147
Pranata Sosial
3 Pranata Ekonomi
Semua manusia tentu selalu berupaya untuk mendapatkan suatu benda atau jasa untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Ketika mereka berusaha untuk mendapatkan hal tersebut tidak dilakukan secara sembarangan, tetapi harus
mengikuti pola atau aturan yang berlaku. Karena demikian, maka muncullah sesuatu yang kita katakan sebagai pranata
ekonomi. Pranata ekonomi merupakan pranata yang menangani masalah kesejahteraan material, mengatur cara-cara produksi-
distribusi-konsumsi akan barang dan jasa yang menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Pranata ekonomi muncul ketika seorang individu mem- butuhkan sesuatu yang tidak ada pada diri dan kelompoknya.
Sehingga timbul usaha untuk mendapatkan sesuatu barang atau jasa tersebut. Sebagai contoh, ketika kita memiliki beras dan
memerlukan lauk, maka timbul dalam pemikiran kita untuk menukarkan sebagian beras dengan lauk kepada orang yang
memilikinya. Lama-kelamaan proses pertukaran barang ter- sebut semakin kompleks dan semakin rumit. Apalagi terdapat
ketidaksamaan nilai antara satu barang dengan barang yang lain. Untuk hal itu, maka disusunlah suatu aturan yang dapat
menjadikan seseorang mampu memiliki sesuatu yang diingin- kannya, misalnya dengan sistem pertukaran atau pembelian.
Menurut Kornblum pranata ekonomi difokuskan pada
pokok bahasan tentang pasar dan pembagian kerja, perubahan pekerjaan dan berkaitan dengan dunia usaha. Tetapi pada
pokoknya pranata ekonomi tetap saja berkaitan dengan kegiatan dan tata cara produksi, distribusi, serta konsumsi.
a. Kegiatan Produksi
Dalam pranata ekonomi, kegiatan produksi berkaitan dengan tata cara untuk menghasilkan suatu barang atau jasa yang
dibutuhkan oleh orang banyak.Semakin banyakjumlah penduduk, sistem produksi pun semakin kompleks. Adapun beberapa bentuk
tata cara dalam kegiatan produksi seperti berikut. Selain beberapa fungsi di atas, secara tidak nyata pendidikan
pun dapat memberikan dampak terhadap kepribadian seorang individu, misalnya:
- memperlambat pendewasaan, artinya selama masa pen-
didikan dia seolah bertingkah seperti anak-anak; -
mengurangi pengawasan dan pengendalian dari orang tua; -
mempertahankan sifat dan sistem kelas sosial.
Di unduh dari : Bukupaket.com
148
×ÐÍ Ì»®°¿¼« ó ÍÓÐ Õ»´¿- Ê×××
b. Kegiatan Distribusi
Sebelum barang yang dibutuhkan sampai kepada tangan individu terdapat sebuah kegiatan penyaluran barang dan jasa,
kegiatan tersebut dikenal dengan kegiatan distribusi. Adapun kegiatan dalam menyalurkan barang dan jasa ini terdiri atas tiga
cara yaitu sebagai berikut. 1
Resiprositas , yaitu pertukaran secara timbal-balik antara
barang dan jasa yang diperkirakan memiliki nilai yang sama, terdiri atas:
a resiprositas umum
, yaitu pertukaran barang yang dilaku- kan dengan cara menentukan nilai barang yang terlihat
pada waktu transaksi; b
resiprositas berimbang , yaitu tukar-menukar barang dan
jasa yang dilakukan dengan menentukan cara pasti untuk nilai barang yang ternilai pada saat penyerahan
dan penerimaan barangjasa; dan c
mekanisme pemerataan , yaitu kewajiban sosial seseorang
atau kelompok untuk menyalurkan , sehingga terdapat pemerataan barang atau jasa yang dibutuhkan.
1 Berburu dan meramu, yaitu usaha manusia dengan cara
mengumpulkan dan mencari bahan-bahan makan dari lingkungan yang ada di sekitarnya.
2 Bercocok tanam, yaitu memproduksi makanan dengan
cara membuat media tumbuh bagi suatu tanaman dalam sebidang lahan, dari mulai ladang berpindah, tanaman
kering sampai dengan persawahan yang menggunakan sistem irigasi.
3 Beternak dan memelihara ikan.
4 Membuat produk melalui kegiatan industri.
5 Menciptakan ide dan keterampilan di bidang jasa.
Gambar 6.11 Para petani sedang menanam padi di sawah
Gambar 6.12 Industri mobil
Sumber: Encarta Sumber: Encarta
Di unduh dari : Bukupaket.com
149
Pranata Sosial
2 Redistribusi
,yaitubentukpertukar- an dan penyaluran barang yang
masuk ke suatu kawasan pasar, lalu disalurkan kembali kepada
orang yang membutuhkannya.
3 Pertukaran pasar
, yaitu perpin- dahan
barang dari
pemilik yang satu kepada calon pemilik
berikutnya dengan prinsip me- nentukan kesepakatan harga ber-
dasarkan kekuatan penawaran dan permintaan.
c. Kegiatan Konsumsi