164
4.2.4. Interpretasi Model a. Koefisien Efek Tetap
Hanya ada 6 KabupatenKota di Sumatera Utara yang memiliki koefisien yang bertanda positif, yaitu Kabupaten Labuhan Batu, Asahan, Simalungun, Deli
Serdang, Langkat, dan Kota Medan. Sedangkan ke 13 KabupatenKota lainnya memiliki koefisien yang bertanda negatif. Di mana Kota Medan merupakan
KabupatenKota dengan koefisien efek tetap bertanda positif yang paling tinggi sebesar 9561,859 dibandingkan 5 KabupatenKota lainnya. Sedangkan Kota Sibolga
merupakan KabupatenKota dengan koefisien efek tetap bertanda negatif yang paling rendah sebesar -2248,766 dibandingkan 12 KabupatenKota lainnya.
Koefisien efek tetap ini akan mempengaruhi koefisien intersep dari model analisis di mana jika koefisien efek tetap bernilai positif akan meningkatkan PDRB
atas harga konstan tahun 2000 dengan asumsi seluruh variabel penelitian dianggap tetap, hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di KabupatenKota tersebut
tidak dipengaruhi secara dominan oleh variabel-variabel bebas dalam penelitian. Sedangkan jika koefisien efek tetap bernilai negatif akan menurunkan PDRB atas
harga konstan tahun 2000 dengan asumsi seluruh variabel penelitian dianggap tetap, hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di KabupatenKota tersebut sangat
dipengaruhi secara dominan oleh variabel-variabel bebas dalam penelitian.
b. Variabel Konsumsi Masyarakat
Adapun koefisien regresi untuk konsumsi masyarakat adalah sebesar 0,137. Dengan tanda yang positif maka variabel konsumsi telah sesuai dengan hipotesis
Universitas Sumatera Utara
165 penelitian dan signifikan mempengaruhi PDRB atas harga konstan tahun 2000 pada
tingkat α = 1. Di mana jika konsumsi masyarakat pada 19 KabupatenKota se
Sumatera Utara mengalami peningkatan maka akan dibarengi dengan bertambahnya PDRB atas harga konstan tahun 2000 di masing-masing KabupatenKota tersebut.
Dengan kata lain, jika total konsumsi masyarakat mengalami peningkatan sebesar 10 milyar rupiah akan menyebabkan PDRB atas harga konstan tahun 2000 meningkat
sebesar 1,37 milyar rupiah. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa hubungan antara
konsumsi masyarakat dengan PDRB atas harga konstan tahun 2000 adalah positif atau searah. Semakin besar konsumsi masyarakat KabupatenKota semakin tinggi
pula PDRB atas harga konstan tahun 2000. Walaupun kebanyakan pertumbuhan ekonomi negara-negara di seluruh dunia sangat dipengaruhi oleh tingkat konsumsi
masyarakatnya, namun untuk KabupatenKota Sumatera Utara hal tersebut tidak sepenuhnya berlaku berdasarkan nilai koefisien konsumsi masyarakat yang tidak
terlalu dominan mempengaruhi PDRB harga konstan 2000.
c. Variabel Tabungan Masyarakat
Adapun koefisien regresi untuk konsumsi masyarakat adalah sebesar 0,173. Dengan tanda yang positif maka variabel simpanan masyarakat telah sesuai dengan
hipotesis penelitian dan signifikan mempengaruhi PDRB atas harga konstan tahun 2000 pada tingkat
α = 1. Di mana jika tabungan masyarakat pada 19 KabupatenKota se Sumatera Utara mengalami peningkatan maka akan dibarengi
dengan bertambahnya PDRB atas harga konstan tahun 2000 di masing-masing KabupatenKota tersebut. Dengan kata lain, jika total tabungan masyarakat
Universitas Sumatera Utara
166 mengalami peningkatan sebesar 10 milyar rupiah akan menyebabkan PDRB atas
harga konstan tahun 2000 meningkat sebesar 1,73 milyar rupiah. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa hubungan antara
tabungan masyarakat dengan PDRB atas harga konstan tahun 2000 adalah positif atau searah. Semakin besar tabungan masyarakat KabupatenKota semakin tinggi pula
PDRB atas harga konstan tahun 2000. Pengaruh tabungan masyarakat yang masih kecil terhadap PDRB harga konstan 2000 di KabupatenKota Sumatera Utara lebih
disebabkan masih rendahnya kemampuan perbankan sebagai lembaga intermediasi keuangan untuk dapat menyalurkan berbagai dana masyarakat yang berhasil
dihimpun untuk disalurkan kembali dalam berbagai bentuk kredit yang dapat memberikan sumbangsih terhadap perkembangan perekonomian KabupatenKota
Sumatera Utara.
d. Variabel Pengeluaran Pemerintah