet jarak tanam yang
digunakan 6 x 4 m dengan kerapan550 batanghektar dengan pupuk dasar yang digunakan adalah dolomit 250 grbatang.
Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan TBM
Pemeliharaan kelapa sawit, kakao, dan karet di daerah penelitian dilakukan sejak tanaman ditanam di lapangan dan akan berproduksi optimal jika dipelihara
dengan baik. Setelah itu dilakukan pemupukan untuk kelapa sawit dengan aplikasi 3-4 kali setahun dengan jenis pupuk yang digunakan adalah NPK dengan
dosis 800-1500 grambatang, dan Dolomit dengan dosis 250 grambatang, untuk kakao pemupukan dilakukan dengan aplikasi 3 kali setahun dengan jenis pupuk
yang digunakan adalah Pupuk Kandang 7 kgbatang, dan NPK dengan dosis 700 grambatang, sedangkan untuk karet pemupukan dilakukan 3-4 kali setahun
dengan jenis pupuk yang digunakan adalah Urea dengan dosis 500 grambatang, RP dengan dosis 200 grambatang dan SP-36 dengan dosis 300 grambatang.
Universitas Sumatera Utara
Selain pemupukan tanaman pemeliharaan lain yang dilakukan adalah penyiangan gulma.
Penyiangan gulma dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara membabat dan membuang anak kayu. Alat yang digunakan dengan memakai
parang babat. Untuk penyiangan secara kimia dilakukan untuk membersihkan ladang, rumput dengan menggunakan obat-obatan. Untuk kelapa sawit dan karet
jenis herbisida yang digunakan adalah Roundup dengan dosis pemakaian 4-5 liter. Sedangkan untuk pemberantasan serangga yang menyerang tanaman kakao jenis
insectisida yang digunakan adalah Decis dengan dosis pemakaian adalah 2-3,1 literpohon.
Penyisipan dapat dilakukan pada umur tanaman 3 bulan setelah penanaman dilakukan, apabila terdapat bibit yang mati atau rusak baru dilakukan
penyulaman. Ketentuan banyak jumlah sisipan tergantung dari bibit yang mati terserang hama ataupun tikus atau kondisi kurang terjamin.
Pemangkasan pada tanaman kelapa sawit adalah untuk memudahkan pemanenan untuk memotong buah, memberi kesempatan pada pertumbuhan
tandan karena terlindungi dan terjepit dan mengurangi kehilangan brondolan yang terjepit pada pelepah daun, Pemangkasan pada tanaman kakao adalah usaha untuk
meningkatkan produksi dan mempertahankan umur ekonomis tanaman dan pada umumnya pemangkasan dilakukan agar mudah melakukan pemanenan dan juga
agar tanaman tidak mudah terserang penyakit, disamping itu petani juga melakukan pemangkasan supaya dahan tidak terlalu rimbun sedangkan untuk
tanaman karet tidak ada dilakukan pemangkasan.
Universitas Sumatera Utara
Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan TM
Pemeliharaan tanaman menghasilkan TM tidak jauh berbeda dengan tanaman yang belum menghasilkan, terutama penyiangan gulma, rumput-rumput,
anak kayu serta pemberantasan serangga. Dalam hal ini pemupukan tanaman kelapa sawit di Desa Gunung Selamet umumnya menggunakan pupuk NPK, RP
dan Dolomit, untuk pemupukan kakao umumnya menggunakan Pupuk Kandang dan NPK sedangkan untuk karet umumnya menggunakan pupuk Urea, SP-36.dan
RP. Pemupukan yang dilakukan pada tanaman karet yang telah menghasilkan adalah bertujuan untuk :
- Meningkatkan hasil sadapan - Mempertahankan serta memperbaiki kesehatan dan kesuburan
pertumbuhan tanaman
Penyadapan
Untuk tanaman kelapa sawit dan kakao tidak ada dilakukan penyadapan sedangkan untuk karet ada dilakukan penyadapan. Penyadapan yang dilakukan
pada tananan karet adalah dengan menggunakan pisau deres. Penyadapan dilakukan dengan menyayat atau mengiris kulit batang. Penyadapan yang
dilakukan adalah dengan sistem ABC yaitu pohon karet yang disadap dengan rincian tiga hari sadap satu hari libur dengan penyadapan berlangsung selama 4
hari kerja dalam seminggu.
