Indische Partij Muhamadiyah Harga Keseimbangan

58 ×ÐÍ Ì»®°¿¼« ó ÍÓÐ Õ»´¿- Ê××× pemerintah Belanda merasa khawatir karena dianggapnya SI dapat membahayakan kedudukan pemerintah Belanda, apalagi setelah keanggotaan SI semakin luas dan besar serta berhasil mengadakan Kongres Nasional. Kongres Nasional I diselenggarakan di Jakarta dengan dihadiri oleh 360.000 anggota dan masih H.U.S. Cokroaminoto yang terpilih sebagai pimpinan SI. Sebelum Kongres Nasional tahunan yang kedua 1917, muncul aliran revolusioner yang dipimpin oleh Samaun. Pada tahun 1918 dalam kongres ketiga pengaruh Samaun yang hanya sebagai Ketua SI Lokal Semarang semakin menjalar dalam organisasi SI secara keseluruhan CSI = Central Sarekat Islam. Rupanya dengan hadirnya, aliran revolusioner merupakan awal perpecahan dalam organisasi SI. Buktinya dalam kongres keempat tahun 1919, SI memerhatikan golongan buruh karena diduga untuk mempersiapkan kemajuan menurut anggapan mereka hancur perekonomian tidak semata- mata penjajah melainkan adanya kapitalis dari para pengusaha lokal juga, sehingga pengaruh komunis sudah semakin merasuk pada organisasi ini. Terbukti saat dilakukannya kongres kelima tahun 1921 SI terpecah menjadi dua kelompok, yaitu SI Putih di bawah pimpinan H.U.S. Cokroaminoto dan SI Merah dipimpin oleh Samaun yang akhirnya berkembang menjadi organisasi yang berhaluan komunis. Tahun 1933 Central Sarekat Islam berubah menjadi Parti Sarekat Islam yang kehidupan organisasinya semakin kompleks dan pada tahun 1927 PSI berubah kembali menjadi PSII Partai Sarekat Islam Indonesia.

c. Indische Partij

Organisasi politik Indische Partij ini di- dirikan oleh Ernest Eugene Francois Douwes Dekker Dr. Danudirja Setia Budhi, dr. Cipto Mangunkusumo , dan Suwardi Suryaningrat Ki Hajar Dewantara yang dikenal dengan nama “Tiga Serangkai”, pada 25 Desember 1912 di Bandung. Perhimpunan ini termasuk organisasi yang memiliki keistimewaan, karena meskipun usianya pendek, tetapi anggaran dasarnya dijadikan sebagai peletak dasar politik Indonesia sebagai organisasi campuran antara orang Indo dengan pribumi. Namun karena prinsipnya yang sangat radikal dalam mengiginkan Indonesia merdeka, maka pemerintah Belanda sangat menentang dan hati-hati untuk berhubungan dengan Indische Partij . Sehingga perjuangannya untuk Gambar 2.5 Dr. Setia Budhi atau Douwes Dekker 1879-1950 Sumber: Album Pahlawan Bangsa Di unduh dari : Bukupaket.com 59 Kebangkitan Nasional Gambar 2.8 K.H. Akhmad Dahlan 1868- 1923 Sumber: Album Pahlawan Bangsa mendapatkan badan hukum ternyata sia-sia, karena pada 4 Maret 1913 perhimpunan ini ditutup dan dianggap sebagai organisasi terlarang. Ketiga tokohnya diasingkan ke Belanda. Namun Cipto Mangunkusumo dikembalikan karena sakit, dan pada tahun 1919 Setia Budhi dan Suwardi Suryaningrat juga dikembalikan dan mereka tetap terjun dalam dunia politik untuk memikirkan perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan.

d. Muhamadiyah

Muhamadiyah merupakan organisasi yang berakar pada keagamaan. Organisasi ini didirikan di Yogyakarta pada 18 November1912,dibawah pimpinanK.H.Ahmad Dahlan . Tujuan pendirian Muhamadiyah adalah sebagai tanggapan atas dasar saran Budi Utomo dengan maksud memberi pelajaran agama kepada anggotanya, sehingga kelompok Muhamadiyah dikatakan sebagai organisasi agama yang modern. Pelaksanaan program kerjanya dimulai dengan mendirikan sekolah yang berlandaskan agama, panti asuhan, panti jompo dan fakir miskin serta balai pengobatan dan rumah sakit. Perkumpulan initetap berpusat di Yogyakarta. Pada 20 Desember 1912, Muhamadiyah menginginkan organisasinya memiliki badan hukum dan ternyata dikabulkan oleh gubernur jenderal yang memerintah pada saat itu, dengan Gambar 2.6 R.M. Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara 1889-1959 Sumber: Dokumen penerbit Gambar 2.7 dr. Ciptomangunkusumo 1886-194 Sumber: Album Pahlawan Bangsa Di unduh dari : Bukupaket.com 60 ×ÐÍ Ì»®°¿¼« ó ÍÓÐ Õ»´¿- Ê××× dikeluarkannya Govermen Besluit SK nomor 81 tanggal 22 Agustus 1914. Ternyata setelah Muhamadiyah berbadan hukum, perkumpulan sejenis tidak hanya ada di Yogyakarta saja, melainkan muncul di beberapa wilayah di Indonesia, terutama di sekitar pesantren-pesantren yangseringmengadakan perkumpulan tablig. Atas persetujuan pemerintah Belanda, Muhamadiyah berhak mendirikan cabang di semua wilayah. Peranan Muhamadiyah sangat besar dalam mempersiapkan perlawanan terhadap dominasi asing. Sebab dengan hadirnya organisasi ini, tingkat pendidikan masyarakat Indonesia menjadi lebih maju, baik dalam pendidikan agama maupun pendidikan umum.

e. Gerakan Pemuda Seluruh Indonesia