48
×ÐÍ Ì»®°¿¼« ó ÍÓÐ Õ»´¿- Ê×××
putra mahkota. Sultan Zainul AriÞn yang dipengaruhi istrinya mengalah dan berniat mencabut kembali pengangkatan Pangeran
Gusti yang telah dilakukannya. Untuk itu, Sultan Zainul AriÞn meminta persetujuan VOC.
Memperoleh perlakuan seperti itu, tentu saja Pangeran Gusti tidak menerima. Ia kemudian menyingkir ke Batavia,
tetapi atas desakan Ratu Fatimah Syarifah, Pangeran Gusti oleh VOC dibuang ke Sailan Srilangka. Sementara itu, Sultan
Zainul AriÞn ditangkap oleh VOC, dengan tuduhan tidak waras gila, kemudian diasingkan ke Ambon. Sebagai pengganti
Sultan Banten diangkatlah Ratu Fatimah Syarifah. Atas jasa menggulingkan Sultan Zainul AriÞn dan Pangeran Gusti ini,VOC
memperoleh imbalan berupa tanah di sekitar Cisadane, serta hak atas penambangan emas di Lampung.
Rakyat Banten tidak menerima kepemimpinan Ratu Fatimah Syarifah, sehingga akhirnya meletus pemberontakan Banten
yang dipimpin oleh Ki Tapa dan Ratu Bagus Buang. Pasukan Ki Tapa dan Ratu Bagus Buang menyerang ibu kota Banten
dan mengepung istana, sehingga pasukan VOC kewalahan. VOC menyadari bahwa meletusnya perlawanan rakyat karena
ketidaksenangannya terhadap kepemimpinan Ratu Syarifah dan Pangeran Syarif. Untuk itu, VOC menangkap Ratu Syarifah dan
Pangeran Syarif dengan maksud untuk mengambil hati rakyat Banten. Meskipun keduanya telah ditangkap, tetapi perlawanan
rakyat Banten terus berlanjut.
Pasukan Ki Tapa terus bertempur mengusir VOC dari Banten. Namun, akhirnya, perlawanan Ki Tapa ini pun berhasil
dilumpuhkan oleh VOC. Ki Tapa dan Ratau Bagus Buang menyingkir dan meneruskan perlawanannya di daerah Bogor
dan Banten selatan.
c. Perlawanan Rakyat Mataram
Kesultanan Mataram berdiri pada tahun 1586 yang didirikan
oleh Sutowijoyo. Sebenarnya, kesultanan ini merupakan ke- lanjutan dari Kesultanan Demak. Pada masa pemerintahan
Sultan Agung
1613-1645, Kesultanan Mataram mencapai puncak kejayaannya.
Sultan Agung memiliki cita-cita yang tinggi, yakni ia ingin menyatukan seluruh kerajaan yang ada di Pulau Jawa yang
berada dibawah komando Mataram. Sultan Agung beranggapan bahwa penghalang cita-citanya itu adalah VOC. Menurutnya,
Di unduh dari : Bukupaket.com
49
Kebangkitan Nasional
VOC harus segera dilenyapkan. Untuk memancing kemarahan VOC, Sultan Agung meminta kepada VOC untuk menerima
kekuasaannya dan mengharuskan VOC menyerahkan upeti setiap tahun kepada Mataram sebagai tanda setia. Tentu saja
permintaan Sultan Agung itu ditolak.
Oleh karena tidak mau menerima kekuasaan Mataram, Sultan Agung memutuskan untuk menyerang kedudukan VOC
di Batavia Jayakarta. Serangan dilakukan sebanyak dua kali, yakni pada tahun 1628 dan tahun 1629. Kedua serangan itu
gagal, karena semua gudang perbekalan yang disimpan Sultan Agung di sepanjang pesisir Priangan dibakar VOC. Akibatnya,
pasukan Sultan Agung kelaparan, sehingga dengan mudah dapat dihancurkan oleh VOC.
Menyadari kegagalan dalam melakukan
perlawanan bersenjata, Mataram melancarkan blokade ekonomi untuk
melumpuhkan VOC di Batavia. Perniagaan beras dimonopoli oleh negara dan tidak boleh diperdagangkan kepada VOC.
Setelah Sultan Agung wafat pada tahun 1645, kedudukan sultan
digantikan oleh putranya
yang bergelar
Sunan Amangkurat I
. Berbeda dengan ayahnya, Sunan Amangkurat dalam menjalankan politik pemerintahannya melakukan kerja
sama dengan VOC. Tentu saja hal ini dilakukan agar ia terhindar dari serangan VOC.
Pada tahun 1646 diadakan perjanjian bilateral antara Sunan Amangkurat I dan VOC. Isi perjanjian tersebut sangat merugikan
Mataram. Adapun isi perjanjian itu di antaranya sebagai berikut.
1
Mataram mengakui kedudukankekuasaan VOC di Batavia dan VOC mengakui kekuasaan Sunan Amangkurat I di
Mataram. 2
Apabila ada utusan Mataram yang akan bepergian ke luar negeri akan diangkut oleh kapal-kapal VOC.
3 Kapal-kapal Kesultanan Mataram diperbolehkan melintasi
Selat Malaka dengan izin VOC. 4
Mataram tidak diperkenakan mengadakan hubungan dagang dengan Maluku.
5 Apabila terjadi peperangan, masing-masing tidak akan
saling membantu musuh. Dengan
ditandatanganinya perjanjian
ini, Mataram
mengakui kedaulatan VOC.
Di unduh dari : Bukupaket.com
50
×ÐÍ Ì»®°¿¼« ó ÍÓÐ Õ»´¿- Ê×××
d. Perlawanan Trunojoyo