Panen
Panen merupakan kegiatan puncak dari kegiatan pemeliharaan tanaman yang dilakukan. Panen untuk tanaman kelapa sawit dilakukan dengan cara
mendodos dengan menggunakan egrek. Dalam kegiatan panen TBS kelapa sawit
Universitas Sumatera Utara
sendiri meliputi pekerjaan pemotongan tandan buah kelapa sawit pengutipan berondolan dan pengangkutan TBS termasuk berondolan ke tempat pengumpulan
hasil TPH dan dari TPH di bawa ketempat pembeli TBS atau langsung ke pabrik pengolahan kelapa sawit PKS.
Panen yang dilakukan petani kakao di Desa Gunung Selamet berdasarkan bertambahnya umur kakao dan juga bergantung pada pemupukan. Panen pada
tanaman kakao adalah dengan cara memetik yaitu tidak sampai melukai batang yang ditumbuhi buah dengan menggunakan gunting pangkas. Ciri-ciri buah akan
dipanen adalah warna kuning pada alur buah dan punggung buah, warna kuning pada seluruh permukaan buah.
Panen yang dilakukan petani karet adalah 5 hari sekali, jika mangkok penampung getah telah terisi penuh dan getah dalam keadaan menggumpal
dilakukan pada hari selasa sore untuk penjualan pada hari rabu atau penggumpalan pada hari jumat sore untuk penjualan hari sabtu dan biasanya ada
petani yang langsung menjual hasilnya ke pabrik tapi ada juga yang menjual kepada tempat pengumpulan hasil TPH.
Untuk melihat perbedaan sistem produksi usahatani budidaya kelapa sawit, kakao, dan karet dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 11. Perbedaan Sistem Produksi Usahatani Kelapa Sawit, Kakao, dan Karet di Daerah Penelitian
No Sistem Usahatani
Kelapa Sawit Kakao
Karet
1 Persiapan Lahan 2 Pembibitan
3 Penanaman +
+ +
4 Penyulaman 5 Pemangkasan
- 6 Penyiangan
7 Penyemprotan 8 Pemupukan
9 Penyadapan -
- 10 Panen
+ +
+ Dari Tabel 11. dapat dilihat bahwa kegiatan sistem usahatani yang dilakukan
petani yang mengusahakan usahatani kelapa sawit, kakao, dan karet relatif sama, tetapi pada kegiatan sistem usahatani tertentu terdapat perbedaan perlakuan yaitu
dalam penanaman jarak tanam dan jumlah bibit, pemangkasan, penyadapan dan panen. Untuk tanaman kelapa sawit jarak tanam yang digunakan adalah 9 x 9 m
dengan kerapatan 143 batangHa, untuk tanaman kakao jarak tanam yang digunakan adalah 3 x 3 m dengan kerapatan 825 batangHa sedangkan untuk
tanaman karet jarak tanam yang digunakan adalah 6 x 4 m dengan kerapatan 550 batangHa. Selain jarak tanam dan jumlah bibit yang digunakan berbeda untuk
masing-masing komoditi, selain itu untuk tanaman kelapa sawit dan kakao ada dilakukan pemangkasan sedanngkan pada tanaman karet tidak dan sebaliknya
untuk tanaman karet ada dilakukan penyadapan tanaman sedangkan untuk tanaman kelapa sawit dan kakao tidak ada dilakukan penyadapan. Berarti ada
perbedaan sistem produksi usahatani budidaya komoditi kelapa sawit, kakao, dan karet di daerah penelitian dapat diterima.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Perbedaan Penggunaan Input Produksi Usahatani Kelapa Sawit, Kakao dan Karet